Demi Gedung Putih,Obama Tinggalkan Blackberry

’’Maaf Presiden,tolong serahkan Blackberry Anda,”itulah yang bakal dilontarkan petugas keamanan Gedung Putih kepada Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

DENGAN menjabat sebagai presiden AS, berarti Obama harus menghilangkan salah satu gaya hidupnya, yaitu Blackberry. Padahal, Blackberry merupakan salah satu alat komunikasi Obama dengan dunia luar.

Selama masa kampanye presiden, Obama tidak pernah melepaskan Blackberry dari genggaman. Dia mengandalkan Blackberry untuk meraih dukungan di internet dan berkomunikasi dengan para pendukungnya. ”Blackberry-nya selalu dibanjiri e-mail,” kata David Axelrod, kepala ahli strategi kampanye Obama, seperti dikutip New York Times.Hingga saat ini, Obama belum mengucapkan kata perpisahan dengan email pribadi yang biasa digunakan.

Namun, hukum memaksa Obama meninggalkan alat komunikasi kesayangannya itu. AS memiliki Undang-Undang Catatan Presiden (PRA) yang mengatur semua komunikasi tertulis,termasuk e-maildianggap resmi dan nantinya akan diperlihatkan kepada publik. UU itu dibuat pada 1978 setelah Presiden Richard Nixon terlibat bocornya dokumen skandal Watergate.

Dalam UU PRA itu semua catatan tertulis, rekaman, dan korespondensi melalui emailyang dilakukan presiden akan diumumkan kepada publik 12 tahun setelah pemerintahannya berakhir. Obama merupakan presiden kedua yang tidak akan menggunakan e-mail dan Blackberrynya dalam era digital.

Obama berbeda dengan George W Bush yang jarang menggunakan e-maildan Blackberry- nya.GeorgeBush,tigahari sebelum dilantik mengirim email kepada 42 rekan dan kerabat bahwa dia tidak bisa lagi berkirim kabar lewat internet.” Sampai jumpa dalam beberapa tahun ke depan karena saya tidakbisamenggunakan email lagi.

Sebab, saya tidak ingin pembicaraan pribadi saya nanti memalukan Anda,” tulis Bush delapan tahun lalu dalam e-mail pribadinya, G94B@aol.com.This e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it Para pakar menganggap alat komunikasi elektronik sebenarnya lebih aman, tetapi yang lebih mengkhawatirkan jika yang di-hack dari Blackberry milik seorang presiden. Blackberry sendiri menolak menjawab pertanyaan mengenai keamanan yang disediakan perusahaannya.

Diane Owen, pakar politik dari Universitas Georgetown, mengatakan bahwa presiden harus mengubah gaya hidup mereka beberapa menit sebelum memasuki Gedung Putih. Mereka harus berhadapan dengan isu keamanan, khususnya komunikasi mereka. ”Hidup seperti bukan milikmu, minimal selama empat tahun, jika tidak berlanjut sampai delapan tahun,”ungkapnya. (AFP/NYTimes/ andika h m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/189533/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford