September,Olmert Mundur
YERUSSALEM(SINDO) – Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Olmert akan mundur pada 17 September mendatang seusai Partai Kadima memilih pemimpin baru.
”Saya telah memutuskan tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan ketua Kadima dan saya juga tidak berniat campur tangan dalam pemilihan itu.Jika ketua baru Partai Kadima telah dipilih, saya akan mengundurkan diri sebagai PM,” kata Olmert kemarin. Lebih lanjut Olmert mengatakan, pengunduran dirinya itu salah satunya adalah untuk memberi ketenangan terhadap keluarganya.
Olmert didesak mundur oleh sejumlah pihak terkait tuduhan korupsi yang ditudingkan kepadanya. Olmert dituduh pernah menerima bantuan dana kampanye tidak sah pada 2006 dari seorang pengusaha AS, Morris Talansky. Dana tersebut diperkirakan telah dibelanjakan untuk membeli barang-barang mewah kepentingan pribadi.
Sahabat sejati Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush ini sebelumnya telah menjalani serangkaian pemeriksaan oleh polisi Israel. Meski demikian, hingga kini Olmert masih belum ditetapkan sebagai tersangka. Olmert sendiri selalu menampik tuduhan tersebut. Olmert memulai karier politiknya sejak duduk menjadi Wali Kota Yerussalem pada 1993.
Enam tahun kemudian, yakni pada 2006, Olmert diangkat Partai Kadima menjadi PM Israel menggantikan Ariel Sharon yang terkena serangan stroke. Dengan pengunduran diri Olmert, Partai Kadima siap menyambut pemimpin baru yang lebih bersih.Sedangkan calon utama yang akan menggantikan posisi Olmert adalah Menteri Luar Negeri Tzipi Livni.
Livni merupakan salah satu politisi Israel yang paling populer karena berperan besar dalam penarikan Israel dari Jalur Gaza. Livni juga dinilai sebagai salah pejabat yang belum pernah tercemar kasus korupsi dan salah satu pendukung visi perdamaian Palestina-Israel. Selain Lini, pejabat lain yang diperkirakan bakal mengisi posisi ketua Partai Kadima adalah Menteri Perhubungan Shaul Mofaz.
Dia dianggap mempunyai visi dan misi yang jelas dalam membangun Israel. Sementara itu, hasil jajak pendapat yang digelar stasiun televisi swasta ”10” menunjukkan, pengganti kuat Olmert adalah pemimpin sayap kanan Benjamin Netanyahu.
Dibandingkan dengan Livni dan Mofaz, sosok Netanyahu dianggap lebih berwibawa. Netanyahu berhasil menggaet 36% suara,sedangkan Livni hanya 24,6%. Jika dibandingkan dengan Menteri Pertahanan Ehud Barak, Netanyahu bahkan masih unggul dengan selisih 14,9% suara. Di sisi lain, pengunduran diri Olmert dipastikan tidak akan memengaruhi proses perdamaian Israel-Palestina.
Washington menyatakan siap bekerja sama dengan pemimpin baru Israel guna mewujudkan perdamaian paling lambat akhir tahun ini. Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Gedung Putih, Gordon Johndroe dan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Sean McCormack. Pernyataan Washington dikuatkan oleh hasil perundingan tiga pihak yang dihadiri perwakilan AS, Israel, dan Palestina.
”Kita semua berkomitmen untuk melanjutkan komitmen kesepakatan Annapolis. Kita berharap agar perundingan dapat digelar dengan lebih berimbang, menuju perdamaian, keamanan, dan demokrasi,” ujar Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice.
Kepala negosiator Palestina Qorei menegaskan tidak ada negara Palestina tanpa Yerussalem dan tidak ada kesepakatan tanpa Yerussalem. Karena itu, akan ada dialog lanjutan untuk mewujudkan negara Palestina. (AP/AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/international/september-olmert-mundur-4.html
Komentar