EDWARD OSBORNE WILSON, Jadikan Semut Cinta pada Pandangan Pertama


Wilson adalah salah satu peneliti biologi ternama sepanjang sejarah.Penelitiannya kerap menuai kontroversi,namun dia tak ragu beradu argumentasi.

KAPABILITASNYA sebagai peneliti tidak diragukan lagi hingga majalah ternama,TIME,pada 2001 memberi penghargaan Lifetime Achievement pada Wilson,79.TIME menyebut Wilson sebagai salah satu ilmuwan yang memiliki karier menakjubkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Dia sukses karena mampu mengembangkan sosiobiologi ke dalam keragaman kehidupan. Dia mampu menghasilkan karya ilmiah agung yang ditulis melalui buku-bukunya. Salah satu buku yang mengangkat Wilson ke jajaran ilmuwan biologi papan atas adalah Sociobiology yang ditulisnya pada 1975.

Dia menemukan sintesis tentang evolusi tingkah laku sosial. Dia menyatakan bahwa tingkah laku manusia memiliki ide genetik yang sama dengan aktivitas semut.Ide yang memicu perselisihan dan perdebatan dengan ilmuwan lain mengenai pemaknaan kemanusiaan.

Lewat buku terbaru, The Superorganism, dia memaparkan penemu- an ilmiah bahwa ada kekuatan evolusi sosial di mana aktivitas manusia juga sama dengan koloni semut. Pria kelahiran 10 Juni 1929 ini dianggap telah mengabaikan perbedaan kultural di antara kedua makhluk itu.Wilson dianggap menyamakan koloni hewan dengan masyarakat manusia.

Dia mengarahkan pola-pola perilaku hewan dan manusia memiliki dasar yang sama, yaitu perbudakan, kasta, spesialis,dan generalis. Penemuan Wilson memang memicu tanda tanya besar karena memasuki area agama dan moralitas. Terhadap tudingan tersebut, Wilson membela diri,

”Saya percaya bahwa dalam hati yang paling dalam setiap manusia,juga bekerja sistem interaksi sosial ala semut.Sistem sosial semut itu tidak disadari terbentuk dari seleksi multilevel,”ujar Wilson pada The New York Times. Kontroversi kembali muncul saat Wilson menerbitkan buku lain, Consilience, pada 1998.

Dalam buku itu dia mengajukan hipotesis bahwa banyak aktivitas manusia,dari yang bersifat ekonomi sampai moralitas,tidak lepas dari kekuasaan. ”Kajian mengenai genetik hewan yang dikaitkan dengan perilaku manusia merupakan hal nyata di sekitar kita yang sangat menakjubkan,” tuturnya.

Kontroversi seperti tidak bisa lepas dari Wilson.Hal itu terkait rencananya menuliskan data dan fakta ilmiah dalam bentuk novel.Menurut Wilson, novel yang tengah disusunnya itu akan berjudul Anthill. Dari judulnya saja sudah tergambar bahwa tokoh-tokoh yang akan berperan di dalam novel itu adalah koloni semut. Lebih jauh dia mengungkapkan novel akan berkisah tentang sikap, tingkah laku, dan pola keseharian semut. Tidak aneh jika seorang peneliti seperti Wilson menulis sebuah novel.

Rupanya prestasi Wilson tidak hanya dalam bidang penelitian biologi. Wilson pernah pula memenangi dua kali Pulitzer dalam bidang kesusastraan. Bahkan setelah menyelesaikan novel Anthill,Wilson masih berencana menulis novel lain, kali ini dengan tokoh manusia,bukan hewan lagi. Meski dikenal sebagai ilmuwan— petarung yang akan selalu siap melawan siapa pun yang menentang pendapatnya— Wilson juga memiliki citra sebagai mediator.

Hal itu ditunjukkan lewat bukunya yang bertajuk The Creation. Pesan yang dia sampaikan melalui buku itu mengajak para ilmuwan dan pemuka agama untuk menyelamatkan semua makhluk hidup di dunia ini. Menurut Wilson, bencana yang paling besar bukanlah kehabisan energi, keruntuhan ekonomi, perang nuklir, atau akibat dari pemerintahan yang otoriter, namun hilangnya keragaman genetik dan spesies. Hal itu bisa terjadi karena habitat alamiahnya hancur.

”Sepertinya anak cucu kita akan sulit memaafkan kesalahan yang satu ini,” ungkap Wilson. Tidak hanya itu, Wilson tengah menyiapkan megaproyek pembuatan ensiklopedi kehidupan dengan tujuan untuk mengenalkan makhluk hidup di bumi. Sekitar 30.000 halaman awal berisi sebagian dari 1,8 juta data mengenai spesies yang ada di bumi, termasuk kehidupan mikroskopis.

Megaproyek itu telah diimpikan Wilson sejak 2003 dan membutuhkan satu dasawarsa untuk menyusunnya. Wilson ingin agar semua orang di dunia dengan mudah mendapatkan data lengkap tentang segala makhluk hidup yang pernah terdokumentasi sejak 250 tahun lalu. Latar belakang Wilson memang tidak bisa dilepaskan dari binatang.

Dia tumbuh besar di Birmingham,Alabama, Amerika Serikat. Dia mengaku sejak kecil memang menyukai sejarah alam dan ilmu pengetahuan alam. Sejak kecil pula dia suka mengamati hewan mamalia, burung, dan insekta. Pada usia 16 tahun dia sudah mengoleksi kupu-kupu. Dia pun mengaku sangat tertarik dengan semut. ”Semut menjadi cinta pandangan pertama saya,”ungkapnya. (andika hendra mustaqim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford