Serbuan ke Iran Sulut ”Bola Api”
ElBaradei juga mengancam akan mundur dari jabatannya di IAEA jika Teheran diserang. ElBaradei menegaskan, setiap serangan hanya akan menambah keras sikap Iran dalam perselisihan dengan Barat mengenai program nuklirnya.
Menurut ElBaradei, satu serangan militer akan menyulut diluncurkannya program darurat Iran untuk membuat senjata atom dengan dukungan seluruh rakyat Iran,termasuk mereka yang tinggal di luar negeri.
”Satu serangan militer ke Iran,dalam pikiran saya,akan lebih buruk dibandingkan dengan apa pun juga.Itu akan mengubah wilayah Timur Tengah menjadi bola api membara,” ungkap ElBaradei kepada stasiun televisi Al-Arabiyakemarin.
ElBaradei tidak memercayai adanya risiko penyebaran senjata nuklir mengingat status program nuklir Iran saat ini.Komentar ElBaradei itu muncul setelah muncul penegasan Teheran takkan berunding dengan negara-negara Barat mengenai program nuklirnya jika ada syarat penghentian pengayaan uraniumnya.
Penegasan ElBaradei itu muncul setelah laporan the New York Times dengan sumber pejabat Pentagon yang menyatakan ada latihan perang militer Israel yang dilakukan untuk menyerang instalasi nuklir Iran awal bulan ini. Laporan itu dikuatkan pejabat di Pusat Komando Angkatan Udara Yunani.
Pusat Komando tersebut telah terlibat latihan gabungan dengan Israel di lepas pantai Crete,Laut Tengah. Pejabat militer itu menyebutkan, latihan tempur itu menggunakan sandi ”Glorious Spartan 08” dan berlangsung pada 28 Mei–12 Juni. Sebanyak 100 jet tempur F-15 dan F-16 milik Israel siap melancarkan serangan jarak jauh.
Aksi militer itu memperlihatkan rasa frustrasi Israel dalam menghadapi ambisi nuklir Iran. Lebih lanjut juru bicara Pemerintah Iran Gholam Hossein Elham mengatakan, desakan untuk menghentikan pengayaan uranium Teheran tak memiliki alasan kuat. Karena itu, tawaran insentif Barat agar Iran menghentikan pengayaan uraniumnya tidak dapat diterima.
Elham yakin Israel hanya menggertak dan mereka tidak mungkin berani melakukan serangan militer ke Teheran. Teheran menganggap laporan yang menyebut Israel bersiap melakukan serangan udara ke Iran itu hanyalah ”operasi psikologis”. Iran memperingatkan akan merespons ”tanpa batas” terhadap segala bentuk serangan militer.
”Operasi psikologis itu dilakukan untuk mengintimidasi republik Islam dan memaksa Teheran mundur dari hak mutlak dan resminya untuk menjadi kekuatan nuklir. Namun, Iran tidak akan terintimidasi oleh ancaman semacam itu dan tidak akan mundur memperjuangkan haknya,” tegas Menteri Pertahanan Iran Mostafa Mohammad Najar.
Najar menekankan bahwa Iran tidak akan memulai konflik apa pun, tapi akan menghukum setiap penyerangnya dengan kekuatan. ”Dengan tekad bulat dan menggunakan segala macam pilihan, tanpa batas ruang dan waktu, kami akan memberikan respons keras terhadap setiap aksi permusuhan,”tuturnya.
Sementara itu, Iran kemarin menunjukkan sikap positif dengan menyatakan telah membahas kerangka waktu yang ditawarkan Barat untuk memulai perundingan nuklir Teheran. Negosiator nuklir Iran Saeed Jalili menjelaskan, kerangka waktu dengan sejumlah tahap telah dibahas saat Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Javier Solana menawarkan paket insentif pekan lalu.
”Mereka menawarkan paket dan membuat proposal, sebuah kerangka waktu dengan beberapa tahap,”papar Jalili setelah pertemuan dengan parlemen. Proposal itu berisi surat dari enam negara untuk mengatasi krisis nuklir Iran. Tidak satu pun negara UE yang memberikan detail tentang isi kerangka waktu yang mereka tawarkan kepada Iran. (AFP/AP/Rtr/andika hendra m/syarifudin)
Sunday, 22 June 2008
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/international/serbuan-ke-iran-sulut-bola-api-2.html
Komentar