TZIPI LIVNI, Singkirkan Persepsi Buruk Pemimpin Perempuan

Tzipi Livni,50,mampu menghancurkan dinding pembatas dalam budaya politik Israel yang didominasi kaum pria.Dia berhasil menjadi kandidat kuat perdana menteri (PM)

LIVNI mampu menyingkirkan pesaingnya, Menteri Transportasi Shaul Mofaz, dalam pemilihan Ketua Partai Kadima yang diumumkan Kamis (18/9). Dia berhasil memenangi pemilihan ketua partai dengan selisih 431 suara atau hanya 1,1%.

Menurut hasil final yang dikeluarkan Kadima,Livni memenangi pemilihan dengan 43,1% atau 16.936 suara. Mofaz hanya meraih 42% atau 16.505 suara. Kemenangannya tidak lepas dari faktor bahwa dia dikenal sebagai tokoh yang bersih dan berperan aktif dalam berbagai negosiasi perdamaian Israel-Palestina.Fokus pemerintahannya adalah perdamaian dengan Palestina.

Livni termasuk tokoh yang menyetujui penarikan mundur Israel dari wilayah pendudukan Tepi Barat demi terwujudnya solusi dua negara Israel dan Palestina. ”Saya mau bernegosiasi sepanjang Palestina juga menginginkan hal yang sama.Tapi kesepakatan-kesepakatan dengan Palestina harus memberikan jaminan keamanan bagi Israel,”kata Livni.

Livni disebut pendukungnya sebagai ”Mrs Clean” karena sikap dan kebijakannya yang bersih dari unsur korupsi. Dia juga berambisi untuk memperbaiki citra Israel. ”Memperbaiki kembali kerusakan dan meletakkan sesuatu yang baik untuk negeri dan rakyat sebagai perjuangan utama,”ungkap Livni.

Namun, banyak analisis yang justru menyebut Livni sebagai produk mesin politik yang dijalankan suaminya, yaitu seorang eksekutif perusahaan iklan Naftali Spitzer. Analis menyebut Livni sebagai kepanjangan tangan koleganya. Para analis juga mempertanyakan kemampuan Livni dalam membawa perubahan bagi Israel.Pasalnya, mereka melihat banyaknya kepentingan di belakang Livni.

Dia akan menjadi PM wanita Israel pertama dalam kurun waktu 30 tahun dan PM kedua perempuan setelah Golda Meir yang menjabat pada 1969–1974. Livni dikenal sebagai perempuan terkuat di Israel.Namanya juga sering dikaitkan dengan Golda Meir. Livni sering dijuluki sebagai Golda Meir kedua.

”Saya bukan Golda Meir kedua, tapi saya adalah Tzipi Livni yang pertama. Saya akan memimpin Israel dalam beberapa periode mendatang,” ungkapnya.Majalah Forbes pernah menempatkannya tahun ini sebagai perempuan terkuat di dunia dengan peringkat ke-52. Adalah hal yang sangat wajar jika Livni tidak mau disandingkan dengan Meir. Maklum,kisah lama tak ingin terulang bagi Livni.Kenapa?

Israel memendam trauma dengan pemimpin perempuan. Meir yang menjadi PM sejak 1969 mundur dengan wajah malu pada 1973 setelah Mesir dan Suriah melancarkan serangan mengejutkan ke wilayah Israel.Itulah episode paling menyakitkan dalam sejarah militer Israel.

Kini, Golda Meir tinggal kenangan bagi masyarakat Israel. Sayang memori masa silam itu bangkit kembali tatkala Livni naik daun. Tapi, Livni mampu meredam opini buruk mengenai pemimpin perempuan. Dia menawarkan sesuatu pendekatan yang berbeda dengan pemimpin pria.

Dia juga berhasil menyingkap tabir bahwa wanita tidak terpinggirkan dalam politik Israel meski Israel didominasi tentara pria dan warga kebanyakan yang membatasi gerak langkah kaum perempuan. Livni merupakan politikus yang pertama kali menyerukan agar PM Ehud Olmert mengundurkan diri ketika terlibat skandal suap.

Dia juga tokoh yang menyuarakan kegagalan invasi Israel ke Lebanon untuk menggempur gerilyawan Hezbollah. Sejak saat itu, hubungannya dengan Olmert pun renggang. Livni pun pernah masuk dalam daftar 100 orang berpengaruh dunia versi majalahTime pada 2007.

Dalam komentar yang ditulis Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Condoleezza Rice, Livni disebut termasuk perempuan yang tegar dalam menghadapi pekerjaan berat seperti kekerasan di Gaza dan konflik dengan Iran. (AFP/Rtr/andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford