Jepang Terus Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan
JAKARTA(SINDO) – Atase Pertahanan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Masaharu Sugimoto kemarin mengatakan pemerintahannya akan meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kerja sama itu melingkupi pertukaran personel untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas. ”Setiap tahunnya TNI mengirimkan dua tentara untuk belajar ke Jepang,” ujarnya di sela peringatan hari ulang tahun (HUT) ke- 54 Pasukan Beladiri Jepang kemarin. Sampai saat ini kerja sama masih berkutat pada pengiriman tentara.
Permasalahannya, kerja sama bantuan teknologi militer dan perlengkapan perang tidak diperbolehkan secara aturan dalam perundang-undangan di Jepang. ”Jepang memang tidak mengekspor ataupun memberikan bantuan senjata militer ke negara lain,” kata Masaharu. Selain kerja sama militer, Pasukan Beladiri Jepang juga turun langsung memberikan bantuan kemanusiaan dan pertolongan jika terjadi bencana di negara mana pun.
Pasukan Beladiri Jepang juga memberi bantuan ketika Indonesia dilanda bencana tsunami beberapa tahun lalu. Menurut Masaharu, peran kemanusiaan itu terus ditingkatkan sebagai bentuk kerja sama internasional. Dalam peringatan itu, hadir selaku tuan rumah Duta Besar Jepang Kojiro Shiojiri dan berbagai duta besar beserta atase pertahanan dari berbagai kedutaan besar yang diundang.
Beberapa perwakilan TNI dan kalangan intelektual Indonesia juga tampak hadir. Peringatan yang berlangsung meriah itu diramaikan dengan acara menyanyi bersama dua buah lagu, Ue Wo Moite Arukouyang dipopulerkan Kyu Sakamoto dan Bengawan Solo yang diciptakan Gesang. Sementara menurut Atase Pers Kedutaan Besar Jepang Katsuri Tsunoda, Pasukan Beladiri Jepang merupakan alat pertahanan nasional.
Pasukan itu didirikan pada 1 Juli 1954 dan sebelumnya bernama Pasukan Cadangan Polisi. Menurut Katsuri, salah satu ciri khas yang melekat pada Pasukan Beladiri Jepang adalah dikhususkan untuk pertahanan sehingga tidak akan menyerang terlebih dahulu sebelum diserang oleh musuh.(andika h mustaqim)
Kerja sama itu melingkupi pertukaran personel untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas. ”Setiap tahunnya TNI mengirimkan dua tentara untuk belajar ke Jepang,” ujarnya di sela peringatan hari ulang tahun (HUT) ke- 54 Pasukan Beladiri Jepang kemarin. Sampai saat ini kerja sama masih berkutat pada pengiriman tentara.
Permasalahannya, kerja sama bantuan teknologi militer dan perlengkapan perang tidak diperbolehkan secara aturan dalam perundang-undangan di Jepang. ”Jepang memang tidak mengekspor ataupun memberikan bantuan senjata militer ke negara lain,” kata Masaharu. Selain kerja sama militer, Pasukan Beladiri Jepang juga turun langsung memberikan bantuan kemanusiaan dan pertolongan jika terjadi bencana di negara mana pun.
Pasukan Beladiri Jepang juga memberi bantuan ketika Indonesia dilanda bencana tsunami beberapa tahun lalu. Menurut Masaharu, peran kemanusiaan itu terus ditingkatkan sebagai bentuk kerja sama internasional. Dalam peringatan itu, hadir selaku tuan rumah Duta Besar Jepang Kojiro Shiojiri dan berbagai duta besar beserta atase pertahanan dari berbagai kedutaan besar yang diundang.
Beberapa perwakilan TNI dan kalangan intelektual Indonesia juga tampak hadir. Peringatan yang berlangsung meriah itu diramaikan dengan acara menyanyi bersama dua buah lagu, Ue Wo Moite Arukouyang dipopulerkan Kyu Sakamoto dan Bengawan Solo yang diciptakan Gesang. Sementara menurut Atase Pers Kedutaan Besar Jepang Katsuri Tsunoda, Pasukan Beladiri Jepang merupakan alat pertahanan nasional.
Pasukan itu didirikan pada 1 Juli 1954 dan sebelumnya bernama Pasukan Cadangan Polisi. Menurut Katsuri, salah satu ciri khas yang melekat pada Pasukan Beladiri Jepang adalah dikhususkan untuk pertahanan sehingga tidak akan menyerang terlebih dahulu sebelum diserang oleh musuh.(andika h mustaqim)
Komentar