Fritzl Perkosa Putrinya Sebanyak 3.000 Kali
SANKT POELTEN (SINDO) – Kakek yang mengurung putrinya selama 24 tahun, Josef Fritzl, ternyata telah memperkosa putrinya sebanyak 3.000 kali. Hal itu diungkapkan Jaksa Penuntut, Christiane Burkheiser, berdasarkan kesaksian dari Elizabeth.
Maklum, menurut Burkheiser, Fritzl telah mengurung putrinya di bunker sejak 1984 ketika Elizabeth berusia 18 tahun. Fritzl memperkosa putrinya begitu putrinya dijebloskan ke bunker tersebut dan tak ada kesempatan untuk melarikan diri. “Dia (Fritzl) datang ke bunker hanya untuk memperkosa putrinya, kemudian pergi, dan datang lagi,” papar Burkheiser seperti dikutip dari harian Guardian.
Elisabeth, kata Burkheiser, tidak mengerti keputusan ayahnya ketika mengambil tiga anak darinya untuk tinggal bersama di rumah, dan meninggalkan anak-anak lainnya. “Tidak bisa dibayangkan seperti apa yang terjadi pada Elisabeth. Di satu sisi, dia ingin anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik. Tapi, di sisi lain, Fritzl telah memisahkan Elisabeth bersama anak-anaknya,” katanya.
Kakek yang melakukan inses dan mengurung putrinya selama 24 tahun, Fritzl, kemarin dihadapkan ke persidangan di hari kedua. Dia dipaksa untuk melihat kesaksian putrinya, Elishabet Fritzl yang telah melahirkan tujuh anak dari ayahnya sendiri.
Fritzl lagi-lagi menutup wajahnya dengan map biru saat masuk ke gedung pengadilan di kota St. Poelten, Austria. “Dia masih malu-malu,” ujar pengacaranya, Rudolf Mayer pada stasiun televisi Austria. Namun, Mayer mengutarakan bahwa kliennya bisa diajak bekerjasama. “Dia telah mengatakan segalanya di persiangan,” katanya.
Dalam sidang di hari kedua kemarin, tim juri kembali menyaksikan rekaman video berisi kesaksian saksi kunci kejahatan Fritzl, yaitu putrinya sendiri, Elizabeth. Elizabeth berusia 18 tahun ketika Fritzl, berdasarkan keterangan Elizabeth, mengurungnya di dalam ruang bawah tanah di kediaman mereka di kota Amstetten.
Pensiunan pegawai perusahaan listrik ini akan diinterogasi berdasarkan video testimoni putri yang memberinya tujuh anak. Video kesaksian Elisabeth adalah satu-satunya bukti yang diberikan ke pengadilan. Video berdurasi sebelas jam tersebut akan digunakan sebagai bukti dalam persidangan yang diperkirakan berlangsung selama pekan ini.
Persidangan Fritzl dilakukan secara tertutup, Juru Bicara Sidang, Franz Cutka, memberikan gambaran tentang sidang hari pertama kepada media. “Setelah pengunjung keluar dari ruangan sidang, dilakukan interogasi terhadap terdakwa, video yang berisi rekaman kesaksian putrinya diputar, lalu beberapa pertanyaan diajukan kepada Fritzl,” terang Cutka.
Rekaman kesaksian putri Fritzl dilakukan dengan disaksikan hakim, jaksa, dan pengacara Fritzl, Rudolf Mayer, yang diizinkan untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi. Namun, karena pengadilan tersebut sangat sensitif, kata Cutka, runtutan sidang tidak dapat diterangkan secara detail.
Pria 73 tahun itu telah mengaku bersalah karena melakukan hubungan sedarah dan memperkosa putrinya sendiri, Elisabeth. Mereka dikaruniai tujuh anak. Namun Fritzl menyangkal melakukan pembunuhan terhadap salah seorang bayi yang baru saja lahir hasil hubungan seks sedarahnya dengan Elisabeth.
Dengan suara pelan Fritzl menceritakan bahwa masa kecilnya sangat tidak bahagia. Dia mengungkapkan, ibundanya sering melakukan kekerasan padanya dan melarang Fritzl berteman dengan siapapun. “Ibu saya tidak menginginkan saya. Umurnya 42 tahun saat melahirkan saya. Karena itulah dia memperlakukan saya dengan buruk. Saya sering dipukul,” ungkap Fritzl.
Fritzl juga bercerita bahwa ayahnya memainkan peran yang sporadis dan periodik dalam kehidupannya. Dia pun mengaku sukar untuk mengetahui ayahnya. “Saya memiliki kehidupan masa kecil yang menyakitkan,” katanya. Dia mengaku, sejak kecil sering dipukul. “Ketika saya memiliki teman, ibu saya melarang mereka untuk berteman dengan saya dan bermain ke rumah,” katanya.
Namun, ketika usianya beranjak 12 tahun. Fritzl mulai berani mengacam ibunya. “Jika kamu melakukan itu lagi, saya akan memukul. Setelah itu, ibunya menghentikan kekerasan,” katanya. Ketika disinggung apakah Fritzl memiliki teman di masa remaja, dia menjawab tidak. “Anda memiliki waktu untuk menjalin persahabatan, tapi saya tak memiliki waktu untuk itu,” imbuhnya.
Media-media Austria pun ramai-ramai memberitakan persidangan Fritzl. Harian Kleine Zeitung menyebut, wajah Fritzl sebagai muka setan. Tak kalah pedasnya, menyebut Fritzl sebagai hewan hingga akhir. Sedangkan Kurier berkomentar, Fritzl hanya memintaan maaf pada dirinya sendiri.
Sementara Erich Huber-Guensthofer, deputi direktur penjara Sankt Poelten, tempat di mana Fritzl ditahan, mengatakan dia (Fritzl) tidak mendapatkan perlakuan khusus. Guensthofer mengatakan, Fritzl mendapatkan pelayanan sama seperti tahanan lainnya. “Jika dia berdiri di sini, Anda mungkin tidak akan memperingatkannya, dia sangat sopan,” paparnya. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)
Komentar