Hasina Menangi Pemilu Bangladesh
Mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina Wajed menang mutlak dalam pemilihan umum di negaranya. Dia meraih lebih dari 75% kursi di parlemen.
Juru Bicara Komisi Pemilu Bangladesh S.M. Asaduzzman mengatakan, Partai Liga Awami yang dipimpin Sheikh Hasina menang 229 kursi dari 299 kursi. “Dia meraih kemenangan mayoritas untuk memerintah tanpa koalisi dengan partai lain,” kata Asaduzzaman.
Keikutsertaan para pemilih cukup tinggi dalam pemilu yang digelar pada Senin (29/12). Sekitar 80% dari 81 juta pemilih memberikan suaranya. Pemilu tersebut mengakhiri dua tahun pemerintahan rezim yang didukung militer.
Dengan demikian, Hasina kembali meraih kekuasaan setelah setahun ditahan karena tuduhan pembunuhan dan korupsi. Tuduhan-tuduhan semacam seringkali memperosok banyak pemimpin politik Bangladesh. Walaupun begitu, dia tak pernah meninggalkan garis-depan kemelut politik di Bangladesh dan menjegalnya untuk bangkit kembali dan menghancurkan harapan kemenangan musuh bebuyutannya, Khaleda Zia.
Khaleda Zia dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) hanya berhasil mendapatkan 27 kursi dukungan, yang mengakhiri dua tahun pemerintahan sementara yang didukung militer. “Telah terjadi banyak kecurangan,” Juru Bicara BNP, Rizvi Ahmed. Dia mengatakan, pendukung BNP dilarang memilih, dan badan jajak pendapat kami serta para petugasnya telah dihambat menjalankan tugas mereka.
Hasina dan Zia, diketahui telah bersaing ketat sejak tahun 1991 hingga pemerintahan sementara dibentuk. Persaingan personal keduanya dan kedua dinasti politik yang berlangsung sengit dituding sebagai biang kelumpuhan kehidupan politik di Bangladesh. Zia terpilih menjadi PM pada 1991, kemudian Hasina pada 1996, dan Zia kembali lagi pada 2001, akhirnya, Hasina menang mutlak pada 2008.
Kedua politisi Bangladesh tersebut kerap menggunakan tema kampanye yang sama, yaitu memerangi korupsi dan meningkatkan perekonomian. Hanya saja, ideologi dan pendekatan massa dari Hasina dan Zia cukup kontras. Hasina lebih cenderung sekuler dan liberal, sedangan Zia lebih dekat dengan kalangan islam fundamentalis.
Siapa sebenarnya Hasina? Hasina, 61, pertama kali tampil di kekuasan pada 1996, dan memerintah selama lima tahun, kendatipun dia selalu berjuang untuk keluar dari bayangan ayahnya, mantan presiden Sheikh Mujibur Rahman, yang dibunuh dalam kudeta militer 1975. Rahman memimpin Bangladesh berjuang mewujudkan kemerdekaannya dari Pakistan pada 1971.
Sheikh Hasina dikenal sebagai ahli pidato berapi-api, pemimpin partai kiri-tengah Liga Awami. Dalam pidato kampanye terakhirnya di hadapan 100.000 orang pada Sabtu (27/12), dia mengatakan, terdapat ancaman pembunuhan terhadap hidupnya. “Tapi, saya akan terus berjuang untuk menyaksikan negara ini tersenyum. Saya akan mengabdi kepada anda sampai saya mati," tegasnya,” paparnya.
Setiap kampanye politik, Hasina selalu berlindung dibelakang kaca anti peluru. Para pengacau kerap kali melancarkan rencana pembunuhan terhadapnya. Pada Agustus 2004, dia selamat dari usaha pembunuhan pada kampanye politiknya. Lebih dari 20 orang tewas pada serangan tersebut. (andika h m)
Komentar