Perusahaan Feri Nahas Ditutup
korban selamat disambut keluarga
MANILA (SINDO) – Filipina kemarin menutup Sulpicio Lines—perusahaan Feri yang mengoperasikan The MV Princess of the Stars.Perusahaan itu dianggap lalai menjalankan tugasnya.
Pejabat Departemen Transportasi Filipina Elena Bautista mengatakan, Sulpicio Lines bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal feri tiga hari lalu. Atas dasar pertimbangan itu, departemennya menghentikan seluruh izin pelayaran dan membekukan perusahaan itu.“Sulpicio Lines bertanggung jawab karena kecelakaan itu,”paparnya. Juru Bicara Sulpicio Lines yang enggan disebutkan namanya menolak berkomentar.
Dia hanya menuturkan bahwa kecelakaan itu lebih disebabkan faktor alam. Dia mengatakan, Sulpicio Line yang memiliki 22 kapal feri dan beberapa kapal kargo itu kini masih berkonsentrasi mencari korban selamat. Seperti diketahui,The MV Princess of the Stars pada Sabtu siang (21/6) dihantam badai Fengshen saat melintas di Pulau Sibuyan.Kapal seberat 24.000 ton dan mengangkut 747 orang itu sempat mengalami mesin mati sebelum akhirnya tenggelam. Ratusan penumpang dinyatakan hilang dan baru puluhan yang ditemukan.
Mereka diselamatkan para nelayan yang kebetulan sedang mencari ikan.Sebanyak 28 korban selamat di antaranya mengapung di lautan luas selama 24 jam hanya dengan mengguna rompi pelampung sejauh 10 km sebelah utara Kota Mulanay, Provinsi Quezon. Menurut korban selamat, kapal tenggelam hanya butuh waktu 15 menit saja. Menurut Reynato Lanoria, seorang petugas kebersihan kapal,sekitar 100 orang berhasil menyelamatkan diri saat kapal hendak tenggelam.
Namun, ratusan lainnya terjebak di dalam kapal itu. Lanoria sendiri berhasil selamat karena berada di atas dek yang paling tinggi.Kejadian di Pulau Sibuyan mengingatkan orang terhadap tragedi serupa pada 1987.Saat itu kapal feri Dona Paz tenggelam dan menewaskan 4.341 orang.
Terpisah, kapal induk Amerika Serikat (AS) akan berlayar ke Filipina untuk membantu mencari korban selamat.Menurut Deputi Juru Bicara Presiden Anthony Golez, kapal induk yang berlayar dari Okinawa, Jepang, akan tiba di Filipina pada Selasa (24/6).“AS juga siap melaksanakan operasi pertolongan,” tuturnya. Sementara itu, pejabat Filipina menyatakan, sekitar 598 orang hilang atau meninggal dunia akibat badai Fenghen berkecepatan 150 kilometer per jam.
Selain itu, musibah terebut memicu tanah longsor, banjir, dan tenggelamnya puluhan kapal nelayan. Sebelumnya otoritas Filipina mencatat sebanyak 224 orang tewas, sedangkan 374 hilang. Kepala Wilayah Iloilo,Manuel Mejorada, mengatakan, saat ini ribuan warga di wilayahnya membutuhkan bantuan kemanusiaan, terutama makanan, obatobatan, dan selimut. (AP/AFP/CNN/BBC/ andika hendra m)
Pejabat Departemen Transportasi Filipina Elena Bautista mengatakan, Sulpicio Lines bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal feri tiga hari lalu. Atas dasar pertimbangan itu, departemennya menghentikan seluruh izin pelayaran dan membekukan perusahaan itu.“Sulpicio Lines bertanggung jawab karena kecelakaan itu,”paparnya. Juru Bicara Sulpicio Lines yang enggan disebutkan namanya menolak berkomentar.
Dia hanya menuturkan bahwa kecelakaan itu lebih disebabkan faktor alam. Dia mengatakan, Sulpicio Line yang memiliki 22 kapal feri dan beberapa kapal kargo itu kini masih berkonsentrasi mencari korban selamat. Seperti diketahui,The MV Princess of the Stars pada Sabtu siang (21/6) dihantam badai Fengshen saat melintas di Pulau Sibuyan.Kapal seberat 24.000 ton dan mengangkut 747 orang itu sempat mengalami mesin mati sebelum akhirnya tenggelam. Ratusan penumpang dinyatakan hilang dan baru puluhan yang ditemukan.
Mereka diselamatkan para nelayan yang kebetulan sedang mencari ikan.Sebanyak 28 korban selamat di antaranya mengapung di lautan luas selama 24 jam hanya dengan mengguna rompi pelampung sejauh 10 km sebelah utara Kota Mulanay, Provinsi Quezon. Menurut korban selamat, kapal tenggelam hanya butuh waktu 15 menit saja. Menurut Reynato Lanoria, seorang petugas kebersihan kapal,sekitar 100 orang berhasil menyelamatkan diri saat kapal hendak tenggelam.
Namun, ratusan lainnya terjebak di dalam kapal itu. Lanoria sendiri berhasil selamat karena berada di atas dek yang paling tinggi.Kejadian di Pulau Sibuyan mengingatkan orang terhadap tragedi serupa pada 1987.Saat itu kapal feri Dona Paz tenggelam dan menewaskan 4.341 orang.
Terpisah, kapal induk Amerika Serikat (AS) akan berlayar ke Filipina untuk membantu mencari korban selamat.Menurut Deputi Juru Bicara Presiden Anthony Golez, kapal induk yang berlayar dari Okinawa, Jepang, akan tiba di Filipina pada Selasa (24/6).“AS juga siap melaksanakan operasi pertolongan,” tuturnya. Sementara itu, pejabat Filipina menyatakan, sekitar 598 orang hilang atau meninggal dunia akibat badai Fenghen berkecepatan 150 kilometer per jam.
Selain itu, musibah terebut memicu tanah longsor, banjir, dan tenggelamnya puluhan kapal nelayan. Sebelumnya otoritas Filipina mencatat sebanyak 224 orang tewas, sedangkan 374 hilang. Kepala Wilayah Iloilo,Manuel Mejorada, mengatakan, saat ini ribuan warga di wilayahnya membutuhkan bantuan kemanusiaan, terutama makanan, obatobatan, dan selimut. (AP/AFP/CNN/BBC/ andika hendra m)
Tuesday, 24 June 2008
Komentar