Penculik Sasar Warga Negara Sendiri

Hadirnya pasukan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) pimpinan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan justru tidak menghadirkan keamanan bagi warga Afghanistan.

BERBAGAI kejahatan, termasuk penculikan, semakin marak seiring meningkatnya jumlah warga miskin di sana. Dunia internasional hanya mengetahui kalau penculikan di Afghanistan kebanyakan terjadi pada warga asing.

Hal itu memang terjadi tapi lebih bertujuan untuk menekan kekuatan pasukan asing dan pekerja kemanusiaan terkait kepentingan politik. Faktanya, kebanyakan korban penculikan justru warga Afghanistan.

Para penculik menarget warga negara itu sendiri demi mendapatkan uang tebusan. Tidak lebih dari itu.Bisa ditebak, para korban penpastinya culikan adalah warga Afghanistan kelas menengah ke atas, termasuk anggota keluarga pengusaha. Salah satunya,Sayed Mustafa.

Dia pengusaha minyak di Kabul, Afghanistan, dan menerima telepon dari keluarganya bahwa putranya yang berusia 10 tahun tidak pulang ke rumah. Dalam keadaan kalut,Mustafa pun berkeliling ke penjuru kota dan rumah sakit hingga tengah malam. Saat kembali ke rumah,telepon rumahnya berdering.

”Jangan coba lapor polisi atau kita akan membunuh putramu,” ungkap Mustafa menirukan para penculik melalui telepon tersebut. Dia menuturkan, penculik meminta uang tebusan sebanyak USD200.000 (sekitar Rp1,88 miliar). Namun, karena dia menolak membayarnya.Akibatnya, para penculik itu pun menghabisi putranya.

Penculikan putra Mustafa menjadi bukti nyata kegagalan pasukan NATO dalam menjamin keamanan bagi warga Afghanistan. NATO justru memberikan kesempatan kepada para pengacau keamanan untuk menguasai hampir seluruh kota-kota di Afghanistan. Negara itu kini menjadi salah satu negara termiskin di dunia dengan harapan hidupnya hanya sampai 44 tahun.

”Situasi keamanan semakin buruk dari hari ke hari.Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.Tidak ada pekerjaan, tak ada penghasilan, dan penpastinya, penculikan akan se-makin banyak terjadi,” ungkap Jawed Rashidi, seorang dokter di Kabul. Berdasarkan data Departemen Investigasi KriminalAfghanistan (CID),sebanyak 130 orang dilaporkan diculik pada kurun waktu lima bulan terakhir.

Namun, jumlah warga yang diculik diperkirakan melebihi jumlah itu. ”Kita menyelidiki 130 kasus penculikan dan 100 orang masih diculik. Kita telah berhasil menangkap 100orangpenculik,”ungkap Kepala CID Mohammad Yaarmand. Lima korban penculikan dipastikan dibunuh.

Sejak Maret lalu, hanya 13 warga asing yang diculik, dan sebagian besar mereka adalah pekerja kemanusiaan dari Barat serta pengusaha dan teknisi dari Turki, Iran,India,dan Nepal. (Rtr/andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/international/penculik-sasar-warga-negara-sendiri-2.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford