Rumah Obama di Jakarta Dilirik Banyak Kalangan
RATUSAN ribu wisatawan setiap tahun berkunjung ke rumah presiden pertama Amerika Serikat (AS) George Washington di Mount Vernon dan rumah Thomas Jefferson di Monticello.
PIKIRANitulah yang mungkin hinggap di kepala Bartele Santema, seorang pengusaha asal Belanda di Jakarta yang berharap dapat menyewa atau memiliki sebuah rumah yang pernah ditempati Obama saat tinggal di Indonesia. Pemilik jaringan bar di Jakarta itu ingin menjadikan bekas rumah Obama itu sebagai kafe museum dan akan dibuka untuk umum dengan nama Sweet Home Obama.
Santema mengaku saat ini sedang bernegosiasi dengan pemiliknya,Tata Aboe Bakar, 78, seorang pensiunan angkatan laut asal Indonesia yang ayahnya menyewakan rumah tersebut untuk rumah keluarga Obama kala itu. Sayangnya, Aboe Bakar tidak berniat menjual atau pindah dari rumah bersejarah yang terletak di kawasan Jalan KH Ramli, Menteng Dalam, Jakarta Selatan itu.
Dia mengaku keluarganya telah lama tinggal di rumah yang sejuk dan berlokasi di salah satu kawasan paling elite di Jakarta itu.Apalagi, rumah itu telah dibangun sejak 1939 dan bernilai sejarah.”Ibu saya lahir di rumah ini,orang tua saya juga meninggal di sini,”ujarnya. Keinginan berbagai kalangan untuk memiliki rumah tersebut tampaknya kian menjadi-jadi saat ini.
Apalagi, Obama diprediksi akan mencetak sejarah sebagai Presiden AS kulit hitam pertama pada pemilu 4 November mendatang. Namun derasnya tawaran menggiurkan tampaknya membuat Aboe Bakar harus berpikir ulang jika ada calon pembeli dengan harga tertinggi.Aboe Bakar mengaku akan mempertimbangkan menjualnya jika rumah itu ditawar hingga senilai USD3 juta.
Saking banyaknya penawar yang datang,ada salah satu makelar yang mengklaim pejabat Kedutaan Besar AS siap membayar lima kali lipat dari harga pasar jika Obama berhasil memenangi pemilu. Aboe Bakar pun mengaku serius mempertimbangkannya. Padahal, rumah seluas 1.200 meter persegi itu ditaksir senilai USD1 juta berdasarkan harga di kawasan itu, tidak termasuk faktor Obama.
Ketika dimintai konfirmasinya,Juru Bicara Kedutaan Besar AS Tristram Perry mengaku tidak ada proposal apa pun tentang pembelian rumah Obama. Sementara Santema mengaku menawarkan diri untuk menyewa rumah yang pernah ditinggali Obama senilai USD500 per bulan.
Dia berencana membuka kafe dengan produk andalan bernama ”Obamablend coffee”, sebuah kopi campuran dari Kenya dan Jawa.”Saya berharap suatu hari nanti,Obama akan datang ke sini dan saya akan bertemu dengannya,” papar pendukung Senator Illinois yang diunggulkan menang pemilu itu.
Santema juga berencana menyajikan menu ”stroopwafels”, yaitu karamel yang biasa dibawa ke Indonesia selama penjajahan Belanda. ”Kafe itu nanti akan menjual makanan ringan dan beberapa barang dagangan lain,” ungkapnya. Dia mengatakan, semua rencananya itu belum pasti terlaksana karena semua tergantung keputusan Aboe Bakar.
Apalagi saat ini Aboe Bakar belum memutuskan menerima tawaran Santema. Keluarga Obama pindah ke Indonesia pada 1967 dan tinggal selama dua tahun di rumah dengan ayam dan bebek berkeliaran di halaman belakang serta dua bayi buaya di kolam ikan. Rumah itu ditinggali Obama saat berusia 8 hingga 10 tahun.
Aboe Bakar pun memiliki beberapa cerita unik ketika Obama masih kecil. ”Oh ya, Obama pernah menangis selama dua hari karena anjingnya hilang,” ungkap purnawirawan AL itu. Sementara menurut Syahrial, menantu Aboe Bakar yang tinggal bersama keluarga itu saat Obama masih kecil,mengaku menerima banyak kunjungan orang asing sejak Senator Illinois itu maju sebagai kandidat presiden.
”Saya bangga sekaligus dibuat lelah. Jika dia (Obama) menang,mungkin kita harus mengunci pintu,”ungkapnya. (AP/WSJ/andika hendra m)
PIKIRANitulah yang mungkin hinggap di kepala Bartele Santema, seorang pengusaha asal Belanda di Jakarta yang berharap dapat menyewa atau memiliki sebuah rumah yang pernah ditempati Obama saat tinggal di Indonesia. Pemilik jaringan bar di Jakarta itu ingin menjadikan bekas rumah Obama itu sebagai kafe museum dan akan dibuka untuk umum dengan nama Sweet Home Obama.
Santema mengaku saat ini sedang bernegosiasi dengan pemiliknya,Tata Aboe Bakar, 78, seorang pensiunan angkatan laut asal Indonesia yang ayahnya menyewakan rumah tersebut untuk rumah keluarga Obama kala itu. Sayangnya, Aboe Bakar tidak berniat menjual atau pindah dari rumah bersejarah yang terletak di kawasan Jalan KH Ramli, Menteng Dalam, Jakarta Selatan itu.
Dia mengaku keluarganya telah lama tinggal di rumah yang sejuk dan berlokasi di salah satu kawasan paling elite di Jakarta itu.Apalagi, rumah itu telah dibangun sejak 1939 dan bernilai sejarah.”Ibu saya lahir di rumah ini,orang tua saya juga meninggal di sini,”ujarnya. Keinginan berbagai kalangan untuk memiliki rumah tersebut tampaknya kian menjadi-jadi saat ini.
Apalagi, Obama diprediksi akan mencetak sejarah sebagai Presiden AS kulit hitam pertama pada pemilu 4 November mendatang. Namun derasnya tawaran menggiurkan tampaknya membuat Aboe Bakar harus berpikir ulang jika ada calon pembeli dengan harga tertinggi.Aboe Bakar mengaku akan mempertimbangkan menjualnya jika rumah itu ditawar hingga senilai USD3 juta.
Saking banyaknya penawar yang datang,ada salah satu makelar yang mengklaim pejabat Kedutaan Besar AS siap membayar lima kali lipat dari harga pasar jika Obama berhasil memenangi pemilu. Aboe Bakar pun mengaku serius mempertimbangkannya. Padahal, rumah seluas 1.200 meter persegi itu ditaksir senilai USD1 juta berdasarkan harga di kawasan itu, tidak termasuk faktor Obama.
Ketika dimintai konfirmasinya,Juru Bicara Kedutaan Besar AS Tristram Perry mengaku tidak ada proposal apa pun tentang pembelian rumah Obama. Sementara Santema mengaku menawarkan diri untuk menyewa rumah yang pernah ditinggali Obama senilai USD500 per bulan.
Dia berencana membuka kafe dengan produk andalan bernama ”Obamablend coffee”, sebuah kopi campuran dari Kenya dan Jawa.”Saya berharap suatu hari nanti,Obama akan datang ke sini dan saya akan bertemu dengannya,” papar pendukung Senator Illinois yang diunggulkan menang pemilu itu.
Santema juga berencana menyajikan menu ”stroopwafels”, yaitu karamel yang biasa dibawa ke Indonesia selama penjajahan Belanda. ”Kafe itu nanti akan menjual makanan ringan dan beberapa barang dagangan lain,” ungkapnya. Dia mengatakan, semua rencananya itu belum pasti terlaksana karena semua tergantung keputusan Aboe Bakar.
Apalagi saat ini Aboe Bakar belum memutuskan menerima tawaran Santema. Keluarga Obama pindah ke Indonesia pada 1967 dan tinggal selama dua tahun di rumah dengan ayam dan bebek berkeliaran di halaman belakang serta dua bayi buaya di kolam ikan. Rumah itu ditinggali Obama saat berusia 8 hingga 10 tahun.
Aboe Bakar pun memiliki beberapa cerita unik ketika Obama masih kecil. ”Oh ya, Obama pernah menangis selama dua hari karena anjingnya hilang,” ungkap purnawirawan AL itu. Sementara menurut Syahrial, menantu Aboe Bakar yang tinggal bersama keluarga itu saat Obama masih kecil,mengaku menerima banyak kunjungan orang asing sejak Senator Illinois itu maju sebagai kandidat presiden.
”Saya bangga sekaligus dibuat lelah. Jika dia (Obama) menang,mungkin kita harus mengunci pintu,”ungkapnya. (AP/WSJ/andika hendra m)
Komentar