Perundingan Korut-Korsel Buntu

SEOUL (SI) – Perundingan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) kemarin mengalami kebuntuan. Pertemuan yang pertama kali dalam kurun waktu satu tahun itu tidak mencapai kesepakatan mengenai masalah apa saja yang akan dibahas.

Perundingan yang digelar di dekat kompleks industri gabungan Kaesong tersebut gagal merumuskan apa manfaat pertemuan tersebut dan topik apa yang akan didiskusikan. Juru bicara Departemen Unifikasi Korsel Kim Ho-nyoun mengatakan, delegasi Seoul menyeberangi garis demarkasi militer di perbatasan pada sekitar pukul 08:45 waktu setempat.

Meski demikian, mereka belum bisa bertemu dengan pejabat Korut. Kim mengutarakan bahwa para petugas penghubung bertemu dua kali sebelum petang kemarin di Kaesong, kota perbatasan Korut. “Namun, mereka tidak sepakat mengenai format pembicaraan utama,”ujarnya. Korut menolak mengumumkan siapa saja yang akan hadir dalam perundingan dan menolak lokasi pertemuan di Kaesong.

Kim mengatakan, para pejabat Korut tidak akan pernah memulai perundingan lintas perbatasan tanpa mengetahui siapa perwakilan Korut. “Kedua belah pihak saling bertukar pendapat selama pertemuan pagi kemarin. Di antaranya bagaimana menyusun pertemuan itu dan pejabat perantara akan bertemu lagi pada siang kemarin,” ungkap Kim Ho-nyoun. Hingga pukul 18:30 waktu setempat, delegasi Seoul masih berada di tempat perundingan.

Pertemuan formal belum digelar.Departemen Unifikasi Korsel menyatakan, delegasi Korsel menginap di kompleks Kaesong. Para analis memprediksi tidak ada kesepakatan yang tercapai dalam perundingan itu. Sebenarnya dalam perundingan itu,Pyongyang mengatakan ingin menyampaikan sebuah pesan penting.Kenyataannya, belum ada kejelasan apa pesan yang ingin disampaikannya.

Sebenarnya pihak Pyongyang yang mengusulkan menggelar perundingan itu pada pekan lalu.Saat itu Korut hanya mengatakan pertemuan itu sangat penting untuk membahas masa depan Kaesong. Di kota kawasan industri itu,seorang pekerja Korsel masih ditahan selama empat pekan. Seoul mengharapkan bisa mengetahui nasib pekerja Hyundai Asan Corp tersebut.Hyundai merupakan perusahaan Korsel yang beroperasi di kompleks tersebut. BBC melaporkan,pembicaraan itu satu-satunya peluang yang tersisa dari berbagai upaya yang dirintis dua pemerintahan sebelumnya.

Sejak pemerintahan konservatif Korsel berkuasa, hubungan kedua negara menjadi renggang. Korut juga meningkatkan pernyataan- pernyataan kerasnya, mengingatkan bahwa ibu kota Korea Selatan, Seoul, hanya berjarak 50 km dari perbatasan.Kemarahan Korut itu dipicu rencana Korsel bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam Proliferation Security Initiative (PSI). Ini merupakan koalisi untuk mencari dan menghancurkan kapal yang membawa senjata pemusnah massal.

Ketegangan di Semenanjung Korea memuncak setelah Korut meluncurkan roket pada Minggu (5/4).Hingga kemudian,Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mengecam Korut melanggar resolusi PBB. Pyongyang memprotes dengan menarik mundur dari perundingan pelucutan nuklir dan mengusir para pemantau internasional dari fasilitas nuklir utama. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/231863/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford