Ryuta Kawashima, Peneliti Fungsi Otak yang Jadi Miliarder
Berkendara sepeda motor ternyata membantu seseorang awet muda.Hal ini terjadi lantaran aktivitas mengendarai motor mampu menyegarkan otak.
BEGITULAHhasil penelitian Ryuta Kawashima, 50, ilmuwan terkemuka Jepang,baru-baru ini.Menurutnya, otak manusia bisa aktif dengan mengendarai sepeda motor karena orang harus ekstrahati-hati saat berkendara. ”Dalam kondisi yang nyaman dan mudah, pikiran dan tubuh manusia kurang terpacu,” ujar Kawashima.
”Otak mengalami peningkatan aktivitas saat sedangmengendaraimotor. Halinikarena mengendarai motor butuh kewaspadaan tinggi,”papar Ryuta Kawashima. ”Kesimpulan akhir kami menunjukkan, mengendarai motor bisa menunda penuaan,” paparnya kepada AFPbaru-baru ini. Eksperimen yang dilakukan Kawashima dan timnya melibatkan 22 orang yang berusia 40–50 tahun.Orang-orang tersebut memiliki surat izin mengemudi, tetapi sudah tidak mengendarai motor kurang lebih satu dekade. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diminta untuk mengendarai motor setiap hari selama dua bulan.Kelompok lain diminta menggunakan sepeda atau mobil.
”Kelompok yang mengendarai sepeda motor mendapat nilai yang tinggi saat tes fungsi kognitif,”ujar Kawashima.Menurut Kawashima, kelompok orang yang mengendarai motor mengaku jarang melakukan kesalahan saat kerja dan merasa lebih bahagia. Kawashima memang selalu tertarik meneliti dunia otak. Dia dikenal sebagai perancang perangkat lunak ”Brain Training”yang berisi kuissertapermainanlainpada2005.
Perangkat lunak tersebut tersedia dalam Nintendo DS dengan nama ”Brain Age”di Amerika Utara. ”Brain Age”” merupakan permainan untuk melatih aktivitas otak.Lebih dari 17 juta kopi game ”Brain Age”, termasuk di antaranya 1,4 juta di Amerika Serikat (AS). Royalti yang didapat Kawashima dari game itu diperkirakan mencapai 2,4 miliar yen (USD22 juta).Uang sebanyak itu digunakan untuk membangun dua laboratorium canggihdemiterusmengeksplorasi penelitian-penelitian tentang otak.Dia pun menjadi peneliti yang berstatus miliarder. Dia kemudian mengembangkan video games ”Brain Age”untuk para kakek dan nenek.
Kawashima mengklaim game tersebut dapat berdampaksangatbagusbagikesehatan otak karena mampu memperkecil kemungkinan pikun. Ketertarikan Kawashima membuat game permainan otak dipicu kekhawatiran terhadap maraknya game yang tak memberikan manfaat. ”Kegiatan ini (bermain game) berdampak munculnya kekerasan di masyarakat. Anakanak itu akan berlaku yang lebih buruk lagi kalau mereka cuma main game dan mogok belajarmatematikaatautidak suka membaca,”imbuhnya pada harian Inggris,The Observer.
Dengan demikian video game justru menghentikan proses pertumbuhan otak dan berpotensi menurunkan kemampuan mengontrol perilaku antisosial. Risikonya, menurut Kawashima, masyarakat bakal menghadapi masalah dengan generasi baru ini. Kawashima pernah bergabung dengan Toyota untuk mengembangkan mobil pintar yang dapat membantu pengemudi lanjut usia pada akhir 2007.”Kami ingin mendesain kendaraan yang dapat memonitor aktivitas pikiran dan emosi pengemudi lanjut usia,”ujar Kawashima seperti dia kemukakan pada Sydney Morning Herald.
Dengan aplikasi teknologi tersebut Kawashima dan Toyota berharap dapat meminimalkan potensi bahaya ketika orang lanjut usia mengemudikan kendaraan. Misalnya kendaraan secara otomatis akan mengurangi kecepatan, bahkan saat pengemudi menginjak pedal gas tanpa alasan jelas. Kenapa harus fokus ke lansia? Wajar,lebih dari 20% penduduk Negeri Matahari Terbit itu berusia di atas 65 tahun.Bisa dibilang Jepang saat ini tergolong sebagai negara dengan tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.
Pada 2007 jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai 27,53 juta atau naik 39% dibandingkan 10 tahun lalu.Apalagi jumlah lansia di Jepang akan meningkat di masa mendatang. Kawashima lahir 23 Mei 1959 di Kota Chiba, Jepang. Dia menempuh studi di Jurusan Kesehatan,Universitas Tohoku. Setelah lulus kuliah, dia beremigrasi ke Swedia dan menjadi peneliti tamu di Institut Karolinska, salah satu lembaga penelitian terkemuka. Kemudian dia kembali ke Tohoku dan berkarier sebagai peneliti dan pengajar.
Kariernya terus melejit dan namanya pun terangkat.Hingga dia pernah dipilih pada Dewan Nasional Jepang,dengan fokus utama menangani masalah budaya dan bahasa. Kawashima selalu tertarik dengan dunia otak, yang berkaitan dengan emosi,bahasa, daya ingat, dan kesadaran. Dia pun fokus dengan penelitian di bidang otak,terutama dalam bidang perkembangan otak di masa anak-anak, dan orang usia lanjut. Dia juga menulis buku berjudul, ”Train Your Brain: 60 Days to A Better Brain” yang meraih sukses besar di Jepang pada 2003.Ketika diterjemahkan ke berbagai bahasa, buku itu mampu terjual hingga 2,5 juta kopi.
Meskipun pencipta video games Kawashima bukanlah maniak permainan itu. Dia mengaku lebih suka bekerja. ”Tidak ada waktu untuk bermain- main.Tak mengherankan jika setiap anggota keluarga sangat membenci saya,” ungkapnya. Kawashima menikah dengan teman sekolah menengah dan memiliki empat putra. Dia hidup bahagia dengan penghasilan setiap tahun mencapai 11 juta yen atau setara USD100.000.”Jika Anda mau percaya,hobi saya adalah bekerja,”paparnya. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/221635/
BEGITULAHhasil penelitian Ryuta Kawashima, 50, ilmuwan terkemuka Jepang,baru-baru ini.Menurutnya, otak manusia bisa aktif dengan mengendarai sepeda motor karena orang harus ekstrahati-hati saat berkendara. ”Dalam kondisi yang nyaman dan mudah, pikiran dan tubuh manusia kurang terpacu,” ujar Kawashima.
”Otak mengalami peningkatan aktivitas saat sedangmengendaraimotor. Halinikarena mengendarai motor butuh kewaspadaan tinggi,”papar Ryuta Kawashima. ”Kesimpulan akhir kami menunjukkan, mengendarai motor bisa menunda penuaan,” paparnya kepada AFPbaru-baru ini. Eksperimen yang dilakukan Kawashima dan timnya melibatkan 22 orang yang berusia 40–50 tahun.Orang-orang tersebut memiliki surat izin mengemudi, tetapi sudah tidak mengendarai motor kurang lebih satu dekade. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diminta untuk mengendarai motor setiap hari selama dua bulan.Kelompok lain diminta menggunakan sepeda atau mobil.
”Kelompok yang mengendarai sepeda motor mendapat nilai yang tinggi saat tes fungsi kognitif,”ujar Kawashima.Menurut Kawashima, kelompok orang yang mengendarai motor mengaku jarang melakukan kesalahan saat kerja dan merasa lebih bahagia. Kawashima memang selalu tertarik meneliti dunia otak. Dia dikenal sebagai perancang perangkat lunak ”Brain Training”yang berisi kuissertapermainanlainpada2005.
Perangkat lunak tersebut tersedia dalam Nintendo DS dengan nama ”Brain Age”di Amerika Utara. ”Brain Age”” merupakan permainan untuk melatih aktivitas otak.Lebih dari 17 juta kopi game ”Brain Age”, termasuk di antaranya 1,4 juta di Amerika Serikat (AS). Royalti yang didapat Kawashima dari game itu diperkirakan mencapai 2,4 miliar yen (USD22 juta).Uang sebanyak itu digunakan untuk membangun dua laboratorium canggihdemiterusmengeksplorasi penelitian-penelitian tentang otak.Dia pun menjadi peneliti yang berstatus miliarder. Dia kemudian mengembangkan video games ”Brain Age”untuk para kakek dan nenek.
Kawashima mengklaim game tersebut dapat berdampaksangatbagusbagikesehatan otak karena mampu memperkecil kemungkinan pikun. Ketertarikan Kawashima membuat game permainan otak dipicu kekhawatiran terhadap maraknya game yang tak memberikan manfaat. ”Kegiatan ini (bermain game) berdampak munculnya kekerasan di masyarakat. Anakanak itu akan berlaku yang lebih buruk lagi kalau mereka cuma main game dan mogok belajarmatematikaatautidak suka membaca,”imbuhnya pada harian Inggris,The Observer.
Dengan demikian video game justru menghentikan proses pertumbuhan otak dan berpotensi menurunkan kemampuan mengontrol perilaku antisosial. Risikonya, menurut Kawashima, masyarakat bakal menghadapi masalah dengan generasi baru ini. Kawashima pernah bergabung dengan Toyota untuk mengembangkan mobil pintar yang dapat membantu pengemudi lanjut usia pada akhir 2007.”Kami ingin mendesain kendaraan yang dapat memonitor aktivitas pikiran dan emosi pengemudi lanjut usia,”ujar Kawashima seperti dia kemukakan pada Sydney Morning Herald.
Dengan aplikasi teknologi tersebut Kawashima dan Toyota berharap dapat meminimalkan potensi bahaya ketika orang lanjut usia mengemudikan kendaraan. Misalnya kendaraan secara otomatis akan mengurangi kecepatan, bahkan saat pengemudi menginjak pedal gas tanpa alasan jelas. Kenapa harus fokus ke lansia? Wajar,lebih dari 20% penduduk Negeri Matahari Terbit itu berusia di atas 65 tahun.Bisa dibilang Jepang saat ini tergolong sebagai negara dengan tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.
Pada 2007 jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai 27,53 juta atau naik 39% dibandingkan 10 tahun lalu.Apalagi jumlah lansia di Jepang akan meningkat di masa mendatang. Kawashima lahir 23 Mei 1959 di Kota Chiba, Jepang. Dia menempuh studi di Jurusan Kesehatan,Universitas Tohoku. Setelah lulus kuliah, dia beremigrasi ke Swedia dan menjadi peneliti tamu di Institut Karolinska, salah satu lembaga penelitian terkemuka. Kemudian dia kembali ke Tohoku dan berkarier sebagai peneliti dan pengajar.
Kariernya terus melejit dan namanya pun terangkat.Hingga dia pernah dipilih pada Dewan Nasional Jepang,dengan fokus utama menangani masalah budaya dan bahasa. Kawashima selalu tertarik dengan dunia otak, yang berkaitan dengan emosi,bahasa, daya ingat, dan kesadaran. Dia pun fokus dengan penelitian di bidang otak,terutama dalam bidang perkembangan otak di masa anak-anak, dan orang usia lanjut. Dia juga menulis buku berjudul, ”Train Your Brain: 60 Days to A Better Brain” yang meraih sukses besar di Jepang pada 2003.Ketika diterjemahkan ke berbagai bahasa, buku itu mampu terjual hingga 2,5 juta kopi.
Meskipun pencipta video games Kawashima bukanlah maniak permainan itu. Dia mengaku lebih suka bekerja. ”Tidak ada waktu untuk bermain- main.Tak mengherankan jika setiap anggota keluarga sangat membenci saya,” ungkapnya. Kawashima menikah dengan teman sekolah menengah dan memiliki empat putra. Dia hidup bahagia dengan penghasilan setiap tahun mencapai 11 juta yen atau setara USD100.000.”Jika Anda mau percaya,hobi saya adalah bekerja,”paparnya. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/221635/
Komentar