Telur Bermelamin Guncang China

BEIJING(SINDO) – Produk pangan berbahaya kembali mengguncang China.Berbagai supermarket di China selatan, kemarin,menarik telur-telur yang diduga mengandung melamin.

Supermarket di Kota Guangzhou, China, memulai penarikan produk telur dari China bagian tenggara. Langkah itu dilakukan setelah otoritas Hong Kong mengumumkan penemuan melamin pada produk telur dari China daratan. Raksasa ritel Prancis Carrefour dan ritel domestik Huarun Wanjia dan Baijia telah menarik telur bermerek ”Kekeda” yang diproduksi Hanwei Group, salah satu perusahaan yang memproduksi susu terbesar di China.

Telur yang terkontaminasi melamin di Hong Kong itu berasal dari produk Hanwei. Perusahaan raksasa ritel Amerika Serikat (AS) Wal- Mart juga mulai menarik produk telur ”Kekeda” dari pasaran. Menurut Juru Bicara Wal-Mart di Shenzhen, Mu Mingming,produk telur ”Kekeda” telah ditarik dari pasaran.

”Dalam beberapa hari lalu,kita menarik semua produk telur yang diduga terkontaminasi melamin dari 100 toko kita di China,” ungkapnya. Direktur Dalian Hanwei Enterprise Group Han Wei mengatakan bahwa perusahaannya akan bertanggung jawab atas kasus terkontaminasinya produk telur mereka.

Han juga mengucapkan permintaan maaf kepada konsumen di Hong Kong. ”Tidak ada konsumen yang meminta untuk meningkatkan kandungan protein di telur yang kita produksi. Dengan demikian, kita pun tidak perlu menambahkan melamin pada produk telur kita,” kata Han.”Kita benar-benar terpukul atas kasus ini.

Kita juga akan bertanggung jawab,” tambahnya. Han tidak menjelaskan bagaimana bahan kimia berbahaya itu bisa terdapat dalam produk telur mereka. Penemuan melamin di telur memicu kekhawatiran bahwa bahan kimia berbahaya itu telah tersebar di berbagai produk makanan China.

Skandal telur bermelamin itu mencuat setelah Badan Pengawas Makanan Hong Kong mengumumkan pekan lalu bahwa telur yang diproduksi China mengandung melamin dengan tingkat 4,7 ppm (parts per million). Mereka menyebutkan bahwa ada kemungkinan telur yang mengandung melamin itu berasal dari bahan pakan ternak yang dikonsumsi ayam petelur.

Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) pun langsung bereaksi. Mereka kemarin meminta China untuk menutup perusahaan kimia yang diduga berkaitan langsung dengan bahan pakan ternak. Zhang Zhongjun, pejabat dari Badan PBB urusan Pangan dan Pertanian (FAO),mengatakan Departemen Pertanian China tengah menyelidiki apakah ada kemungkinan melamin itu dicampurkan ke dalam bahan pakan ternak.

”Tapi, kita belum mengetahui detail mengenai penyidikan itu.Kita menginginkan agar mereka secepatnya melaporkan segera sehingga kita mengetahui hasil penemuan mereka,”papar Zhang. Zhang khawatir telur yang mengandung melamin itu disebabkan pakan ternak yang mengandung bahan kimia.

Zhang mengatakan,jika pakan ternak bermelamin itu benar-benar ditemukan, kemungkinan daging babi ayam,ikan, dan sapi juga terkontaminasi melamin. Jelas ada kesalahan bahwa produsen bahan pakan ternak menganggap melamin mengandung protein tingkat tinggi.

”Kesalahan produsen bahan pakan ternak itu sama dengan produsen susu yang menambahkan melamin, ”papar Zhang. Selain FAO, Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemarin juga meminta China untuk memberikan klarifikasi kualitas telur yang mengandung melamin.

Pemerintah China akan menjawabnya dalam jangka waktu 24 jam. Tony Hazzard, penasihat kesehatan makanan wilayah regional WHO, menekankan bahwa level melamin yang ditemukan pada telur di Hong Kong tidak akan berdampak negatif pada kesehatan.” Walaupun telur itu dikonsumsi pada jumlah cukup banyak setiap harinya tidak akan membahayakan kesehatan,” katanya.

Melamin umumnya ditambahkan pada susu sehingga tampak mengandung protein yang tinggi. Kenyataannya, melamin justru berdampak buruk bagi kesehatan karena mengakibatkan batu ginjal dan gagal ginjal.Empat anak tewas karena gagal ginjal dan 53.000 anak di China sakit setelah mengonsumsi susu bermelamin.

Kini, lebih dari 3.600 anak masih menderita batu ginjal dan tiga di antara mereka dalam kondisi serius. Perdana Menteri China Wen Jiabao menegaskan pada pertemuan pemimpin Eropa dan Asia bahwa skandal susu itu merupakan kegagalan pemerintahannya dalam meningkatkan standar kesehatan dan kelayakan makanan. (AFP/AP/Rtr/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/181913/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford