RI Minta Israel Stop Serangan
JAKARTA(SINDO) – Pemerintah Indonesia kemarin mendesak Israel agar menghentikan serangan terhadap warga Palestina.
Indonesia juga meminta Israel agar menghentikan penggunaan kekerasan yang keji dan tidak bertanggung jawab serta melanggar ketentuan hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah menegaskan, Pemerintah Indonesia juga mendesak agar Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat sesuai dengan tanggung jawabnya dalam memulihkan perdamaian dan keamanan di wilayah Palestina.
Faizasyah menuturkan,Pemerintah Indonesia berharap Pemerintah Israel dan Pemerintah Palestina memulai kembali proses dialog dan perdamaian yang macet.Setidaknya dalam lima tahun terakhir ini,menurut dia,tidak adanya dialog dan negosiasi menyebabkan kelompok-kelompok sempalan mengambil tindakan sendiri-sendiri.
”Hal itu mengundang balasan berlebihan dari Israel dan memicu jatuhnya banyak korban dan material yang besar di pihak Palestina,” paparnya kepada SINDO. Faizasyah juga menegaskan bahwa Indonesia mengutuk serangan militer Israel terhadap Gaza,Palestina.
Menurut dia, serangan militer tersebut merupakan penggunaan kekerasan yang berlebihan dan tidak proporsional terhadap serangan roket oleh kelompok-kelompok Palestina, yang merupakan pembelaan diri dari pendudukan militer dan penjajahan Israel terhadap Palestina. ”Serangan Israel itu merupakan salah satu serangan bersenjata terbesar yang dilakukan negeri Yahudi itu,” katanya.
Dilaporkan, serangan keji Israel tersebut telah menewaskan 282 orang dan melukai 600 orang lainnya. Dari Gaza, meskipun kecaman telah datang dari berbagai belahan dunia, Israel kemarin terus melanjutkan serangan udara ke Gaza. Sekretaris Kabinet Israel Oved Yehezkel menyatakan, serangan hari kedua tersebut ditujukan untuk memberikan tekanan kepada Hamas setelah sebelumnya serangan serupa juga dilakukan Israel.
”Sekarang kami tidak mempertimbangkan untuk menghentikan pertikaian,” ujar Yehezkel. Sekitar 100 pesawat perang yang digunakan untuk menyerang pada Sabtu (27/12). Jumlah yang sama juga dikerahkan pada serangan kemarin.
MenurutIsrael,pesawat tersebut menghancurkan 230 target di Jalur Gaza. ”Target tersebut adalah infrastruktur Hamas,seperti bangunan, gudang senjata, dan zona peluncur roket,”kata Juru Bicara Militer Israel yang tidak disebutkan namanya. Belum cukup serangan udara,Israel sedang mempersiapkan serangan darat ke Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memberi isyarat bahwa pihaknya kemungkinan akan melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza. Barak menyatakan penurunan pasukan tempur tersebut sebagai bentuk perlindungan bagi warga Israel.
”Kami siap melakukan apa pun. Jika diperlukan, kami akan menurunkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk memperluas operasi militer di Gaza,”katanya. Bahkan, menurut pejabat penting Israel, kabinet telah memberikan lampu hijau untuk memanggil kembali 6.500 tentara cadangan.”Tentara cadangan tersebut termasuk unit tempur dan unit perlindungan komunitas,”katanya.
Sementara pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, pejuang Gaza tak akan pernah menyerah. Dia juga mengisyaratkan bahwa penyerangan Israel akan sia-sia tanpa hasil. ”Kami tak akan meninggalkan tanah air kami. Kami tak akan mengibarkan bendera putih dan tak akan berlutut kecuali kepada Tuhan,”ujar Haniyeh.
Menurut Haniyeh, darah bercucuran di mana-mana, banyak yang terluka dan menjadi martir di tiap rumah dan tiap jalan. Dia mengungkapkan, Gaza ini dihiasi darah dan para syahid bisa bertambah dan bisa lebih banyak lagi yang terluka. ”Tapi Gaza tak akan pernah hancur dan tak akan pernah menyerah,” tukas Haniyeh.
Dari Washington, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice kemarin mengenai serangan mematikan Israel ke Jalur Gaza.”Presiden terpilih Obama menghargai informasi dari Menlu Rice,” ujar salah seorang pejabat Tim Transisi Obama. (AP/AFP/Rtr/CNN/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/199751/
Indonesia juga meminta Israel agar menghentikan penggunaan kekerasan yang keji dan tidak bertanggung jawab serta melanggar ketentuan hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah menegaskan, Pemerintah Indonesia juga mendesak agar Dewan Keamanan PBB melakukan sidang darurat sesuai dengan tanggung jawabnya dalam memulihkan perdamaian dan keamanan di wilayah Palestina.
Faizasyah menuturkan,Pemerintah Indonesia berharap Pemerintah Israel dan Pemerintah Palestina memulai kembali proses dialog dan perdamaian yang macet.Setidaknya dalam lima tahun terakhir ini,menurut dia,tidak adanya dialog dan negosiasi menyebabkan kelompok-kelompok sempalan mengambil tindakan sendiri-sendiri.
”Hal itu mengundang balasan berlebihan dari Israel dan memicu jatuhnya banyak korban dan material yang besar di pihak Palestina,” paparnya kepada SINDO. Faizasyah juga menegaskan bahwa Indonesia mengutuk serangan militer Israel terhadap Gaza,Palestina.
Menurut dia, serangan militer tersebut merupakan penggunaan kekerasan yang berlebihan dan tidak proporsional terhadap serangan roket oleh kelompok-kelompok Palestina, yang merupakan pembelaan diri dari pendudukan militer dan penjajahan Israel terhadap Palestina. ”Serangan Israel itu merupakan salah satu serangan bersenjata terbesar yang dilakukan negeri Yahudi itu,” katanya.
Dilaporkan, serangan keji Israel tersebut telah menewaskan 282 orang dan melukai 600 orang lainnya. Dari Gaza, meskipun kecaman telah datang dari berbagai belahan dunia, Israel kemarin terus melanjutkan serangan udara ke Gaza. Sekretaris Kabinet Israel Oved Yehezkel menyatakan, serangan hari kedua tersebut ditujukan untuk memberikan tekanan kepada Hamas setelah sebelumnya serangan serupa juga dilakukan Israel.
”Sekarang kami tidak mempertimbangkan untuk menghentikan pertikaian,” ujar Yehezkel. Sekitar 100 pesawat perang yang digunakan untuk menyerang pada Sabtu (27/12). Jumlah yang sama juga dikerahkan pada serangan kemarin.
MenurutIsrael,pesawat tersebut menghancurkan 230 target di Jalur Gaza. ”Target tersebut adalah infrastruktur Hamas,seperti bangunan, gudang senjata, dan zona peluncur roket,”kata Juru Bicara Militer Israel yang tidak disebutkan namanya. Belum cukup serangan udara,Israel sedang mempersiapkan serangan darat ke Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memberi isyarat bahwa pihaknya kemungkinan akan melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza. Barak menyatakan penurunan pasukan tempur tersebut sebagai bentuk perlindungan bagi warga Israel.
”Kami siap melakukan apa pun. Jika diperlukan, kami akan menurunkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk memperluas operasi militer di Gaza,”katanya. Bahkan, menurut pejabat penting Israel, kabinet telah memberikan lampu hijau untuk memanggil kembali 6.500 tentara cadangan.”Tentara cadangan tersebut termasuk unit tempur dan unit perlindungan komunitas,”katanya.
Sementara pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, pejuang Gaza tak akan pernah menyerah. Dia juga mengisyaratkan bahwa penyerangan Israel akan sia-sia tanpa hasil. ”Kami tak akan meninggalkan tanah air kami. Kami tak akan mengibarkan bendera putih dan tak akan berlutut kecuali kepada Tuhan,”ujar Haniyeh.
Menurut Haniyeh, darah bercucuran di mana-mana, banyak yang terluka dan menjadi martir di tiap rumah dan tiap jalan. Dia mengungkapkan, Gaza ini dihiasi darah dan para syahid bisa bertambah dan bisa lebih banyak lagi yang terluka. ”Tapi Gaza tak akan pernah hancur dan tak akan pernah menyerah,” tukas Haniyeh.
Dari Washington, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice kemarin mengenai serangan mematikan Israel ke Jalur Gaza.”Presiden terpilih Obama menghargai informasi dari Menlu Rice,” ujar salah seorang pejabat Tim Transisi Obama. (AP/AFP/Rtr/CNN/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/199751/
Komentar