John Lasseter, Sampaikan Pesan Moral melalui Film Animasi

Mimpi masa kecil John Lasseter,51,adalah membuat film kartun interaktif yang memukau. Kini,mimpi itu menjadi kenyataan.

DIA menjadi animator andal yang karyanya menarik bukan hanya bagi anak-anak, melainkan juga orang dewasa. Karya terbarunya, Wall-E dan Bolt masuk nominasi Golden Globe untuk kategori film terbaik.Wall-E adalah film animasi yang berkisah tentang robot yang mencari cinta dan menyadarkan manusia tentang arti penting menjaga bumi tetap hijau.

Adapun Bolt berkisah tentang seekor anjing bernama Bolt yang sepanjang hidupnya bekerja sebagai pemain acara televisi. Bolt selalu berperan sebagai pahlawan. Bolt sampai tak menyadari bahwa semua itu sebenarnya hanyalah peran dalam acara televisi. Suatu ketika,keadaan berbalik 180 derajat.Akibatsuatukesalahan,Boltdikirim ke New York.Melalui Bolt,Lasseter ingin menyampaikan pesan moral kepada pemirsa bahwa segala sesuatu dunia ini tidak mudah dan tidak pasti.

”Seseorang harus menjadi pahlawan dalam kehidupan nyata, bukan sekadar mimpi,”ujar Lasseter. Melalui Bolt, Lasseter juga meyakinkan kepada semua orang bahwa tiga dimensi merupakan teknologi masa depan bagi film kartun. Teknologi ini menyenangkan dan mampu menampilkan cerita layaknya kejadian nyata. Kendati begitu, Lasseter bertekad tidak akan meninggalkan film dua dimensi.Film ini,menurutnya, mampu menghadirkan cerita hebat dan karakter yang menonjol.

Majalah Newsweek menempatkan Lasseter sebagai salah satu orang berpengaruh di dunia pada tahun ini.Dia juga disebut sebagai guru film animasi abad ini. Di tengah krisis keuangan global, Lasseter yakin bahwa animasi bakal semakin populer. ”Dalam masa ekonomi yang surut, film merupakan hiburan yang tidak mahal bagi keluarga,”paparnya seperti dikutip Newsweek.

Animasi merupakan film yang bisa dinikmati segala usia pemirsa.Tantangan film animasi, menurut Lasseter, adalah membuat cerita yang langsung berhubungan dengan anak-anak dan orang dewasa. Pixar di bawah kepemimpinan Lasseter mampu membuat cerita yang mengandung fantasi dan berorientasi pada mitos. Lasseter mampu memadukan nostagia dan teknologi masa depan.

Kenapa harus kartun dan animasi? Menurut Lasseter, pada dasarnya semua orang memiliki keinginan untuk kembali ke masa kecil. Salah satu cara membangkitkan kenangan masa kecil adalah dengan menonton film kartun. ”Kini,film kartun dan animasi telah menjadi sebuah mahakarya seni tingkat tinggi,” ujarnya kepada The Guardian. Dia mengaku, bekerja dalam bidang animasi seperti anak-anak sedang bermain.

”Animasi merupakan sesuatu yang ingin saya lakukan dalam keseluruhan hidup saya. Saya tidak pernah memikirkan untuk bekerja selain di bidang animasi,” paparnya. Lasseter menuturkan, keseluruhan pekerjaannya berkaitan langsung dengan kreativitas. Satu yang tidak pernah ditinggalkan Lasseter adalah membuat film animasi berkualitas. Baginya, film harus menarik untuk ditonton.

”Sebuah film animasi dikatakan bagus jika saya bisa tertawa dan terkejut sebagaimana keindahan dan keterpaduan menyatu dalam film tersebut,”ujarnya. Lasseter mengaku, hal pertama yang menjadi fokus dalam film animasi adalah cerita.Selanjutnya,animator dituntut mampu membuat tokoh dan gambar-gambar sebagai pendukung cerita. Lalu, pengembangan efek dan musik menjadi pendukung. Lasseter mencontohkan saat membuat film animasi Cars.

Ide untuk menampilkan mobil-mobil yang berbicara memang baru bagi sebuah film animasi. Didukung teknik animasi yang baik dalam menampilkan latar belakang alam, animasi yang ditampilkan dalam film ini luar biasa. Para penonton bahkan merasa tidak sedang menyaksikan sebuah film animasi. Ilustrasi musik pun begitu pas dengan cerita serta adegan-adegan dalam film itu. Kemudian, pengisi suara juga menjadi hal penting. Seringkali Lasseter merekrut bintang- bintang ternama untuk mengisi suara tokoh-tokoh dalam film kartunnya.

”Pengisi suara juga bisa menjadi daya jual,”paparnya kepada Slash Film.Pada film Bolt,Lasseter sengaja memasang nama-nama besar semisal John Travolta dan Miley Cyrusi.Menurut Lasseter,kehadiran dua pengisi suara yang tepat mampu memberi nyawa pada tokoh animasi. Lasseter yang lahir 12 Januari 1957 mengawali kariernya sebagai animator.Kemudian, dia bekerja sama dengan teman-temannya membuat film animasi. Dia juga termasuk salah satu orang pertama yang meyakinkan para animator untuk menggunakan komputer.

Lasseter kemudian mendirikan Pixar.Dia pun menyutradarai beberapa film animasi seperti Toy Story,A Bug’s Life,Toy Story 2,dan Cars.Dua Academy Award pun berhasil diraihnya. Sejak bergabung kembali dengan Disney pada 2006, dia menggebrak dunia perfilman dengan film-film animasi. Bergabungnya Lasseter ke Disney ternyata membawa perubahan besar terhadap perusahaan raksasa tersebut. Lasseter mampu memberikan atmosfer baru dan mengubah citra Disney.

Beberapa film animasi yang telah beredar antara lain Mater and the Ghostlight (2006), Lifted (2006), Meet the Robinsons (2007), Ratatouille (2007), Wall-E (2008), Bolt (2008), dan Tinkerbell (2008). Tahun depan, Lasseter bakal meluncurkan Up (2009) dan ThePrincessandtheFrog(2009). (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/200264/Rata Penuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford