PBB Desak Sri Lanka Gencatan Senjata
KOLOMBO (SI) – Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) John Holmes kemarin meminta Sri Langka menghentikan serangan militer ke basis Macan Tamil.
Dengan demikian,para pekerja kemanusiaan dapat membantu warga sipil yang terjebak di zona perang. Holmes mengatakan, para pemimpin Sri Lanka yang memerintahkan serangan membabibuta itu telah mengorbankan ribuan nyawa warga sipil. Dia juga mendesak pemerintah Sri Lanka menggelar gencatan senjata.
“Kita memerlukan tenggat waktu untuk masuknya bantuan kemanusiaan dan pekerja kemanusiaan ke zona perang,”ujar Holmes yang menyarankan gerilyawan Macan Tamil keluar dari zona warga sipil dan meletakkan senjata. PBB memperkirakan ada sekitar 50.000 warga sipil yang terjebak di hutan yang menjadi basis kekuatan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE). PBB mengatakan, lebih dari 160.000 orang mengungsi dari zona perang itu.
Holmes mengatakan, warga sipil yang terjebak dalam konflik itu tidak hanya tewas akibat pertempuran tetapi juga akibat kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.“Kondisi mereka sangat menyedihkan dan itu sebabnya kami harus menemukan jalan untuk menghentikan pertempuran dan mengeluarkan mereka dari sana agar bisa dibantu dengan baik,”ujarnya. Dalam kunjungan tiga hari ke Sri Lanka, Holmes bertemu Menteri urusan Hak Asasi Manusia dan Manajemen Bencana Sri Lanka Mahinda Samarasinghe.
Dia juga mengunjungi kamp yang menampung 100.000 warga sipil yang mengungsi sejak pertempuran berkobar. Pemerintah Sri Lanka pun masih mencari mantan pejuang Macan Tamil yang bersembunyi di antara para pengungsi. “Kita harus mendapatkan akses dengan semua pengungsi di mana pun mereka berada, termasuk di zona konflik. Proses penyeleksian pun harus dilaksanakan dengan transparan,” papar Holmes.
Setelah pertemuan Holmes dan Samarasinghe, Sri Langka menyepakati permintaan Holmes yang menginginkan dua staf PBB diijinkan mendapatkan akses ke basis Macan Tamil. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/233184/
Dengan demikian,para pekerja kemanusiaan dapat membantu warga sipil yang terjebak di zona perang. Holmes mengatakan, para pemimpin Sri Lanka yang memerintahkan serangan membabibuta itu telah mengorbankan ribuan nyawa warga sipil. Dia juga mendesak pemerintah Sri Lanka menggelar gencatan senjata.
“Kita memerlukan tenggat waktu untuk masuknya bantuan kemanusiaan dan pekerja kemanusiaan ke zona perang,”ujar Holmes yang menyarankan gerilyawan Macan Tamil keluar dari zona warga sipil dan meletakkan senjata. PBB memperkirakan ada sekitar 50.000 warga sipil yang terjebak di hutan yang menjadi basis kekuatan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE). PBB mengatakan, lebih dari 160.000 orang mengungsi dari zona perang itu.
Holmes mengatakan, warga sipil yang terjebak dalam konflik itu tidak hanya tewas akibat pertempuran tetapi juga akibat kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.“Kondisi mereka sangat menyedihkan dan itu sebabnya kami harus menemukan jalan untuk menghentikan pertempuran dan mengeluarkan mereka dari sana agar bisa dibantu dengan baik,”ujarnya. Dalam kunjungan tiga hari ke Sri Lanka, Holmes bertemu Menteri urusan Hak Asasi Manusia dan Manajemen Bencana Sri Lanka Mahinda Samarasinghe.
Dia juga mengunjungi kamp yang menampung 100.000 warga sipil yang mengungsi sejak pertempuran berkobar. Pemerintah Sri Lanka pun masih mencari mantan pejuang Macan Tamil yang bersembunyi di antara para pengungsi. “Kita harus mendapatkan akses dengan semua pengungsi di mana pun mereka berada, termasuk di zona konflik. Proses penyeleksian pun harus dilaksanakan dengan transparan,” papar Holmes.
Setelah pertemuan Holmes dan Samarasinghe, Sri Langka menyepakati permintaan Holmes yang menginginkan dua staf PBB diijinkan mendapatkan akses ke basis Macan Tamil. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/233184/
Komentar