MANIL SURI, Memberi Sentuhan Sastra pada Ilmu Matematika


Dia profesor matematika di Universitas Maryland,Baltimore County,ketika siang hari.Di malam hari,dia berubah menjadi novelis ulung.

NOVEL yang ditulis pria 48 tahun ini mampu menghadirkan cerita India layaknya sebuah film kepada pembacanya. Suri mulai menulis cerita pendek sejak 1980-an di waktu selanya.

Kemudian, pada 1995 dia mulai menulis novel The Death of Vishnu. Sebuah novel yang menceritakan kondisi sosial dan keagamaan di India. Berkat The Death of Vishnu yang diterbitkan pada 2000, Suri mendapatkan keuntungan USD350.000 (Rp3,22 miliar).

“Menulis The Death of Vishnu, saya menghadirkan novel dengan perspektif India dan mitologi Hindu kepada pembaca. Saya ingin membuat karya itu seperti Bhagawat Gita.Novel itu mampu menghubungkan kembali sisi spiritual saya yang terbengkalai cukup lama,”ujarnya. Novel kedua Suri adalah The Age of Shivayang juga sukses pada 4 Februari 2008.

Dalam novel itu, Suri ingin membenamkan dirinya dengan India yang semakin modern.“ Saya masih menganggap bahwa India merupakan tanah kelahiran saya,” ujarnya. Kini, dia berencana menerbitkan novel selanjutnya, The Birth of Brahma dan The Life of Shiva. Bagi Suri, India merupakan sumber inspirasi yang tak pernah ada batasnya.Suri menuturkan India yang semakin berkembang menyisakan banyak cerita unik tentang konflik di dalamnya.

Kemudian, modernisasi juga menjadikan India sebagai negara yang semakin unik dengan pengaruh budaya Barat yang makin kental. Dia juga mendapatkan predikat sebagai penulis yang pandai melukiskan cerita tentang India walaupun sejak umur 20 tahun dia sudah meninggalkan tanah airnya untuk mendapatkan hidup lebih baik di Amerika Serikat (AS). Sebenarnya, pria kelahiran Juli 1959 itu menolak anggapan bahwa seorang profesor matematika haruslah serius dan kaku.

Bahkan, dia menceritakan ketika dirinya dilarang untuk mengungkapkan ke publik tentang hobinya bermain musik,terutama piano, karena faktor pekerjaan. Ketika menulis novel, teman-temannya pun tidak percaya. Di AS, dia merupakan pendobrak dinding kaku antara dunia sastra dan matematika.

Dalam sebuah wawancaranya dengan Powells.com, Suri menuturkan dirinya tidak mempermasalahkan dua pekerjaan yang memiliki latar belakang berbeda 180 derajat dalam pandangan berbagai kalangan. Bagi Suri, antara matematika dan menulis novel memiliki sedikit kesamaan.

“Jika kamu menulis novel dan ingin menulis kelanjutan cerita di dalam plot, itu sama seperti mengerjakan soal matematika. Di dalam novel kita juga dituntut untuk menulis tentang karakter dan bagaimana para tokoh itu bisa saling berinteraksi satu sama lain,”ujarnya. Nah, menurut Suri, di dalam ilmu berhitung itu orang dituntut untuk menemukan rumus dan bagaimana cara membuktikannya. Mengerjakan soal matematika, maka orang harus mengetahui di mana menempatkan variabel yang diketahui dan yang tidak diketahui.

“Dengan menggunakan rumus, maka kita bisa membuat interaksi di antara angka dan variabel yang ada,” paparnya. Suri tetap akan melanjutkan kedua profesi itu.Banyak orang yang selalu menanyakan kepadanya apakah akan meninggalkan kiprahnya dari dunia matematika.“Saya selalu menjawab: saya tidak akan meninggalkan dunia matematika,”tuturnya. Dia pun mengaku tidak merasa bersalah ketika seorang ilmuwan menawarkan sesuatu yang fiksi pada publik.

Padahal, sebagai ilmuwan, apa yang diberikan atau dikontribusikan pada masyarakat merupakan sesuatu yang nyata. Baginya, novel juga bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat. “Namun, alasan pertama, saya menulis novel karena saya senang,”ungkapnya.

Secara statistik, Suri mengungkapkan jumlah kata-kata yang pernah ditulis dalam novelnya sebanyak 164.000 kata selama tujuh tahun. Dalam situs pribadinya, manilsuri.com, dia menulis setiap hari jika diratarata sebanyak 64 kata. (andika hendra mustaqim)

Monday, 30 June 2008

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/manil-suri-memberi-sentuhan-sastra-pada-ilmu-matem.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford