Hindari Badai Ike, 300 WNI Mengungsi
JAKARTA (SINDO) – Departemen Luar Negeri (Deplu) RI memastikan 300 WNI yang tinggal di Kota Gaveston-Houston,Texas, Amerika Serikat (AS),telah mengungsi sebelum badai Ike menerjang wilayah itu,Sabtu (13/9).
Ratusan WNI di wilayah yang terserang badai berkategori 2 dengan kecepatan angin 155 km per jam itu sudah mengungsi empat hari sebelumnya. ”Mereka telah mengungsi ke Dallas,Texas,” ujar Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah ketika dihubungi SINDO tadi malam.
Karena itu,Deplu,kata Faizasyah, menjamin bahwa saat ini tidak ada WNI yang tinggal di kota yang porakporanda diterjang badai Ike itu. Sebagian besar dari para WNI itu mengatur sendiri pengungsian mereka ke tempat aman. Bahkan kebanyakan dari mereka mendapat fasilitas dan jaminan dari perusahaan tempat mereka bekerja.
”Dengan demikian, mereka tidak meminta perlindungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Dallas,Texas,”ujarnya. Faizasyah mengatakan hanya satu keluarga yang terdiri atas enam orang yang kini ditampung di KJRI. Sebagian besar WNI di Galveston-Houston itu bekerja di bidang pertambangan dan peminyakan.
Pasalnya,wilayah lepas pantai itu merupakan pusat industri energi dengan banyak perusahaan besar seperti Shell.Selain itu,ada juga WNI yang bekerja di sektor penerbangan dan niaga. Sebagian kecil lainnya adalah pelajar dan mahasiswa. Bagaimana kondisi KJRI? Menurut Faizasyah, laporan para diplomat di sana menyebutkan wisma KJRI dalam kondisi cukup memprihatinkan.
Pagar bangunan roboh dan sebagian gedung rusak. Sayangnya, sampai saat ini belum ada informasi lanjutan mengenai seberapa parah kerusakan tersebut. ”Kondisi di Texas masih mati lampu sehingga menyulitkan komunikasi. Saat ini, KJRI hanya mengandalkan generator listrik,” papar Faizasyah.
Lebih lanjut, menurut Faizasyah,pemulangan WNI yang mengungsi tersebut akan menunggu informasi dari pemerintah setempat mengenai situasi dan kondisi pascabadai. Dia sendiri belum mengetahui pasti kapan mereka akan kembali ke tempat tinggal masingmasing.
”Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat,”katanya. Faizasyah menerangkan, koordinasi antara pemerintah setempat dan KJRI dalam evakuasi WNI berlangsung cukup baik dan kooperatif. Sebelumnya, pada penanganan evakuasi badai Gustav juga berlangsung dengan baik.
Keadaan Darurat
Presiden AS George W Bush langsung mengumumkan keadaan darurat bencana bagi Texas dan Louisiana. Hal itu karena badai Ike yang menerjang kedua wilayah itu mengakibatkan kerusakan yang cukup parah.
Menurut Bush, keadaan darurat itu diumumkan untuk memudahkan bantuan kepada wilayah-wilayah di perdesaan yang mengalami kerusakan parah.Bantuan itu berupa perbaikan rumah, kredit lunak, dan pemulihan bisnis para pengusaha di wilayah bencana. Kedua kota itu pun seperti kota mati tanpa aliran listrik.
Tak mengherankan jika harga minyak dan gas di lokasi tersebut naik tajam. ”Ini adalah badai yang dahsyat yang membuat kerusakan tidak hanya di Texas,tapi juga di beberapa bagian di Louisiana,” kata Presiden Bush. Bush juga menyinggung beberapa orang yang enggan ketika diminta untuk mengungsi.
Lebih dari 100.000 orang mengabaikan perintah evakuasi dan ngotot untuk tetap tinggal di rumah mereka. ”Saya telah memberikan penjelasan kepada tim penolong di area bencana.Mereka telah menyiagakan segala persiapan menjelang bencana badai itu datang.
Sayangnya, beberapa kelompok orang cukup sensitif untuk dibantu oleh tim penolong yang telah siap sedia,” ujarnya. Kepala Manajemen Keadaan Darurat Federal David Paulison memperingatkan warga agar tidak terlena dengan melemahnya badai.
Dia mengatakan, saat ini kondisi masih sangat berbahaya karena badai itu masih membawa angin, hujan, serta memungkinkan terjadinya Tornado dan guntur. ”Sebaiknya tetap di rumah. Bersabar dan jangan bepergian ke mana pun sampai waktu yang aman tiba,”tuturnya.
Lebih lanjut, Paulison menuturkan,badai Ike mengakibatkan kerusakan parah sepanjang Texas dan Louisiana. Begitu pula di Kota Galveston. Wanda Collins, penduduk yang tinggal 30 tahun di tepi pantai Texas, mengaku belum pernah menyaksikan dampak yang ditimbulkan badai seperti badai Ike ini.
Dia melihat air masuk ke garasi rumahnya hingga setinggi 5 kaki (sekitar 1,5 meter).”Saya belum melihat hal seperti ini sebelumnya,” ujar Wanda. Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Michael Chertoff mengatakan, sedikitnya 940 orang berhasil dievakuasi setelah terjadinya badai.
Namun,dia mengatakan sampai saat ini belum ada konfirmasi mengenai korban meninggal. ”Kita masih terus mencari korban tewas,”ungkapnya di Ibu Kota Austin.Dia mengata- kan tim penyelamat masih berusaha mencari warga yang kemungkinan berada di reruntuhan.
Badai Ike yang menerjang tenggara Texas dan barat Louisiana, Sabtu (13/9), memaksa 1,2 juta orang mengungsi. Ribuan rumah dan gedung pemerintahan dipenuhi air, jalan-jalan juga mengalami hal yang sama.Diperkirakan 2,6 juta penduduk mengalami krisis listrik.
Bencana badai selalu menimbulkan kerugian materi. EQECAT, perusahaan penentu risiko, mengestimasi badai Ike mengakibatkan kerugian antara USD8–18 miliar di wilayah Galveston- Houston, Texas. Dalam pernyataannya, EQECAT menyebutkan kerugian itu sudah termasuk bangunan, macetnya bisnis, dan kerusakan transportasi serta fasilitas publik.
”Kerusakan akibat badai itu cukup besar, maka kerugiannya pun sebanding,” demikian bunyi pernyataan mereka. Sementara perusahaan lainnya, AIR Worldwide, memperkirakan kerugian bangunan mencapai USD8–12 miliar.
Lebih tepatnya, menurut Peter Dailey, Direktur AIR, kerugian akibat badai itu mencapai USD10 miliar. Sementara Flagstone Reinsurance mengestimasi kerugian industri dan perdagangan mencapai USD10– 16 miliar.
Kemudian, Gubernur Texas Rick Perry memperkirakan kerugian akibat badai Ike mencapai USD100 miliar. Badai Katrina yang terjadi pada 2005 dianggap sebagai badai yang paling parah dalam sejarah AS dengan kerugian USD68,5 miliar. (AP/AFP/Rtr/BBC/CNN/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/hindari-badai-ike-300-wni-mengungsi-4.html
kredit foto afp.news.yahoo
Ratusan WNI di wilayah yang terserang badai berkategori 2 dengan kecepatan angin 155 km per jam itu sudah mengungsi empat hari sebelumnya. ”Mereka telah mengungsi ke Dallas,Texas,” ujar Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah ketika dihubungi SINDO tadi malam.
Karena itu,Deplu,kata Faizasyah, menjamin bahwa saat ini tidak ada WNI yang tinggal di kota yang porakporanda diterjang badai Ike itu. Sebagian besar dari para WNI itu mengatur sendiri pengungsian mereka ke tempat aman. Bahkan kebanyakan dari mereka mendapat fasilitas dan jaminan dari perusahaan tempat mereka bekerja.
”Dengan demikian, mereka tidak meminta perlindungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Dallas,Texas,”ujarnya. Faizasyah mengatakan hanya satu keluarga yang terdiri atas enam orang yang kini ditampung di KJRI. Sebagian besar WNI di Galveston-Houston itu bekerja di bidang pertambangan dan peminyakan.
Pasalnya,wilayah lepas pantai itu merupakan pusat industri energi dengan banyak perusahaan besar seperti Shell.Selain itu,ada juga WNI yang bekerja di sektor penerbangan dan niaga. Sebagian kecil lainnya adalah pelajar dan mahasiswa. Bagaimana kondisi KJRI? Menurut Faizasyah, laporan para diplomat di sana menyebutkan wisma KJRI dalam kondisi cukup memprihatinkan.
Pagar bangunan roboh dan sebagian gedung rusak. Sayangnya, sampai saat ini belum ada informasi lanjutan mengenai seberapa parah kerusakan tersebut. ”Kondisi di Texas masih mati lampu sehingga menyulitkan komunikasi. Saat ini, KJRI hanya mengandalkan generator listrik,” papar Faizasyah.
Lebih lanjut, menurut Faizasyah,pemulangan WNI yang mengungsi tersebut akan menunggu informasi dari pemerintah setempat mengenai situasi dan kondisi pascabadai. Dia sendiri belum mengetahui pasti kapan mereka akan kembali ke tempat tinggal masingmasing.
”Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat,”katanya. Faizasyah menerangkan, koordinasi antara pemerintah setempat dan KJRI dalam evakuasi WNI berlangsung cukup baik dan kooperatif. Sebelumnya, pada penanganan evakuasi badai Gustav juga berlangsung dengan baik.
Keadaan Darurat
Presiden AS George W Bush langsung mengumumkan keadaan darurat bencana bagi Texas dan Louisiana. Hal itu karena badai Ike yang menerjang kedua wilayah itu mengakibatkan kerusakan yang cukup parah.
Menurut Bush, keadaan darurat itu diumumkan untuk memudahkan bantuan kepada wilayah-wilayah di perdesaan yang mengalami kerusakan parah.Bantuan itu berupa perbaikan rumah, kredit lunak, dan pemulihan bisnis para pengusaha di wilayah bencana. Kedua kota itu pun seperti kota mati tanpa aliran listrik.
Tak mengherankan jika harga minyak dan gas di lokasi tersebut naik tajam. ”Ini adalah badai yang dahsyat yang membuat kerusakan tidak hanya di Texas,tapi juga di beberapa bagian di Louisiana,” kata Presiden Bush. Bush juga menyinggung beberapa orang yang enggan ketika diminta untuk mengungsi.
Lebih dari 100.000 orang mengabaikan perintah evakuasi dan ngotot untuk tetap tinggal di rumah mereka. ”Saya telah memberikan penjelasan kepada tim penolong di area bencana.Mereka telah menyiagakan segala persiapan menjelang bencana badai itu datang.
Sayangnya, beberapa kelompok orang cukup sensitif untuk dibantu oleh tim penolong yang telah siap sedia,” ujarnya. Kepala Manajemen Keadaan Darurat Federal David Paulison memperingatkan warga agar tidak terlena dengan melemahnya badai.
Dia mengatakan, saat ini kondisi masih sangat berbahaya karena badai itu masih membawa angin, hujan, serta memungkinkan terjadinya Tornado dan guntur. ”Sebaiknya tetap di rumah. Bersabar dan jangan bepergian ke mana pun sampai waktu yang aman tiba,”tuturnya.
Lebih lanjut, Paulison menuturkan,badai Ike mengakibatkan kerusakan parah sepanjang Texas dan Louisiana. Begitu pula di Kota Galveston. Wanda Collins, penduduk yang tinggal 30 tahun di tepi pantai Texas, mengaku belum pernah menyaksikan dampak yang ditimbulkan badai seperti badai Ike ini.
Dia melihat air masuk ke garasi rumahnya hingga setinggi 5 kaki (sekitar 1,5 meter).”Saya belum melihat hal seperti ini sebelumnya,” ujar Wanda. Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Michael Chertoff mengatakan, sedikitnya 940 orang berhasil dievakuasi setelah terjadinya badai.
Namun,dia mengatakan sampai saat ini belum ada konfirmasi mengenai korban meninggal. ”Kita masih terus mencari korban tewas,”ungkapnya di Ibu Kota Austin.Dia mengata- kan tim penyelamat masih berusaha mencari warga yang kemungkinan berada di reruntuhan.
Badai Ike yang menerjang tenggara Texas dan barat Louisiana, Sabtu (13/9), memaksa 1,2 juta orang mengungsi. Ribuan rumah dan gedung pemerintahan dipenuhi air, jalan-jalan juga mengalami hal yang sama.Diperkirakan 2,6 juta penduduk mengalami krisis listrik.
Bencana badai selalu menimbulkan kerugian materi. EQECAT, perusahaan penentu risiko, mengestimasi badai Ike mengakibatkan kerugian antara USD8–18 miliar di wilayah Galveston- Houston, Texas. Dalam pernyataannya, EQECAT menyebutkan kerugian itu sudah termasuk bangunan, macetnya bisnis, dan kerusakan transportasi serta fasilitas publik.
”Kerusakan akibat badai itu cukup besar, maka kerugiannya pun sebanding,” demikian bunyi pernyataan mereka. Sementara perusahaan lainnya, AIR Worldwide, memperkirakan kerugian bangunan mencapai USD8–12 miliar.
Lebih tepatnya, menurut Peter Dailey, Direktur AIR, kerugian akibat badai itu mencapai USD10 miliar. Sementara Flagstone Reinsurance mengestimasi kerugian industri dan perdagangan mencapai USD10– 16 miliar.
Kemudian, Gubernur Texas Rick Perry memperkirakan kerugian akibat badai Ike mencapai USD100 miliar. Badai Katrina yang terjadi pada 2005 dianggap sebagai badai yang paling parah dalam sejarah AS dengan kerugian USD68,5 miliar. (AP/AFP/Rtr/BBC/CNN/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/hindari-badai-ike-300-wni-mengungsi-4.html
kredit foto afp.news.yahoo
Komentar