Mabuk saat KTT G7,Menkeu Jepang Mundur
TOKYO (SINDO) – Menteri Keuangan Jepang Shoichi Nakagawa mengumumkan pengunduran dirinya kemarin, saat memburuknya ekonomi Negeri Sakura itu.
Dia dituduh mabuk ketika menyampaikan konferensi pers pada pertemuan G7 (Kelompok Tujuh) di Roma,Italia,pekan lalu. Nakagawa, 55, mengatakan akan mengundurkan diri setelah undangundang anggaran diajukan beberapa pekan mendatang. ”Saya mundur secara resmi,segera setelah rancangan anggaran dan peraturan terkait disahkan majelis rendah,” ujarnya.
”Keputusan pengunduran diri itu demi kepentingan negara.” Dia juga meminta maaf atas peristiwa di konferensi pers setelah pertemuan G7 di Roma, yang membuat masyarakat resah. ”Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tugas saya di sisa hari saya. Saya berharap perekonomian Jepang akan pulih sesegera mungkin,” ujar Nakagawa. Nakagawa, mengungkapkan, dalam perjalanan ke Roma pekan lalu untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri keuangan, dia memang meminum obat demam.
Akibat obat tersebut, dirinya pusing dan tidak stabil. Selain itu, diri juga hanya minum anggur tidak lebih dari satu teguk sebelum jumpa pers. Saat berbicara di depan pers dengan didampingi Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Masaaki Shirakawa, Sabtu (14/2), Nakagawa tampak berusaha menahan kantuk. ”Sesuatu seperti pernyataan kerja sama telah dikeluarkan,” kata Nakagawa sambil berusaha agar matanya tetap terbuka.
”Suku bunga, eh, yang ditetapkan BoJ adalah antara 0–0,25% dan sangat rendah,” ujar Nakagawa. Dia juga tidak berkonsentrasi karena mengira pertanyaan yang dilontarkan wartawan ditujukan untuk dirinya. Padahal, pertanyaan itu untuk Shirakawa. Memang, pengumuman pengunduran diri Nakagawa tampak sebagai upaya mengontrol situasi. Partai oposisi berencana akan mengirim kritik tertulis untuk menuntut pengunduran diri Nakagawa.
Bukan hanya kubu oposisi yang memprotes Nakagawa. Kolega menteri di kabinet pun melakukan kritik terbuka terhadapnya.”Menjaga kondisi kesehatan pribadi adalah bagian dari tanggung jawab seorang politisi,” tandas Menteri Kesehatan Yoichi Masuzoe. Seorang eksekutif senior Partai Demokrasi Liberal (LDP) mengatakan bahwa Nakagawa harus mundur sebelum hari tersebut berakhir.
”Dia harus mundur hari ini, sebagai tanggung jawab karena telah memperlihatkan kelakuan memalukan kepada dunia,” kata anggota parlemen yang menolak disebutkan namanya kepada kantor berita Kyodo. Sementara itu, pengunduran diri Nakagawa telah disetujui PM Jepang Taro Aso.Aso menunjuk Menteri Ekonomi Kaoru Yosano, 70, untuk menggantikan posisi Nakagawa.
Turun
Sementara itu, popularitas PM Jepang Taro Aso turun sampai 18,1% berdasarkan hasil survei kantor berita Kyodo. Rencana Aso membagi-bagikan uang tunai ke masyarakat sebesar dua triliun yen ditentang habis mantan PM Jepang Junichiro Koizumi.
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal IV 2008 secara tahunan minus 12,7%, yang terparah sejak 1974 (turun 13,1%). Melihat semua hal di atas, tidak ada satu pun yang bagus mengenai Jepang dan pemerintahan Aso saat ini. Bahkan Rancangan APBN Jepang belum disahkan dan tentu saja harus segera disahkan karena perekonomian Jepang sangat parah kini. Semua kalangan pengusaha Jepang sudah menjerit keras agar pemerintah segera mengesahkan RAPBN tahun fiskal baru 2009/2010.
Termasuk tambahan anggaran triliunan yen yang masuk program darurat agar segera disahkan parlemen Jepang. Anggaran tambahan darurat itu ada yang meminta sekitar 75 triliun yen untuk membantu berbagai sektor ekonomi Jepang yang saat ini mengalami kesusahan. Jumlah pekerja yang akan dipecat diperkirakan mencapai 130.000 orang. Keuntungan usaha di Jepang pun rata-rata turun sekitar 30% dibandingkan tahun lalu.
Tidak sedikit perusahaan bangkrut,terutama usaha skala kecil dan menengah. Di sisi lain, para politisi, termasuk dari kalangan liberal demokrat (LDP),mulai melakukan rapat mencari strategi untuk menjatuhkan Aso karena dianggap tak becus memimpin Jepang. Pembicaraan anggaran tambahan dan RAPBN yang dipastikan akan macet karena semakin banyak yang menentang, termasuk dari dalam Jiminto (LDP) sendiri, sangat menjatuhkan citra kepemimpinan Aso.
RAPBN yang sangat penting, seandainya lolos dari majelis rendah, dipastikan gagal di majelis tinggi karena dikuasai partai oposisi Minshuto (DPJ). Jepang saat ini mengalami krisis finansial paling parah sejak perang dunia kedua. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Kaoru Yosano Senin lalu. Keadaan sekarang ini nyaris mencapai tingkat ”skak-mat” bagi Aso. Ke mana-mana tidak bisa lagi dan dia harus membubarkan parlemen (majelis rendah) atau dia sendiri yang harus mengundurkan diri.
Kebiasaan
Kebiasaan di partai politik Jepang mengundurkan diri baru dilakukan kalau memang sang politisi sakit atau meninggal. Melihat situasi kondisi kesehatan Aso saat ini—dia masih tetap segar dan sehat—rasanya tak masuk akal kalau dia mengundurkan diri dengan alasan kesehatan.
Pengecualian terjadi saat Yasuo Fukuda mengundurkan diri pada 24 September tahun lalu. Itu bukan alasan kesehatan, tetapi karena merasa sudah tidak populer lagi, merasa banyak anggota LDP sendiri yang tak menghendaki dia sebagai PM Jepang.Tapi di luar semua itu sebenarnya sebagai taktik atau strategi LDP untuk mengulur waktu pembubaran parlemen (majelis rendah), sekaligus mencuri waktu memperkuat internal LDP dan memperbaiki citra LDP di tengah masyarakat Jepang.
Kini taktik mengulur waktu tersebut tampaknya tak akan bisa berfungsi lagi karena dalam dua tahun belakangan sudah tiga PM Jepang berganti dari dalam LDP sendiri dan hal ini jelas akan semakin menjelekkan citra LDP. Diperkirakan Aso tak akan mengundurkan diri. Solusi lain,Aso diperkirakan akan mengumumkan pembubaran parlemen dan melakukan pemilu anggota majelis rendah yang baru.
Yang menjadi pertanyaan adalah kapan waktu pembubaran dan apakah LDP sudah siap bertarung di pemilu mendatang ini. Waktu pemilu majelis rendah diperkirakan setelah pihak koalisi dan oposisi tak sepakat dalam upaya pengesahan RAPBN. Siapa yang menang dan mayoritas di majelis rendah, akan menunjuk PM Jepang yang baru dan membentuk kabinet. Bila LDP menang di pemilu majelis rendah, pembahasan RAPBN diperkirakan akan tetap macet. Sekali lagi ditekankan,hal ini karena majelis tinggi dikuasai oposisi dan RAPBN harus disahkan baik oleh majelis rendah maupun majelis tinggi.
Solusi
Menghadapi keruwetan politik Jepang saat ini, kompromi oposisi maupun koalisi diperlukan. Tapi hal ini masih merupakan tanda tanya besar pula karena pemilu majelis rendah belum dilakukan.
Jadi, seandainya hasil pemilu majelis rendah dimenangkan oposisi (Minshuto), barulah dipastikan RAPBN Jepang lolos dengan mulus di kedua kamar pemerintahan (majelis rendah dan majelis tinggi). Apabila RAPBN menjadi APBN dan Minshuto berkuasa, dipastikan Ichiro Ozawa, Ketua Umum Minshuto akan menjadi PM Jepang mendatang.
Hal itu karena secara teoretis, kebiasaan politik Jepang, serta popularitas masyarakat, kini poin paling tinggi dipegang oleh Ozawa. (AFP/Rtr/BBC/ andika h m)
Dia dituduh mabuk ketika menyampaikan konferensi pers pada pertemuan G7 (Kelompok Tujuh) di Roma,Italia,pekan lalu. Nakagawa, 55, mengatakan akan mengundurkan diri setelah undangundang anggaran diajukan beberapa pekan mendatang. ”Saya mundur secara resmi,segera setelah rancangan anggaran dan peraturan terkait disahkan majelis rendah,” ujarnya.
”Keputusan pengunduran diri itu demi kepentingan negara.” Dia juga meminta maaf atas peristiwa di konferensi pers setelah pertemuan G7 di Roma, yang membuat masyarakat resah. ”Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tugas saya di sisa hari saya. Saya berharap perekonomian Jepang akan pulih sesegera mungkin,” ujar Nakagawa. Nakagawa, mengungkapkan, dalam perjalanan ke Roma pekan lalu untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri keuangan, dia memang meminum obat demam.
Akibat obat tersebut, dirinya pusing dan tidak stabil. Selain itu, diri juga hanya minum anggur tidak lebih dari satu teguk sebelum jumpa pers. Saat berbicara di depan pers dengan didampingi Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Masaaki Shirakawa, Sabtu (14/2), Nakagawa tampak berusaha menahan kantuk. ”Sesuatu seperti pernyataan kerja sama telah dikeluarkan,” kata Nakagawa sambil berusaha agar matanya tetap terbuka.
”Suku bunga, eh, yang ditetapkan BoJ adalah antara 0–0,25% dan sangat rendah,” ujar Nakagawa. Dia juga tidak berkonsentrasi karena mengira pertanyaan yang dilontarkan wartawan ditujukan untuk dirinya. Padahal, pertanyaan itu untuk Shirakawa. Memang, pengumuman pengunduran diri Nakagawa tampak sebagai upaya mengontrol situasi. Partai oposisi berencana akan mengirim kritik tertulis untuk menuntut pengunduran diri Nakagawa.
Bukan hanya kubu oposisi yang memprotes Nakagawa. Kolega menteri di kabinet pun melakukan kritik terbuka terhadapnya.”Menjaga kondisi kesehatan pribadi adalah bagian dari tanggung jawab seorang politisi,” tandas Menteri Kesehatan Yoichi Masuzoe. Seorang eksekutif senior Partai Demokrasi Liberal (LDP) mengatakan bahwa Nakagawa harus mundur sebelum hari tersebut berakhir.
”Dia harus mundur hari ini, sebagai tanggung jawab karena telah memperlihatkan kelakuan memalukan kepada dunia,” kata anggota parlemen yang menolak disebutkan namanya kepada kantor berita Kyodo. Sementara itu, pengunduran diri Nakagawa telah disetujui PM Jepang Taro Aso.Aso menunjuk Menteri Ekonomi Kaoru Yosano, 70, untuk menggantikan posisi Nakagawa.
Turun
Sementara itu, popularitas PM Jepang Taro Aso turun sampai 18,1% berdasarkan hasil survei kantor berita Kyodo. Rencana Aso membagi-bagikan uang tunai ke masyarakat sebesar dua triliun yen ditentang habis mantan PM Jepang Junichiro Koizumi.
Pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal IV 2008 secara tahunan minus 12,7%, yang terparah sejak 1974 (turun 13,1%). Melihat semua hal di atas, tidak ada satu pun yang bagus mengenai Jepang dan pemerintahan Aso saat ini. Bahkan Rancangan APBN Jepang belum disahkan dan tentu saja harus segera disahkan karena perekonomian Jepang sangat parah kini. Semua kalangan pengusaha Jepang sudah menjerit keras agar pemerintah segera mengesahkan RAPBN tahun fiskal baru 2009/2010.
Termasuk tambahan anggaran triliunan yen yang masuk program darurat agar segera disahkan parlemen Jepang. Anggaran tambahan darurat itu ada yang meminta sekitar 75 triliun yen untuk membantu berbagai sektor ekonomi Jepang yang saat ini mengalami kesusahan. Jumlah pekerja yang akan dipecat diperkirakan mencapai 130.000 orang. Keuntungan usaha di Jepang pun rata-rata turun sekitar 30% dibandingkan tahun lalu.
Tidak sedikit perusahaan bangkrut,terutama usaha skala kecil dan menengah. Di sisi lain, para politisi, termasuk dari kalangan liberal demokrat (LDP),mulai melakukan rapat mencari strategi untuk menjatuhkan Aso karena dianggap tak becus memimpin Jepang. Pembicaraan anggaran tambahan dan RAPBN yang dipastikan akan macet karena semakin banyak yang menentang, termasuk dari dalam Jiminto (LDP) sendiri, sangat menjatuhkan citra kepemimpinan Aso.
RAPBN yang sangat penting, seandainya lolos dari majelis rendah, dipastikan gagal di majelis tinggi karena dikuasai partai oposisi Minshuto (DPJ). Jepang saat ini mengalami krisis finansial paling parah sejak perang dunia kedua. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Kaoru Yosano Senin lalu. Keadaan sekarang ini nyaris mencapai tingkat ”skak-mat” bagi Aso. Ke mana-mana tidak bisa lagi dan dia harus membubarkan parlemen (majelis rendah) atau dia sendiri yang harus mengundurkan diri.
Kebiasaan
Kebiasaan di partai politik Jepang mengundurkan diri baru dilakukan kalau memang sang politisi sakit atau meninggal. Melihat situasi kondisi kesehatan Aso saat ini—dia masih tetap segar dan sehat—rasanya tak masuk akal kalau dia mengundurkan diri dengan alasan kesehatan.
Pengecualian terjadi saat Yasuo Fukuda mengundurkan diri pada 24 September tahun lalu. Itu bukan alasan kesehatan, tetapi karena merasa sudah tidak populer lagi, merasa banyak anggota LDP sendiri yang tak menghendaki dia sebagai PM Jepang.Tapi di luar semua itu sebenarnya sebagai taktik atau strategi LDP untuk mengulur waktu pembubaran parlemen (majelis rendah), sekaligus mencuri waktu memperkuat internal LDP dan memperbaiki citra LDP di tengah masyarakat Jepang.
Kini taktik mengulur waktu tersebut tampaknya tak akan bisa berfungsi lagi karena dalam dua tahun belakangan sudah tiga PM Jepang berganti dari dalam LDP sendiri dan hal ini jelas akan semakin menjelekkan citra LDP. Diperkirakan Aso tak akan mengundurkan diri. Solusi lain,Aso diperkirakan akan mengumumkan pembubaran parlemen dan melakukan pemilu anggota majelis rendah yang baru.
Yang menjadi pertanyaan adalah kapan waktu pembubaran dan apakah LDP sudah siap bertarung di pemilu mendatang ini. Waktu pemilu majelis rendah diperkirakan setelah pihak koalisi dan oposisi tak sepakat dalam upaya pengesahan RAPBN. Siapa yang menang dan mayoritas di majelis rendah, akan menunjuk PM Jepang yang baru dan membentuk kabinet. Bila LDP menang di pemilu majelis rendah, pembahasan RAPBN diperkirakan akan tetap macet. Sekali lagi ditekankan,hal ini karena majelis tinggi dikuasai oposisi dan RAPBN harus disahkan baik oleh majelis rendah maupun majelis tinggi.
Solusi
Menghadapi keruwetan politik Jepang saat ini, kompromi oposisi maupun koalisi diperlukan. Tapi hal ini masih merupakan tanda tanya besar pula karena pemilu majelis rendah belum dilakukan.
Jadi, seandainya hasil pemilu majelis rendah dimenangkan oposisi (Minshuto), barulah dipastikan RAPBN Jepang lolos dengan mulus di kedua kamar pemerintahan (majelis rendah dan majelis tinggi). Apabila RAPBN menjadi APBN dan Minshuto berkuasa, dipastikan Ichiro Ozawa, Ketua Umum Minshuto akan menjadi PM Jepang mendatang.
Hal itu karena secara teoretis, kebiasaan politik Jepang, serta popularitas masyarakat, kini poin paling tinggi dipegang oleh Ozawa. (AFP/Rtr/BBC/ andika h m)
Komentar