Korut Siap Luncurkan Satelit


PYONGYANG(SINDO) – Korea Utara (Korut) sedang mempersiapkan peluncuran roket yang akan membawa satelit komunikasi.

Disebutkan juga bahwa peluncuran roket itu akan menandai langkah maju yang besar bagi negara komunis tersebut. Padahal,Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) menyebut peluncuran itu merupakan uji coba rudal jarak jauh.

”Persiapan matang sedang berlangsung untuk meluncurkan Roket Unha 2 guna menempatkan satelit Kwangmyongsong 2 ke orbit,” tulis pernyataan dari Komite Angkasa Luar Nasional yang diumumkan kantor berita resmi Korut KCNA.

”Jika satelit ini berhasil diluncurkan, teknologi dan ilmu pengetahuan angkasa luar ini akan membuat langkah maju bagi menjadi negara yang kuat dalam pembangunan kekuatan ekonomi,” imbuh mereka. Peluncuran satelit itu diperkirakan akan dilaksanakan dari Hwadae di kawasan timur laut. Dulunya kawasan itu merupakan lokasi rudal jarak jauh Korea Utara,Taepodong 2.

Memang ada kekhawatiran kalau roket yang diluncurkan itu sebenarnya adalah rudal Taepodong 2 yang mampu menjangkau negara bagian Alaska, AS. Walaupun uji coba yang terakhir pada 2006 itu, rudal Taepodong 2 langsung meledak hanya dalam waktu satu menit setelah diluncurkan. Hanya,KCNA tidak mengungkapkan kapan satelit Kwangmyongsong-2 itu akan diluncurkan.

Namun, kantor berita Korsel Yonhap melaporkan sudah terjadi peningkatan personel dan aktivitas kendaraan di Hwadae. Namun, hingga saat ini Korut belum memasang satelit itu di landasan peluncuran. Diprediksi,waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar roket setelah satelit terpasang diperkirakan antara 5–7 hari.

Namun, laporan lainnya menyebutkan peluncuran satelit itu diperkirakan menjelang atau sesudah pemilu parlemen Korut yang diselenggarakan pada 8 Maret mendatang. Laporan Korut akan meluncurkan satelit tampaknya mengejutkan Korsel. Menteri Luar Negeri Korsel Lee Sang-hee menantang Korut untuk memberikan bukti tentang peluncuran satelit, bukannya misil.

”Apa pun yang diluncurkan satelit atau uji coba rudal jarak jauh, itu menjadi ancaman keamanan bagi Korsel,” katanya.Pasalnya, kata dia,teknologi satelit dan rudal memiliki kesamaan. Meski demikian, Lee menyatakan Korsel akan terus mengikuti perkembangan lintasan rudal itu, jika itu memang misil jarak jauh.

Beberapa analis pun mengungkapkan bahwa Korut akan meluncurkan satelit karena teknologinya dapat diterapkan dengan peluncuran rudal jarak jauh. Mereka juga tidak yakin bahwa peluncuran itu berkaitan dengan rudal berhulu ledak nuklir. ”Sesungguhnya, Korut hanya ingin menunjukkan kemampuannya dalam peluncuran roket,” papar Baek Seung-joo dari Institut Korea untuk Analisis Pertahanan.

Sementara itu,pembicaraan tentang perlucutan senjata Korut yang melibatkan AS, Rusia, Jepang, China, dan Korsel mengalami kebuntuan. Diperparah dengan hubungan antara Korut dan Korsel yang mencapai titik rendah setelah Pyongyang menarik mundur dari beberapa kesepakatan damai setelah Presiden Korsel Lee Myung-bak berkuasa. Lee yang menjadi presiden sejak Desember 2007, menempuh kebijakan tegas terhadap Korut.

Lee mengambil sikap bahwa Seoul siap untuk menghentikan aliran bantuan kepada Korut jika negara itu tidak menghentikan program senjata nuklirnya. Menteri Luar Negeri Korsel Yu Myung-hwan kemarin membahas masalah Korut yang berkaitan dengan uji coba rudal dan nuklir dengan Menlu China Yang Jiechi. ”Bersama China, kami akan melakukan tukar pikiran mengenai masalah rudal dan nuklir Korea Utara,”kata Yu.

”Kami juga ingin membahas cara untuk memajukan perundingan enam negara,”imbuhnya. Pemerintah China kemarin menyatakan pihaknya mengikuti perkembangan tentang rencana peluncuran satelit Korut. ”China akan memperhatikan masalah ini,” kata Juru Bicara Deplu China Ma Zhaoxu.

Dia mengungkapkan, Beijing berharap pihak-pihak yang berkaitan bisa membantu terciptanya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, dan di seluruh wilayah ini. Jepang juga mengaku siap menghadapi segala kemungkinan bahaya yang terjadi di Semenanjung Korea.

”Pemerintah selalu mempertimbangkan langkah-langkah persiapan jika terjadi situasi darurat,”ungkap Juru Bicara Deplu Jepang Yasuhisa Kawamura. Dia menambahkan,Jepang masih terus menganalisis dan mengkaji berbagai informasi mengenai peluncuran satelit Korut. (AFP/Rtr/BBC/ andika h m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/216302/
FOTO: YAHOO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford