Hun Sen Menang Pemilu
PHNOM PENH(SINDO) – Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen dipastikan akan kembali menjabat.Ini setelah dia sukses memenangi pemilu yang digelar Minggu (27/7).
Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang mendukung Hun Sen memenangkan pemilu mayoritas hingga mencapai 59,8% suara. Berdasarkan penghitungan sementara di 11 provinsi dari 24 provinsi yang ada, CPP unggul. Sedangkan partai oposisi, yakni Partai Rainsy Sam (SRP) hanya memperoleh 22,9% suara.
Juru Bicara CPP Khieu Kanharith mengklaim partainya berhasil mengumpulkan 91 dari 123 kursi yang diperebutkan. Ini artinya CPP kembali menguasai dua pertiga parlemen.”Kita menang dalam pemilu. Kita berhasil memimpin perolehan suara di sebagian besar provinsi,” ungkapnya.
Kenyataan ini dipastikan akan membuat Hun Sen kembali berjaya setelah 23 tahun berkuasa. Hun Sen yang memerintah Kamboja sejak 1985 lalu berjanji akan tetap berada di wilayah kekuasaan sampai umurnya 90 tahun. Usia Hun Sensendirikinimasih55tahun. Hun Sen dikenal sebagai sosok yang mampu meningkatkan perekonomian Kamboja sehingga meningkatkan kualitas hidup rakyat.
Hun Sen memfokuskan program ekonominya dengan mengembangkan industri garmen dan pariwisata yang mampu mengangkat ekonomi negara yang pernah masuk dalam daftar negara termiskin di dunia itu. Kendati demikian, Hun Sen bukan tanpa cela.
Dia dituduh membudayakan iklim korupsi di negaranya yang memicu tingginya inflasi.Hanya saja, dia mampu mengambil hati rakyat Kamboja beberapa pekan jelang pemilu, yakni dengan memanfaatkan isu konflik di perbatasan Thailand. Kamboja dan Thailand bersitegang soal status Kuil Preah Vihear. Phnom Pehn mengklaim, kuil itu masuk batas wilayah Kamboja.
Di pihak lain, Bangkok menyebut wilayah tersebut sebagai bagian dari kekuasaan Thailand.Konflik ini memicu ketegangan setelah dua negara mengirim tentara di perbatasan. Kemenangan CPP membuat kubu oposisi berang. Ini karena banyak pendukung SRP yang tidak terdaftar sebagai pemilih.Ribuan pendukung CPP yang mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) harus kembali ke rumah karena namanya tidak masuk dalam daftar pemilih.
Meski ada kecurigaan dari SRP, organisasi pemantau pemilu menyatakan pemilu kali ini lebih berjalan lancar dibandingkan pemilu sebelumnya. Kemenangan Hun Sen disambut pesimistis oleh sejumlah pihak yang mendukung demokrasi.Dalam pandangan ketua kelompok Lidcadho, Kek Galabru, kemenangan partai berkuasa melemahkan parlemen sehingga tidak bisa melancarkan kritik.
”Kita sangat khawatir demokrasi kita akan semakin menyusut dan menyusut,”ujarnya. Menurut pemimpin kelompok pemantau pemilu Comfrel, Thun Saray,kemenangan CPP menjadi perhatiannya. ”Demokrasi kita akan menghadapi banyak permasalahan. Kondisi politik kita di masa depan akan pasang surut berdasarkan perasaan para pemimpin,” katanya.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Kamboja dan Thailand menggelar perundingan baru mengenai pembicaraan masalah perbatasan kemarin. Dalam perundingan itu juga diikuti para petinggi militer kedua negara. Perundingan lanjutan itu dilaksanakan di sebuah kota wisata Kamboja di Siem Reap—yang artinya ”Thailand yang Kalah”.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Kamboja Khieu Kanharith, Departemen Luar Negeri akan mempertahankan kebijakan utama,tetapi mengenai perbatasan dan pasukan akan didiskusikan lebih detail. Selain itu,Kanharith juga menegaskan perlu dibentuknya komite khusus yang membahas permasalahan itu.
Sedangkan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Thailand Tharit Charungvat mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk memecahkan krisis itu melalui negosiasi. ”Kita berusaha mencari solusi terbaik,” ungkap Tharit. Permasalahan perbatasan itu merupakan isu kompleks antara kedua negara yang bertetangga itu.
Menteri Luar Negeri Thailand Tej Bunnag berharap agar hasil pembicaraan akan mencapai kesepakatan. Mengenai isu penarikan pasukan, menurut Tej,Kamboja seharusnya juga menarik kembali pasukan untuk mencapai jumlah yang sebanding. Perundingan tahap pertama yang berlangsung pada 21 Juli lalu tidak mencapai kesepakatan. (AFP/AP/Rtr/BCC/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/international/hun-sen-menang-pemilu-2.html
foto:ap.news.yahoo.com
Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang mendukung Hun Sen memenangkan pemilu mayoritas hingga mencapai 59,8% suara. Berdasarkan penghitungan sementara di 11 provinsi dari 24 provinsi yang ada, CPP unggul. Sedangkan partai oposisi, yakni Partai Rainsy Sam (SRP) hanya memperoleh 22,9% suara.
Juru Bicara CPP Khieu Kanharith mengklaim partainya berhasil mengumpulkan 91 dari 123 kursi yang diperebutkan. Ini artinya CPP kembali menguasai dua pertiga parlemen.”Kita menang dalam pemilu. Kita berhasil memimpin perolehan suara di sebagian besar provinsi,” ungkapnya.
Kenyataan ini dipastikan akan membuat Hun Sen kembali berjaya setelah 23 tahun berkuasa. Hun Sen yang memerintah Kamboja sejak 1985 lalu berjanji akan tetap berada di wilayah kekuasaan sampai umurnya 90 tahun. Usia Hun Sensendirikinimasih55tahun. Hun Sen dikenal sebagai sosok yang mampu meningkatkan perekonomian Kamboja sehingga meningkatkan kualitas hidup rakyat.
Hun Sen memfokuskan program ekonominya dengan mengembangkan industri garmen dan pariwisata yang mampu mengangkat ekonomi negara yang pernah masuk dalam daftar negara termiskin di dunia itu. Kendati demikian, Hun Sen bukan tanpa cela.
Dia dituduh membudayakan iklim korupsi di negaranya yang memicu tingginya inflasi.Hanya saja, dia mampu mengambil hati rakyat Kamboja beberapa pekan jelang pemilu, yakni dengan memanfaatkan isu konflik di perbatasan Thailand. Kamboja dan Thailand bersitegang soal status Kuil Preah Vihear. Phnom Pehn mengklaim, kuil itu masuk batas wilayah Kamboja.
Di pihak lain, Bangkok menyebut wilayah tersebut sebagai bagian dari kekuasaan Thailand.Konflik ini memicu ketegangan setelah dua negara mengirim tentara di perbatasan. Kemenangan CPP membuat kubu oposisi berang. Ini karena banyak pendukung SRP yang tidak terdaftar sebagai pemilih.Ribuan pendukung CPP yang mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) harus kembali ke rumah karena namanya tidak masuk dalam daftar pemilih.
Meski ada kecurigaan dari SRP, organisasi pemantau pemilu menyatakan pemilu kali ini lebih berjalan lancar dibandingkan pemilu sebelumnya. Kemenangan Hun Sen disambut pesimistis oleh sejumlah pihak yang mendukung demokrasi.Dalam pandangan ketua kelompok Lidcadho, Kek Galabru, kemenangan partai berkuasa melemahkan parlemen sehingga tidak bisa melancarkan kritik.
”Kita sangat khawatir demokrasi kita akan semakin menyusut dan menyusut,”ujarnya. Menurut pemimpin kelompok pemantau pemilu Comfrel, Thun Saray,kemenangan CPP menjadi perhatiannya. ”Demokrasi kita akan menghadapi banyak permasalahan. Kondisi politik kita di masa depan akan pasang surut berdasarkan perasaan para pemimpin,” katanya.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Kamboja dan Thailand menggelar perundingan baru mengenai pembicaraan masalah perbatasan kemarin. Dalam perundingan itu juga diikuti para petinggi militer kedua negara. Perundingan lanjutan itu dilaksanakan di sebuah kota wisata Kamboja di Siem Reap—yang artinya ”Thailand yang Kalah”.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Kamboja Khieu Kanharith, Departemen Luar Negeri akan mempertahankan kebijakan utama,tetapi mengenai perbatasan dan pasukan akan didiskusikan lebih detail. Selain itu,Kanharith juga menegaskan perlu dibentuknya komite khusus yang membahas permasalahan itu.
Sedangkan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Thailand Tharit Charungvat mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk memecahkan krisis itu melalui negosiasi. ”Kita berusaha mencari solusi terbaik,” ungkap Tharit. Permasalahan perbatasan itu merupakan isu kompleks antara kedua negara yang bertetangga itu.
Menteri Luar Negeri Thailand Tej Bunnag berharap agar hasil pembicaraan akan mencapai kesepakatan. Mengenai isu penarikan pasukan, menurut Tej,Kamboja seharusnya juga menarik kembali pasukan untuk mencapai jumlah yang sebanding. Perundingan tahap pertama yang berlangsung pada 21 Juli lalu tidak mencapai kesepakatan. (AFP/AP/Rtr/BCC/ andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/international/hun-sen-menang-pemilu-2.html
foto:ap.news.yahoo.com
Komentar