Karadzic Tanpa Pengacara
THE HAGUE (SINDO) – Tersangka penjahat perang Serbia-Bosnia Radovan Karadzic kemarin mulai disidang PBB.Namun,Karadzic memilih tak menggunakan pengacara.
Karadzic yang juga mantan pemimpin Serbia-Bosnia disidang di Mahkamah Kejahatan Perang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di The Hague, Belanda, dengan 11 tuduhan genosida serta kejahatan perang dan kemanusiaan. Sidang dipimpin hakim Alphons Orie yang akan membacakan dakwaan dan memberikan kesempatan pada Karadzic untuk mengajukan pembelaan.
Dakwaan terhadap Karadzic terfokus pada dua peristiwa saat pecah perang Bosnia-Herzegovina atau Perang Balkan pada 1992–1995. Dua peristiwa tersebut, yakni pengepungan Kota Sarajevo selama 43 bulan yang menewaskan ribuan orang dan pembantaian di Srebrenica yang menewaskan 8.000 muslim.
Dia juga dituduh sebagai dalang pembunuhan massal sekitar 100.000 orang dalam perang Serbia-Bosnia. Karadzic lebih memilih menunda pembelaannya hingga 30 hari mendatang atas tuduhan tersebut. Dia menyatakan tidak bersalah dan akan membela diri di pengadilan, tanpa didampingi pengacara.
Jika terbukti bersalah, dia akan menghadapi hukuman seumur hidup. Karadzic dihadapkan ke pengadilan setelah satu malam menginap di sel pengadilan di The Hague.Dia ditahan di dalam sel yang juga digunakan untuk menahan mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic.
Di tahanan inilah Milosevic meninggal dalam proses menjalani harihari melelahkan masa persidangan. Sementara itu, jaksa penuntut Serge Brammertz menginginkan persidangan berlangsung secara efisien dan efektif. Pasalnya, hal itu dilakukan berdasarkan pengalaman persidangan Milosevic yang berlangsung cukup lama.
Namun, Brammertz tetap yakin bahwa pengadilan bagi Karadzic akan berlangsung selama berbulan-bulan.”Persidangan penjahat perang sangat kompleks,” tuturnya kemarin. Dia mengatakan, pembuktian kejahatan perang merupakan masalah serius dan dibutuhkan beragam bukti nyata serta kesaksian dari banyak saksi mata.
Untuk menjerat Karadzic, Brammertz menuturkan, penuntut telah menyiapkan persiapan matang. Hal itu dilakukan karena untuk membuktikan Karadzic bersalah atas tindakannya tidak mudah. Brammertz telah menyiapkan bukti-bukti untuk memperkuat dakwaan Karadzic yang telah dibuat sejak 1995 dan telah diperbaharui menjelang persidangan.
”Kita menjamin bahwa dakwaan dan bukti-bukti yang telah disiapkan tidak ketinggalan dengan kasus hukum terkini. Sebagian besar bukti telah dikumpulkan sejak delapan tahun lalu,” ungkapnya. Salah satu bukti yang akan membuat Karadzic tak berkutik adalah rekaman audio dan video beserta keterangan saksi.
Pada persidangan Milosevic, tayangan video yang ditampilkan hakim saat persidangan adalah pasukan Serbia yang menembaki warga muslim di ladang pembantian massal Srebrenica. Selain itu, foto-foto tahanan ketika berada di kamp pengungsian Serbia. Sama seperti Milosevic yang tidak menggunakan pengacara, Karadzic juga menjadikan persidangan itu sebagai tempat untuk meluapkan segala pandangan nasionalisme serta pembenaran atas kejahatan yang dilakukannya.
Sementara itu, pakar hukum yang juga Direktur Pusat Kajian Hukum The Frederick K Cox pada Case Western Reserve University Prof Michael Scharf mengatakan, selama persidangan Milosevic, jelas sekali bahwa Karadzic merupakan arsitek genosida dan pembantaian massal warga muslim Bosnia.
”Dari pembelaan itu, jelas bahwa Milosevic tidak terlalu bersalah dibandingkan Karadzic,”ungkapnya. Karadzic selama 13 tahun menyembunyikan identitasnya dengan menjuluki dirinya sebagai pakar kesehatan alternatif. Dia menggunakan nama samaran Doctor Dragan Dabic.
Karadzic ditangkap 21 Juli lalu di Belgrade, ibu kota Serbia. Penangkapan dan ekstradisi Karadzic ke Den Haag, Belanda, merupakan peristiwa penting bagi Serbia untuk menjamin hubungan lebih erat dengan Uni Eropa. (AP/AFP/Rtr/andika h m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/karadzic-tanpa-pengacara-3.html
Komentar