RI Verifikasi Insiden Vladivostok
JAKARTA (SINDO) – Pemerintah Indonesia masih memverifikasi nota resmi dari pemerintah Rusia dan keterangan para anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja pada kapal The New Star yang ditembaki di Vladivostok.
Menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah, setelah verifikasiselesai, baruakanditentukan langkah selanjutnya yang bakal ditempuh pemerintah. ”Kita belum bisa mengatakan bahwa Indonesia meminta pembentukan tim penyidikan bersama,” kata Teuku Faizasyah kepada SINDO kemarin.
Dia mengungkapkan, diperlukan kajian intensif dan mendalam terhadap nota resmi pemerintah untuk dibandingkan dengan keterangan para ABK. Sikap lebih keras sebelumnya telah dilakukan pemerintah China yang belasan warganya menjadi ABK di The New Star.Kapal tersebut juga dimiliki perusahaan China.
Departemen Luar Negeri China telah memprotes keras aksi penembakan itu dan menuntut dilakukan penyelidikan menyeluruh atas kematian tujuh pelautnya. Sementara mengenai ABK Indonesia, Faizasyah mengungkapkan bahwa empat WNI tinggal di sebuah hotel di Nakhodka, Rusia. Keempat WNI tersebut adalah Alwi asal Binjai, Sumatera Utara; Fakhruddin Fahmi asal Gresik, Jawa Timur; Bernet Deny asal Bitung,Sulawesi Utara; dan Kudato asal Jakarta.
”Empat pelaut itu dalam keadaan sehat dan baikbaik saja,”katanya. Adapun kapten kapal Mazwir Adi asal Padang, Sumatera Barat masih dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit diabetes.Faizasyah mengungkapkan, satu ABK yang belum ditemukan adalah Dwi Sutrisno.
Dwi Sutrisno merupakan ABK yang menjadi kepala kamar mesin. Menurut Faizasyah,Kedutaan Besar RI (KBRI) di Moskow terus memantau perkembangkan korban yang belum diketahui kabarnya. M Aji Surya, konselor KBRI Moskow,kepada koresponden Antaradi London melalui telepon mengatakan bahwa Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaluddin telah memerintahkan dua stafnya, Dewanto dan Enjay, untuk mengawasi lebih lanjut perkembangan kasus tersebut dan melindungi WNI yang terlibat.
Hamid Awaluddin secara pribadi memerintahkan Dewanto dan Enjay untuk melakukan kontak dengan para pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia. Setelah perundingan panjang,tim Kedubes RI diizinkan bertemu dengan para pelaut WNI di Kota Nakhodka, 300 km dari Vladivostok.
Keluarga Bernet Deny Ricky Tengker, 27, salah satu ABK New Star meminta pemerintah Indonesia segera memulangkan Bernet ke Tanah Air. Permintaan itu disampaikan paman dan tantenya, Dicky Palendang,57,Poltje Wensen,56,dan Norma Palendang, 53. ”Kami juga berharap pemerintah menyelesaikan seluruh urusan Bernet seperti gaji yang harus diterima keponakan kami,” ujar Dicky kepada SINDO di rumahnya,Perumahan Griya Cendana, Jalan Cendana III Blok A No 23 RT 3/21,Pekayon Jaya,Bekasi Selatan,Kota Bekasi, kemarin.
Dicky menuturkan, berlayar ke Rusia dengan New Star merupakan pelayaran pertama bagi Bernet setelah lulus dari Akademi Maritim Indonesia di Bitung pada 2006 lalu. (andika hm/syarifudin/ wahab firmansyah)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/216349/38/
Menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Teuku Faizasyah, setelah verifikasiselesai, baruakanditentukan langkah selanjutnya yang bakal ditempuh pemerintah. ”Kita belum bisa mengatakan bahwa Indonesia meminta pembentukan tim penyidikan bersama,” kata Teuku Faizasyah kepada SINDO kemarin.
Dia mengungkapkan, diperlukan kajian intensif dan mendalam terhadap nota resmi pemerintah untuk dibandingkan dengan keterangan para ABK. Sikap lebih keras sebelumnya telah dilakukan pemerintah China yang belasan warganya menjadi ABK di The New Star.Kapal tersebut juga dimiliki perusahaan China.
Departemen Luar Negeri China telah memprotes keras aksi penembakan itu dan menuntut dilakukan penyelidikan menyeluruh atas kematian tujuh pelautnya. Sementara mengenai ABK Indonesia, Faizasyah mengungkapkan bahwa empat WNI tinggal di sebuah hotel di Nakhodka, Rusia. Keempat WNI tersebut adalah Alwi asal Binjai, Sumatera Utara; Fakhruddin Fahmi asal Gresik, Jawa Timur; Bernet Deny asal Bitung,Sulawesi Utara; dan Kudato asal Jakarta.
”Empat pelaut itu dalam keadaan sehat dan baikbaik saja,”katanya. Adapun kapten kapal Mazwir Adi asal Padang, Sumatera Barat masih dirawat di rumah sakit karena menderita penyakit diabetes.Faizasyah mengungkapkan, satu ABK yang belum ditemukan adalah Dwi Sutrisno.
Dwi Sutrisno merupakan ABK yang menjadi kepala kamar mesin. Menurut Faizasyah,Kedutaan Besar RI (KBRI) di Moskow terus memantau perkembangkan korban yang belum diketahui kabarnya. M Aji Surya, konselor KBRI Moskow,kepada koresponden Antaradi London melalui telepon mengatakan bahwa Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaluddin telah memerintahkan dua stafnya, Dewanto dan Enjay, untuk mengawasi lebih lanjut perkembangan kasus tersebut dan melindungi WNI yang terlibat.
Hamid Awaluddin secara pribadi memerintahkan Dewanto dan Enjay untuk melakukan kontak dengan para pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia. Setelah perundingan panjang,tim Kedubes RI diizinkan bertemu dengan para pelaut WNI di Kota Nakhodka, 300 km dari Vladivostok.
Keluarga Bernet Deny Ricky Tengker, 27, salah satu ABK New Star meminta pemerintah Indonesia segera memulangkan Bernet ke Tanah Air. Permintaan itu disampaikan paman dan tantenya, Dicky Palendang,57,Poltje Wensen,56,dan Norma Palendang, 53. ”Kami juga berharap pemerintah menyelesaikan seluruh urusan Bernet seperti gaji yang harus diterima keponakan kami,” ujar Dicky kepada SINDO di rumahnya,Perumahan Griya Cendana, Jalan Cendana III Blok A No 23 RT 3/21,Pekayon Jaya,Bekasi Selatan,Kota Bekasi, kemarin.
Dicky menuturkan, berlayar ke Rusia dengan New Star merupakan pelayaran pertama bagi Bernet setelah lulus dari Akademi Maritim Indonesia di Bitung pada 2006 lalu. (andika hm/syarifudin/ wahab firmansyah)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/216349/38/
Komentar