Wu Yulu, Anggap Robot seperti Anak Sendiri

Wu Yulu,47,membuktikan kalangan yang tak berpendidikan tinggi pun mampu menciptakan robot bermanfaat. Seperti apa kiprahnya?

SECARA akademis Wu hanyalah lulusan sekolah dasar, yang hanya bisa berhitung dan membaca. Namun, Wu menunjukkan kreativitas dan inovasi bukan hanya milik kaum intelektual.

Semua orang bisa menggapai cita-cita dan mimpi,asalkan bekerja keras. Petani yang tinggal di desa ber- nama Mawu,dekat Beijing,itu telah berusaha membuat robot yang praktis dan bermanfaat sejak usia 11 tahun.Dalam kurun 30 tahun Wu telah berhasil menciptakan 26 robot.Hebatnya semua robot yang didesain dan dikonstruksi oleh Wu terbuat dari bahan-bahan bekas.

Wu mengaku belajar ilmu robotika secara autodidak.Kegagalan demi kegagalan tak membuatnya jera. Jika satu uji coba menemui kebuntuan,Wu akan mencoba alternatif lain. Demikian berulang kali,hingga akhirnya Wu dijuluki sebagai pencipta robot autodidak pertama di China. Tujuan Wu menciptakan robot sebenarnya hanya demi memudahkannya beraktivitas. Hidupnya semakin nyaman dengan bantuan robotrobot buatannya.

Misalnya Wu bisa berkeliling kampung dengan salah satu robot ciptaannya. Dia bisa naik kereta roda yang ditarik robot ciptaannya. Wu menganggap semua robot seperti anaknya sendiri. Dia juga menamai robotrobot itu sesuai urutan mereka diciptakan, mulai dari Wu No 1 hingga Wu No 26. ”Saya mencintai robot saya melebihi anak saya sendiri,” kata Wu pada Reuters. Wu menganggap robot mampu memberikan kebahagiaan lahir dan batin. Bagi Wu, robot selalu siap mendedikasikan hidup mereka kepada tuannya tanpa pandang belas kasihan dan timbal balik.

”Saya juga sangat suka bermain dengan robot. Semakin pintar mereka, makin dalam rasanya perasaan yang menghubungkan saya dengan mereka. Anda bisa mengatakan saya lebih menyukai robot saya dibandingkan darah daging saya sendiri,” tuturnya. Salah satu robot favorit Wu adalah Wu No 25 yang mampu menarik becak.Wu No 25 juga mampu berbicara ketika dikendarai. ”Saya robot penarik kereta roda. Wu Yulu adalah ayah saya.Saya mengajaknya berkeliling kampung,” demikian bunyi robot itu.

Setiap hari Wu No 25 menarik becak di sekitar kawasan rumahnya.Robot tersebut dapat berjalan hingga enam jam, menggunakan baterai isi ulang.Selain robot penarik becak, robot yang dibuat Wu mampu memanjat tembok, menggambar, menyalakan rokok,dan bermain musik. Kehidupan Wu sempat berantakan akibat idealismenya untuk mengembangkan robot. Dia sempat dengan sengaja membakar rumahnya sendiri, terlibat utang, serta terkena tumpahan asam baterei pada kakinya.

Tantangan selanjutnya adalah istri Wu, yang sempat meminta cerai, kendati pada akhirnya mengurungkan niat itu. Wu juga sempat disebut ”gila” oleh keluarga, tetangga, serta teman-temannya lantaran membuat robot tanpa belajar ilmu robotika. Setelah mendapatkan ejekan dan celaan, kini Wu menyita perhatian media, baik China maupun internasional. Wu dikenal di seantero China.

Dia juga mendapat perhatian dari universitasuniversitas di China yang kemudian meneliti robotrobotnya. Istri Wu, Dong Shuyan, harus bersabar menghadapi kelakuan eksentrik suaminya. Dong pun mengaku sering mendapat cibiran dari tetangga. ”Dulu, dia (Wu) pernah merusak rumah dan kita tidak memiliki uang.Pada saat itu saya pergi meninggalkan rumah bersama anak-anak.

Tapi tetap saja, dia berurusan dengan robotrobot,” papar Dong. Kini Wu dan keluarganya berusaha mengelola keberuntungan yang diperoleh.Wu bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk mengembangkan robot ciptaannya. Dia juga berkeliling China untuk mengenalkan robot ciptaannya. Media-media China pun menjuluki Wu sebagai petani tercerdas. Bagaimana awalnya Wu tertarik dengan dunia robot? ”Saat itu saya berusia 11 tahun.

Suatu hari saya berpikir alangkah indahnya ketika ada mesin yang mampu berjalan layaknya seorang pria,” paparnya kepada Beijing Times. Sejak saat itu Yulu langsung membulatkan tekad untuk membuat robot. Hingga akhirnya dia mampu membuat desain robot yang lebih menarik dan mampu bergerak layaknya manusia. Sejak kecil Wu tidak bercita-cita menjadi seorang teknisi. Guru-guru sekolah dasarnya menganggap Wu tidak memiliki bakat sebagai seorang penemu.

”Hingga saat ini saya tidak mengetahui teori fisika. Tapi saya tahu bagaimana listrik mampu menggerakkan motor dan memberi tenaga ke lengan robot dan kaki robot, sehingga mereka bisa bergerak,” katanya. Menurut Wu, kunci kesuksesan dalam pembuatan robot adalah kemauan belajar dari sebuah kesalahan yang pernah dibuat. (andika hendra mustaqim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford