Ilham Aliyev, Jalankan Reformasi Ekonomi demi Kemajuan
Ilham Aliyev,46,terpilih kembali sebagai Presiden Azerbaijan setelah mendapatkan suara mayoritas dalam pemilihan presiden pekan lalu.
BERDASARKAN ketetapan Pengadilan Konstitusi, Aliyev meraih 88,73% suara.Aliyev mengungguli kandidat lain dengan perbedaan suara sangat jauh.Peringkat kedua kandidat presiden, Iqbal Agazade, hanya memperoleh 2,78% suara.
Kesuksesan Aliyev tak terlepas dari keberhasilannya menjalankan mesin partai.Dia juga melakukan propaganda dengan menempelkan poster-poster yang memuat wajah dirinya dan orangtuanya,mantan Presiden Heydar Aliyev, di sudut-sudut kota dan desa. Aliyev lebih banyak berkampanye melalui program-program di televisi. Dia jarang menggunakan pengerahan massa dalam kampanye. Baginya, kampanye yang sederhana justru bisa efektif dan efisien untuk meyakinkan pemilih.
Kendati begitu, bukan hanya mesin partai dan kampanye yang menjadikan Aliyev kembali terpilih. Selama menjabat presiden sejak 2003, Aliyev menorehkan banyak prestasi. Di bidang ekonomi, dia berhasil menjadikan Azerbaijan sebagai negara yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia.
Di bidang hukum, Aliyev berhasil menekan tingkat korupsi. Aliyev mengatakan,Azerbaijan berkesempatan besar untuk mencapai tujuan pembangunan,yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dia berjanji akan memperkuat potensi ekonomi warga dan meningkatkan peran negara itu dalam skala regional dan internasional. ”Yang jelas, kita tidak melaksanakan reformasi ini untuk memuaskan seseorang.”
”Semua reformasi dan pembangunan yang kita laksanakan memiliki tujuan penting, yaitu rakyat,” katanya kepada kantor berita Azerbaijan Trend Newz. ”Kemajuan Azerbaijan tidak hanya terkait dengan minyak. Sesungguhnya pencapaian yang kita dapat berdasarkan reformasi ekonomi,”katanya. Beberapa waktu lalu, Aliyev menggulirkan program reformasi ekonomi.Program itu fokus pada pembangunan infrastruktur dan menggairahkan investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
”Seluruh wilayah di Azerbaijan berkembang, perusahaan dan industri baru bermunculan, fasilitas sosial dan pemerintahan dibangun di manamana,” kata Aliyev kepada Azeri Press Agency. Aliyev mengatakan, dengan pengelolaan aset strategis, yaitu minyak,Azerbaijan tidak akan bergantung kepada siapa pun. Dia mengatakan, sebuah negara yang besar tidak akan menunggu pertolongan orang lain.”Kita hanya bergantung pada kekuatan kita, yaitu rakyat Azerbaijan,”katanya.
Aliyev dikenal sebagai presiden yang kaya gelar kehormatan. Pada Mei 2003,dia memperoleh gelar Honorary Doctor dari Universitas Lincoln, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, dia juga memperoleh gelar doktor kehormatan dalam bidang minyak dan gas dari Universitas Rumania pada Oktober 2004. Selain itu, universitas di Bulgaria, Korea Selatan,dan Yordania pernah memberikan gelar doktor kehormatan. Aliyev juga telah meraih sedikitnya 15 penghargaan dari berbagai negara atas prestasi kepemimpinannya.
Salah satu penghargaan paling bergengsi yang diterimanya adalah World Peace Medal dari Universitas Bilkent,Turki, pada April 2004.Kemudian penghargaan Order King Abdul Aziz dari Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Saud pada Maret 2005. Aliyev terpilih pertama kali sebagai presiden pada 2003 dengan memperoleh sekitar 77% suara. Dia menggantikan ayahnya, Heydar Aliyev, yang meninggal pada tahun itu. Kepribadian dan citra Aliyev pun lekat dengan ayahnya.
Dia memang sengaja memosisikan dirinya sebagai Aliyev yunior. Pria yang lancar berbahasa Inggris, Rusia, Prancis, dan Azeri (bahasa resmi Azerbaijan) ini meraih gelar master dalam bidang sejarah dan kajian hubungan internasional dari Universitas Moskow. Dia juga mengaku telah bertobat dari kegemarannya berjudi dan berjanji menutup semua kasino di negaranya. Aliyev lahir pada 24 Desember 1961 di Baku,ibu kota Azerbaijan.
Setelah kehancuran Uni Soviet pada 1991, Aliyev menjadi pengusaha di Moskow dan Istanbul dari 1991–1994.Hingga kemudian dia ditunjuk sebagai Wakil Presiden Perusahaan Minyak Negara Azerbaijan (SOCAR). Penunjukan ini sempat memicu kontroversi lantaran dia dekat dengan kekuasaan.
Karier politiknya dimulai sejak dia menjadi Deputi Kepala Partai Azerbaijan Baru (YAP).Dia kemudian terpilih menjadi anggota parlemen (Milli Majlis). Selanjutnya, Aliyev memimpin Komite Olimpiade Azerbaijan. Dia pun berhasil menjadi perdana menteri (PM) pada Agustus 2003. Jabatan PM tersebut merupakan langkah awal menggantikan posisi ayahnya. Pada pemilihan presiden 15 Oktober 2003, Aliyev berhasil mengumpulkan suara 76,84%.
Saat itu, dia terus mendapatkan penolakan dari kubu oposisi.Oposisi menuding Aliyev terkait skandal korupsi dan memanipulasi pemilu. Namun, dukungan pemerintahan AS menjadi andalan Aliyev. Pada 26 Maret 2005,Aliyev secara resmi terpilih sebagai Ketua YAP. Dia pun tidak memedulikan suara dari kalangan oposisi yang menyatakan seseorang yang menjabat presiden tidak boleh menjabat ketua partai.
Citra Aliyev semakin bersinar di dunia internasional setelah dia berkunjung ke Washington, AS, pada April 2006. Dia berbicara di depan forum publik di Washington, mendiskusikan mengenai minyak, pembangunan ekonomi, dan demokrasi. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/180356/
BERDASARKAN ketetapan Pengadilan Konstitusi, Aliyev meraih 88,73% suara.Aliyev mengungguli kandidat lain dengan perbedaan suara sangat jauh.Peringkat kedua kandidat presiden, Iqbal Agazade, hanya memperoleh 2,78% suara.
Kesuksesan Aliyev tak terlepas dari keberhasilannya menjalankan mesin partai.Dia juga melakukan propaganda dengan menempelkan poster-poster yang memuat wajah dirinya dan orangtuanya,mantan Presiden Heydar Aliyev, di sudut-sudut kota dan desa. Aliyev lebih banyak berkampanye melalui program-program di televisi. Dia jarang menggunakan pengerahan massa dalam kampanye. Baginya, kampanye yang sederhana justru bisa efektif dan efisien untuk meyakinkan pemilih.
Kendati begitu, bukan hanya mesin partai dan kampanye yang menjadikan Aliyev kembali terpilih. Selama menjabat presiden sejak 2003, Aliyev menorehkan banyak prestasi. Di bidang ekonomi, dia berhasil menjadikan Azerbaijan sebagai negara yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia.
Di bidang hukum, Aliyev berhasil menekan tingkat korupsi. Aliyev mengatakan,Azerbaijan berkesempatan besar untuk mencapai tujuan pembangunan,yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dia berjanji akan memperkuat potensi ekonomi warga dan meningkatkan peran negara itu dalam skala regional dan internasional. ”Yang jelas, kita tidak melaksanakan reformasi ini untuk memuaskan seseorang.”
”Semua reformasi dan pembangunan yang kita laksanakan memiliki tujuan penting, yaitu rakyat,” katanya kepada kantor berita Azerbaijan Trend Newz. ”Kemajuan Azerbaijan tidak hanya terkait dengan minyak. Sesungguhnya pencapaian yang kita dapat berdasarkan reformasi ekonomi,”katanya. Beberapa waktu lalu, Aliyev menggulirkan program reformasi ekonomi.Program itu fokus pada pembangunan infrastruktur dan menggairahkan investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
”Seluruh wilayah di Azerbaijan berkembang, perusahaan dan industri baru bermunculan, fasilitas sosial dan pemerintahan dibangun di manamana,” kata Aliyev kepada Azeri Press Agency. Aliyev mengatakan, dengan pengelolaan aset strategis, yaitu minyak,Azerbaijan tidak akan bergantung kepada siapa pun. Dia mengatakan, sebuah negara yang besar tidak akan menunggu pertolongan orang lain.”Kita hanya bergantung pada kekuatan kita, yaitu rakyat Azerbaijan,”katanya.
Aliyev dikenal sebagai presiden yang kaya gelar kehormatan. Pada Mei 2003,dia memperoleh gelar Honorary Doctor dari Universitas Lincoln, Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, dia juga memperoleh gelar doktor kehormatan dalam bidang minyak dan gas dari Universitas Rumania pada Oktober 2004. Selain itu, universitas di Bulgaria, Korea Selatan,dan Yordania pernah memberikan gelar doktor kehormatan. Aliyev juga telah meraih sedikitnya 15 penghargaan dari berbagai negara atas prestasi kepemimpinannya.
Salah satu penghargaan paling bergengsi yang diterimanya adalah World Peace Medal dari Universitas Bilkent,Turki, pada April 2004.Kemudian penghargaan Order King Abdul Aziz dari Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Saud pada Maret 2005. Aliyev terpilih pertama kali sebagai presiden pada 2003 dengan memperoleh sekitar 77% suara. Dia menggantikan ayahnya, Heydar Aliyev, yang meninggal pada tahun itu. Kepribadian dan citra Aliyev pun lekat dengan ayahnya.
Dia memang sengaja memosisikan dirinya sebagai Aliyev yunior. Pria yang lancar berbahasa Inggris, Rusia, Prancis, dan Azeri (bahasa resmi Azerbaijan) ini meraih gelar master dalam bidang sejarah dan kajian hubungan internasional dari Universitas Moskow. Dia juga mengaku telah bertobat dari kegemarannya berjudi dan berjanji menutup semua kasino di negaranya. Aliyev lahir pada 24 Desember 1961 di Baku,ibu kota Azerbaijan.
Setelah kehancuran Uni Soviet pada 1991, Aliyev menjadi pengusaha di Moskow dan Istanbul dari 1991–1994.Hingga kemudian dia ditunjuk sebagai Wakil Presiden Perusahaan Minyak Negara Azerbaijan (SOCAR). Penunjukan ini sempat memicu kontroversi lantaran dia dekat dengan kekuasaan.
Karier politiknya dimulai sejak dia menjadi Deputi Kepala Partai Azerbaijan Baru (YAP).Dia kemudian terpilih menjadi anggota parlemen (Milli Majlis). Selanjutnya, Aliyev memimpin Komite Olimpiade Azerbaijan. Dia pun berhasil menjadi perdana menteri (PM) pada Agustus 2003. Jabatan PM tersebut merupakan langkah awal menggantikan posisi ayahnya. Pada pemilihan presiden 15 Oktober 2003, Aliyev berhasil mengumpulkan suara 76,84%.
Saat itu, dia terus mendapatkan penolakan dari kubu oposisi.Oposisi menuding Aliyev terkait skandal korupsi dan memanipulasi pemilu. Namun, dukungan pemerintahan AS menjadi andalan Aliyev. Pada 26 Maret 2005,Aliyev secara resmi terpilih sebagai Ketua YAP. Dia pun tidak memedulikan suara dari kalangan oposisi yang menyatakan seseorang yang menjabat presiden tidak boleh menjabat ketua partai.
Citra Aliyev semakin bersinar di dunia internasional setelah dia berkunjung ke Washington, AS, pada April 2006. Dia berbicara di depan forum publik di Washington, mendiskusikan mengenai minyak, pembangunan ekonomi, dan demokrasi. (andika hendra mustaqim)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/180356/
Komentar