Pengusaha Sri Langka Terkait Nuklir Dibebaskan
Buhary Syed Abu Tahir diduga memiliki jaringan dengan ilmuwan nuklir asal Pakistan, Abul Qadeer Khan. Abu Tahir ditahan selama empat tahun lamanya dengan tuduhan Undang- Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) sejak 2004.Dia ditahan setelah polisi mendapatkan laporan keterlibatannya dalam skandal pasar gelap senjata nuklir, tapi dia dipenjara tanpa adanya proses peradilan.
Tahir dituduh Washington membantu Abul Qadeer Khan untuk menjual teknologi nuklir di pasar gelap. “Tahir telah dibebaskan dari Kamunting beberapa hari lalu,” ujar pejabat pemerintah kepada Reuters. Kamunting merupakan penjara yang terletak di Malaysia bagian utara. Ratusan militan ditahan di penjara itu. Pejabat keamanan juga mengonfirmasi bahwa Tahir dibebaskan pada awal bulan ini.
“Tahir diwajibkan lapor ke kantor polisi setiap minggu, dan kediamannya di bawah pengawasan,”ujar pejabat yang enggan disebutkan namanya. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Malaysia Syed Hamid Albar tidak bisa memberikan komentarnya. Abul Qadeer Khan menjadi tahanan rumah di Islamabad, Pakistan, sejak 2004.
Khan dijuluki warga Pakistan sebagai Bapak Bom Atom Pakistan. Khan mengakui kejahatannya pada 2004, di mana dia menjual senjata nuklir secara rahasia ke Iran,Korea Utara, dan Libya.Namun,pada wawancara terbaru, dia menarik kembali pernyataannya. Dia mengutuk Presiden Pakistan Pervez Musharraf yang tidak pernah menghargainya.
Abdul Qadeer Khan telah menjual peralatan pengayaan nuklir ke Iran seharga USD3 juta secara tunai pada pertengahan 1990-an, dan uranium Pakistan dikirim ke Libya untuk program nuklirnya. Demikian juga menurut polisi Malaysia pada Jumat (20/2) di Kuala Lumpur mengutip bukti-bukti dari orang yang diduga sebagai ahli keuangan dari jaringan pasar gelap penjualan nuklir internasional.
Polisi Malaysia sebelumnya yakin bahwa ilmuwan Pakistan itu memintanya untuk mengirim dua kontainer suku cadang sentrifugal (pemutar uranium) bekas dari Pakistan ke Iran pada 1994–1995.Tahir juga mengatakan, Libya menerima uranium hasil pengayaan dari Pakistan pada 2001.
Menurut polisi, Tahir berada di Malaysia dan telah diinterogasi pihak berwenang terkait kegiatannya atas nama Dr Khan di Malaysia. (Rtr/andika hendra m)
Sunday, 22 June 2008
Komentar