LTTE Halangi Evakuasi Sipil
KOLOMBO(SINDO) – Macan Tamil mencegah pekerja kemanusiaan internasional mengevakuasi 300 pasien di wilayah kekuasaan mereka.
Daily News melaporkan, 20 kendaraan yang diatur ICRC dan Perserikatan Bangsa- Bangsa(PBB) untukmengangkut korban sakit dari area pertempuran.”Pemberontak Macan Tamil menggunakan pasien sebagai tameng hidup,” demikian laporkan Daily News.Konvoi kemanusiaan tersebut dihadang pemberontak bersenjata. Pihak ICRC dan PBB pun saling adu argumen tetapi hasilnya nihil.
Para korban perang di lokasi Puthukkudiriruppu di distrik Mullaittivu yang telah dikuasai militer, telah dipindahkan ke rumah sakit di Vavuniya. Namun, juru bicara Palang Merah di Kolombo Sarasi Wijeratne menolak berkomentar. Ada sekitar 250.000 warga sipil yang terjebak dalam pertempuran antara militer Sri Lanka dan pemberontak Macan Tamil. Ratusan warga sipil telah menjadi korban sipil dalam operasi militer penumpasan pemberontak Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE).
Data tersebut diungkapkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Menurut Kepala Operasi ICRC wilayah Asia Selatan Jacques de Maio,fasilitas medis di daerah Vanni dipenuhi dengan ratusan orang yang tewas dan sejumlah orang yang terluka saat serangan pemerintah terakhir di wilayah pemberontak Macan Tamil. ”Sudah tiba waktunya untuk mengambil tindakan menentukan dan menghentikan pertumpahan darah lebih lanjut karena waktunya hampir habis,”tandasnya.
De Maio mengungkapkan, ribuan warga sipil terperangkap dalam pertempuran. Rumah sakit dan mobil ambulans juga telah terkena tembakan dan beberapa pekerja bantuan terluka ketika mengevakuasi orang yang terluka. 250.000 orang tidak dapat melarikan diri dari tempat seluas 250 km2 itu dan tidak bisa menemukan perlindungan dari pertempuran. ”Pertempuran telah mencegah ICRC untuk beroperasi di kawasan itu,”papar de Maio.
”Ketika perang usai, kami mungkin akan melihat korban tak terhitung, kecuali warga sipil memang dilindungi dan hukum kemanusiaan internasional dihormati di semua keadaan”. ICRC meminta kedua belah yang bertikai untuk membolehkan sipil meninggalkan zona pertempuran. Sementara itu, Menteri Luar Negeri India Pranab Mukherjee bertemu dengan Presiden Sri Lanka Mahindra Rajapaksa membahas krisis kemanusiaan.
”Pemerintah Sri Langka telah menjamin bahwa mereka menghormati zona hijau dan berusaha meminimalisasi dampak korban sipil dari etnis Tamil,”paparnya. ”Kita akan bekerja sama dengan Pemerintah Sri Langka untuk menjamin semua warga Sri Langka dan komunitas Macan Tamil yang terkenadampakpertempuran, agar mereka kembali hidup normal,” kata Mukherjee.Dia meminta agar PBB dan Palang Merah diberikan ak-ses untuk menyelamatkan korban luka. Mukherjee mengungkapkan, India akan memberikan bantuan pada Sri Lanka.
Pemerintah India tidak bersimpati pada pemberontakan Macan Tamil. Jika militer Sri Lanka menggapai kemenangan, justru akan memberikan perdamaian di wilayah yang didominasi etnis Tamil. Sementara itu, PBB kemarin menyatakan pihaknya akan berusaha lagi untuk kedua kalinya membantu mengevakuasi ratusan anak yang luka dari zona perang di Sri Lanka,termasuk 50 di antaranya yang mengalami luka berat.
”Jika diizinkan dan diterima LTTE dan jika penghentian pertempuran diizinkan, konvoi PBB akan menerobos ke garis depan pada tengah hari Kamis (hari ini),” demikian pernyataan PBB. Sekjen PBB Ban Ki-moon telah menyerukan agar keselamatan warga sipil diutamakan, sama seperti kelompok kemanusiaan yang mencoba memberikan bantuan bagi warga yang terjebak di wilayah pertempuran. (AFP/Rtr/BBC/CNN/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/208862/
Daily News melaporkan, 20 kendaraan yang diatur ICRC dan Perserikatan Bangsa- Bangsa(PBB) untukmengangkut korban sakit dari area pertempuran.”Pemberontak Macan Tamil menggunakan pasien sebagai tameng hidup,” demikian laporkan Daily News.Konvoi kemanusiaan tersebut dihadang pemberontak bersenjata. Pihak ICRC dan PBB pun saling adu argumen tetapi hasilnya nihil.
Para korban perang di lokasi Puthukkudiriruppu di distrik Mullaittivu yang telah dikuasai militer, telah dipindahkan ke rumah sakit di Vavuniya. Namun, juru bicara Palang Merah di Kolombo Sarasi Wijeratne menolak berkomentar. Ada sekitar 250.000 warga sipil yang terjebak dalam pertempuran antara militer Sri Lanka dan pemberontak Macan Tamil. Ratusan warga sipil telah menjadi korban sipil dalam operasi militer penumpasan pemberontak Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE).
Data tersebut diungkapkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Menurut Kepala Operasi ICRC wilayah Asia Selatan Jacques de Maio,fasilitas medis di daerah Vanni dipenuhi dengan ratusan orang yang tewas dan sejumlah orang yang terluka saat serangan pemerintah terakhir di wilayah pemberontak Macan Tamil. ”Sudah tiba waktunya untuk mengambil tindakan menentukan dan menghentikan pertumpahan darah lebih lanjut karena waktunya hampir habis,”tandasnya.
De Maio mengungkapkan, ribuan warga sipil terperangkap dalam pertempuran. Rumah sakit dan mobil ambulans juga telah terkena tembakan dan beberapa pekerja bantuan terluka ketika mengevakuasi orang yang terluka. 250.000 orang tidak dapat melarikan diri dari tempat seluas 250 km2 itu dan tidak bisa menemukan perlindungan dari pertempuran. ”Pertempuran telah mencegah ICRC untuk beroperasi di kawasan itu,”papar de Maio.
”Ketika perang usai, kami mungkin akan melihat korban tak terhitung, kecuali warga sipil memang dilindungi dan hukum kemanusiaan internasional dihormati di semua keadaan”. ICRC meminta kedua belah yang bertikai untuk membolehkan sipil meninggalkan zona pertempuran. Sementara itu, Menteri Luar Negeri India Pranab Mukherjee bertemu dengan Presiden Sri Lanka Mahindra Rajapaksa membahas krisis kemanusiaan.
”Pemerintah Sri Langka telah menjamin bahwa mereka menghormati zona hijau dan berusaha meminimalisasi dampak korban sipil dari etnis Tamil,”paparnya. ”Kita akan bekerja sama dengan Pemerintah Sri Langka untuk menjamin semua warga Sri Langka dan komunitas Macan Tamil yang terkenadampakpertempuran, agar mereka kembali hidup normal,” kata Mukherjee.Dia meminta agar PBB dan Palang Merah diberikan ak-ses untuk menyelamatkan korban luka. Mukherjee mengungkapkan, India akan memberikan bantuan pada Sri Lanka.
Pemerintah India tidak bersimpati pada pemberontakan Macan Tamil. Jika militer Sri Lanka menggapai kemenangan, justru akan memberikan perdamaian di wilayah yang didominasi etnis Tamil. Sementara itu, PBB kemarin menyatakan pihaknya akan berusaha lagi untuk kedua kalinya membantu mengevakuasi ratusan anak yang luka dari zona perang di Sri Lanka,termasuk 50 di antaranya yang mengalami luka berat.
”Jika diizinkan dan diterima LTTE dan jika penghentian pertempuran diizinkan, konvoi PBB akan menerobos ke garis depan pada tengah hari Kamis (hari ini),” demikian pernyataan PBB. Sekjen PBB Ban Ki-moon telah menyerukan agar keselamatan warga sipil diutamakan, sama seperti kelompok kemanusiaan yang mencoba memberikan bantuan bagi warga yang terjebak di wilayah pertempuran. (AFP/Rtr/BBC/CNN/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/208862/
Komentar