PM Jepang Minta Maaf atas Perdebatan Menkeu

TOKYO (SINDO) – Perdana Menteri (PM) Taro Aso kemarin meminta maaf atas skandal Menteri Keuangan pada kabinetnya yang mengundurkan diri. Menkeu Jepang Shichi Nakagawa beberapa hari lalu mundur menyusul insiden terlihat mabuk saat konferensi pers di Roma, Italia.

PM Jepang yang hanya mendapatkan dukungan 10% dalam jajak pendapat pekan ini harus bertanggungjawab menangani krisis ekonomi setelah ditinggalkan Nakagawa. “Terus terang, saya kecewa ketika parlemen terlalu mempertimbangkan rencana anggaran, padahal menkeu harus diganti,” paparnya.

Aso juga mengerti bahwa Nakagawa mengundurkan diri bukan karena ketidakmampuannya, tetapi permasalahan kesehatan. “Tanggungjawab memilihnya sebagai anggota kabinet ada di pundak saya,” ujarnya pada sidang komite anggaran parlemen.

Ulah Menkeu itu menyebabkan pemerintahan Taro Aso kembali terkena guncangan dari kubu oposisi. Parahnya lagi, bukan hanya oposisi yang menyerang Aso, tetapi juga mantan PM Junichiro Koizumi dan anggota parlemen dari kubu Partai Demokratis Liberal (LDP) yang memintanya mengundurkan diri. Namun, Aso menolak mengundurkan diri. Dia juga tetap bersikukuh terhadap rencana stimulus ekonominya.

Anggota parlemen muda LDP Masazumi Gotoda meminta PM berusia 68 tahun itu untuk mengundurkan diri. “Saya ingin PM Aso untuk membuat keputusan yang ditentukan dirinya sendiri, jika memungkinkan, posisinya dilimpahkan pada generasi yang lebih muda,” paparnya.

Mantan PM Koizumi yang masih memiliki pengaruh kuat mengkritik keras Aso. Bahkan, dia juga mengacam boikot jika koalisi Aso memaksa rencana anggaran untuk diimplementasikan.

Sementara itu, sebuah jajak pendapat yang digelar kemarin oleh harian terpopuler di Jepang, Asahi, menunjukkan bahwa tekanan terhadap Aso semakin menurun. Jajak pendapat itu bertolak belakang dengan sebagian besar survei sebelumnya.

Asahi melaporkan 30 dari 47 pemimpin cabang partai LDP menyatakan Aso diperkirakan akan memimpin LDP pada pemilu mendatang. Walaupun sebagian pendukung Aso menyatakan dukungannya hanya bersifat sementara saja.

“Kita memilih Aso pada pemilihan ketua partai,” ujar kepala cabang LDP Tokyo yang tidak disebutkan namanya. “Jika kita terus bertengkar dan berbeda pendapat, itu hanya melemahkan organisasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, jajak pendapat televisi swasta NTV dukungan terhadap pemerintahannya menurun sampai 10% untuk pertama kalinya. Jajak pendapat itu menyatakan bahwa dukungan terhadap kabinet Aso terendah dalam sejarah politik Jepang. Disimpulkan juga Aso merupakan PM kedua paling tidak populer setelah Yoshiro Mori yang jatuh popularitasnya hingga sembilan persen pada 2001.

Jajak pendapat NTV melaporkan bahwa 16,3% responden percaya bahwa Aso mampu menjalankan pemerintahan. Namun, 40,6% responden menganggap Ichiro Ozawa, pemimpin kubu oposisi Demokrat, lebih layak sebagai kandidat PM. Aso pun diperkirakan kalah pada pemilu yang digelar pada September mendatang.

Sementara menurut anggota parlemen oposisi Partai Demokrat Azuma Koshiishi, pemerintahan dan LDP dalam tahap kejatuhan. “Pemerintah Aso dan LDP telah kehilangan kepercayaan dari rakyat dan dunia internasional,” ungkapnya. (AFP/Rtr/andika h m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford