Rudal Korut Siap Meluncur

SEOUL(SINDO) – Korea Utara siap menembakkan rudal-rudal jarak menengah generasi baru yang mampu mencapai Australia bagian utara dan wilayah Amerika Serikat,Guam.

Korut juga telah menambah jumlah pasukan hingga 1,2 juta tentara. Korea Selatan (Korsel) menganggap langkah Korut itu sebagai ancaman langsung dan serius.Tindakan Pyongyang itu menjadi peringatan jelas bahwa Semenanjung Korea di ambang perang. ”Korut melakukan pengembangan dan penguatan senjata konvensional seperti senjata pemusnah massal,nuklir, dan rudal.

Ditambah dengan penempatan kekuatan militer di garis depan, ini ancaman serius dan langsung bagi keamanan kita,” demikian dokumen resmi pemerintah Korsel. Rudal jarak menengah generasi baru milik Pyongyang dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 km dan membawa hulu ledak nuklir seberat 650 kg. Dalam buku putih Korsel disebutkan, rudal jarak pendek Korut seberat 170–200 kg mampu melintasi perbatasan Korea.

Korut sudah memiliki ratusan rudal balistik yang dapat menghantam seluruh wilayah Korsel dan Jepang. Jumlah peluncur roket yang dua tahun lalu hanya 300 buah, kini mencapai 5.100 buah, dan itu diperkuat sistem rudal kapal selam. Pyongyang juga menunjukkan tanda-tanda persiapan peluncuran rudal jarak jauh. Korut yang terisolasi itu juga akan melakukan uji coba rudal yang memiliki jangkauan tembak paling jauh, yang dirancang untuk menyerang wilayah Amerika Serikat (AS).

Laporan resmi yang dikemukakan dua kali dalam setahun itu menyebutkan,Korut memiliki 1,19 juta tentara. Khususnya terjadi peningkatan jumlah pasukan tempur khusus mencapai 180.000 personel dari sebelumnya hanya 60.000 tentara.Korut juga telah memodernkan pasukan infanterinya untuk serangan yang lebih efektif ke Korsel. Laporan itu juga mengungkapkan, negara komunis itu memproduksi sekitar 40 kg plutonium.Menurut para pakar, jumlah itu cukup untuk membuat paling tidak lima senjata nuklir.

Ancaman itu semakin mengkhawatirkan karena Korut terus meningkatkan kemampuan rudal- rudal buatannya sendiri. Atas laporan itu, para pejabat Korsel mengaku cemas melihat peningkatan pesat perkembangan militer Korut. Mereka memprediksi ketegangan di perbatasan Laut Kuning yang disengketakan akan semakin memanas. Wakil khusus perencanaan kebijakan Departemen Pertahanan Korsel,Shin Wonsik, mengungkapkan bahwa Korut belajar banyak dari kajian dan strategi perang Irak dan Afghanistan.

Karena itu, Korut akan mengembangkan strategi baru yang dapat menyempurnakan kekurangannya dalam waktu singkat. ”Caranya dengan memperkuat kekuatan militer mereka,” ujar Shin. Korut juga akan mengaburkan antara kawan dan musuh di zona konflik.Menurut Shin, Pyongyang akan menggunakan strategi gerilya sebagai solusi atas kelemahan senjata modern mereka.”Korut menganggap strategi gerilya sangat penting untuk mengacaukan musuh-musuh mereka,”katanya.

Pada Jumat (19/2), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton memperingatkan Korut dalam satu kunjungan ke Seoul. Dia mengancam Korut agar tidak melakukan aksi provokasi dan berhenti mengecam Korsel. Mantan ibu negara AS itu juga meminta Pyongyang untuk memulai kembali perundingan perlucutan senjata nuklir internasional yang terhenti. Joseph Bemudez, analis di Jane’s Defence Weekly,membeberkan foto-foto satelit yang menunjukkan Korut mungkin sedang mempersiapkan peluncuran rudal jarak jauh dalam beberapa hari ke depan.

Jika peluncuran itu berhasil, Korut akan memiliki rudal dengan jangkauan tembak paling jauh 6.700 km. Itu artinya, untuk pertama kali Korut menjadi ancaman keamanan bagi AS. Korut kemarin kembali menuding Presiden Korsel Lee Myung-bak menyebabkan Semenanjung Korea menuju peperangan. ”Pemerintahan Lee memaksa hubungan kedua Korea memasuki fase kehancuran dan memicu situasi ke ujung peperangan selama tahun pertamanya menjadi presiden,” tulis Rodong Sinmun, koran partai komunis Korut.

Tudingan itu langsung dibantah Menteri Unifikasi Korsel Hyung In-taek.Menurut Hyung, kebijakan Korut tidak menyebabkan hubungan kedua Korea membaik. ”Situasi ini karena sikap Korut yang tanpa kompromi terhadap Korsel,”ungkapnya. (AFP/Rtr/andika h m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/215926/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford