Kamboja Tuding Thailand Rusak Kuil Preah Vihear
PHNOM PENH (SINDO) – Kamboja menuduh tentara Thailand merusak kuil Preah Vihear selama konflik perbatasan. Tuduhan itu telah dilayangkan ke Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dan semakin memanaskan konflik antara Bangkok dan Phnom Penh.
Juru Bicara Dewan Menteri Kamboja Phay Siphan mengatakan,sebuah tangga dan sebuah patung mistis Naga telah rusak akibat serangan roket. Rusaknya kuil peninggalan abad ke-11 itu telah diajukan ke Badan PBB urusan Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (UNESCO) beberapa hari setelah pertempuran pada 15 Oktober lalu.
”Preah Vihear telah dirusak pasukan Thailand. Kita menemukan bekas-bekas granat di dekat kuil itu.Padahal, tidak ada satu pun pasukan Kamboja yang berada di lokasi itu,” ungkap Phay Siphan. ”Otoritas Preah Vihear telah mengirimkan laporan dan gambar kerusakan kuil itu ke UNESCO,”cetus Phay.
Ketegangan antara Kamboja dan Thailand mulai memanas pada Juli,ketika kuil Preah Vihear ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.Padahal, kuil itu tengah menjadi rebutan Phnom Penh dan Bangkok. Mahkamah Internasional PBB pada 1962 telah memutuskan bahwa kuil Preah Vihear itu milik Kamboja.
Sementara itu, Bangkok Postmelaporkan bahwa Departemen Luar Negeri Thailand menolak berkomentar mengenai hal itu.Thailand sepertinya enggan berpolemik lebih jauh mengenai kuil itu. Pada Jumat (24/10), komandan militer Kamboja dan Thailand telah sepakat menyelesaikan kasus perbatasan dengan pendekatan perdamaian.
Pemimpin delegasi Kamboja, Jenderal Chea Mon mengatakan, kedua belah pihak berjanji menghindari konfrontasi dan konflik militer. ”Kedua belah pihak berjanji akan melanjutkan pembahasan permasalahan itu dengan damai untuk mengurangi ketegangan,” paparnya.
Sedangkan komandan militer Thailand Letnan Jenderal Wiboonsak Neeparn mengatakan, perundingan itu diliputi suasana persahabatan.Namun,dia tetap menegaskan bahwa pasukan Thailand tetap berada di garis perbatasan dan tidak akan ditarik mundur. Sebelumnya, pada perundingan antara PM Thailand Somchai Wongsawat dan PM Kamboja Hun Sen,kedua negara sepakat berdamai.
Kedua pemimpin itu bertemu dalam KTT Asia-Eropa (ASEM) di Beijing pada Jumat (24/10) lalu. Kedua belah pihak bertekad menghindari konfrontasi. Menurut Menteri Luar Negeri Thailand Sompong Amornwiwat, kedua negara bertetangga itu tetap akan menjadi teman baik.
”PM Hun Sen telah mengatakan bahwa apa yang telah terjadi tidak diinginkan kedua belah pihak. Pertempuran di perbatasan itu terjadi dengan cepat dan tidak terkontrol,”ungkapnya.
Pertempuran selama 40 menit di dekat Candi Preah Vihear itu menewaskan tiga tentara Kamboja.Satu tentara Thailand yang terluka dalam konflik itu, Boonyarit Khanti, 40, dilaporkan tewas beberapa hari setelah koma sejak 15 Oktober lalu. (AFP/Bangkok Post/BBC/andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/181304/
Juru Bicara Dewan Menteri Kamboja Phay Siphan mengatakan,sebuah tangga dan sebuah patung mistis Naga telah rusak akibat serangan roket. Rusaknya kuil peninggalan abad ke-11 itu telah diajukan ke Badan PBB urusan Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (UNESCO) beberapa hari setelah pertempuran pada 15 Oktober lalu.
”Preah Vihear telah dirusak pasukan Thailand. Kita menemukan bekas-bekas granat di dekat kuil itu.Padahal, tidak ada satu pun pasukan Kamboja yang berada di lokasi itu,” ungkap Phay Siphan. ”Otoritas Preah Vihear telah mengirimkan laporan dan gambar kerusakan kuil itu ke UNESCO,”cetus Phay.
Ketegangan antara Kamboja dan Thailand mulai memanas pada Juli,ketika kuil Preah Vihear ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.Padahal, kuil itu tengah menjadi rebutan Phnom Penh dan Bangkok. Mahkamah Internasional PBB pada 1962 telah memutuskan bahwa kuil Preah Vihear itu milik Kamboja.
Sementara itu, Bangkok Postmelaporkan bahwa Departemen Luar Negeri Thailand menolak berkomentar mengenai hal itu.Thailand sepertinya enggan berpolemik lebih jauh mengenai kuil itu. Pada Jumat (24/10), komandan militer Kamboja dan Thailand telah sepakat menyelesaikan kasus perbatasan dengan pendekatan perdamaian.
Pemimpin delegasi Kamboja, Jenderal Chea Mon mengatakan, kedua belah pihak berjanji menghindari konfrontasi dan konflik militer. ”Kedua belah pihak berjanji akan melanjutkan pembahasan permasalahan itu dengan damai untuk mengurangi ketegangan,” paparnya.
Sedangkan komandan militer Thailand Letnan Jenderal Wiboonsak Neeparn mengatakan, perundingan itu diliputi suasana persahabatan.Namun,dia tetap menegaskan bahwa pasukan Thailand tetap berada di garis perbatasan dan tidak akan ditarik mundur. Sebelumnya, pada perundingan antara PM Thailand Somchai Wongsawat dan PM Kamboja Hun Sen,kedua negara sepakat berdamai.
Kedua pemimpin itu bertemu dalam KTT Asia-Eropa (ASEM) di Beijing pada Jumat (24/10) lalu. Kedua belah pihak bertekad menghindari konfrontasi. Menurut Menteri Luar Negeri Thailand Sompong Amornwiwat, kedua negara bertetangga itu tetap akan menjadi teman baik.
”PM Hun Sen telah mengatakan bahwa apa yang telah terjadi tidak diinginkan kedua belah pihak. Pertempuran di perbatasan itu terjadi dengan cepat dan tidak terkontrol,”ungkapnya.
Pertempuran selama 40 menit di dekat Candi Preah Vihear itu menewaskan tiga tentara Kamboja.Satu tentara Thailand yang terluka dalam konflik itu, Boonyarit Khanti, 40, dilaporkan tewas beberapa hari setelah koma sejak 15 Oktober lalu. (AFP/Bangkok Post/BBC/andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/181304/
Komentar