Selebritas Tetap Jadi Pemikat
Selebritas baik musisi, aktor, hingga aktris tetap menjadi pemikat pada pesta demokrasi di mana pun, termasuk di Amerika Serikat (AS).
Dukungan selebritas mampu menjadi pemikat warga untuk memberikan dukungan kepada calon presiden (capres) tertentu. Selebritas bisa menggelar konser gratis yang dihadiri ribuan penggemarnya dan berkampanye untuk salah satu capres. Para aktris dan aktor Hollywood juga bisa memberikan dukungan kepada salah satu capres melalui akun media sosial mereka. Itu menunjukkan selebritas tetap menjadi magnet yang mampu menyerap dan memperkuat basis pendukung capres.
Seperti musisi Jennifer Lopez menggelar konser gratis di Miami sebagai upaya dukungan bagi Hillary Clinton dari Partai Demokrat pada Sabtu (29/10). Lopez memperkuat energi sukarelawan yang mendukung tim kampanye Hillary. ”Kita berada di perlintasan jalan. Kita akan menempuh jalan kanan menuju masa depan,” teriak Lopez yang disambut teriakan para penggemarnya. Pekan depan Hillary juga akan menghadiri konser musik bersama Jay Z di Cleveland.
Kemudian, Katy Perry di Philadelphia pada 5 November mendatang. Trump juga didukung banyak selebritas. Mike Tyson, mantan petinju dan selebritas AS, memberikan dukungan terhadap Trump. ”Dia (Trump) seharusnya menjadi presiden AS. Ayo coba sesuatu yang baru. Ayo jalankan Amerika seperti bisnis,” tutur Tyson. Trump juga mendapatkan dukungan dari musisi seperti Kid Rock dan Gene Simmons. Sayangnya, karena berbagai pernyataan kontroversial, Trump kehilangan dukungan dari selebritas seperti penyanyi Aaron Carter, penyanyi rap Azealia Banks, dan aktris Kirstie Alley.
Jajak pendapat Universitas Harvard pekan ini menunjukkan pemilih berusia 18-29 tahun cenderung memilih Hillary dibandingkan Trump. Namun, keikutsertaan anak muda pada pemilu presiden masih dipertanyakan. Maklum, generasi muda cenderung pasif dalam berpolitik di AS.
Dalam pandangan pakar politik dari Universitas Wisconsin-Eau Claire, Eric Kasper, selebritas mampu menggelar konser yang mampu mendatangkan banyak anak muda dan tidak memicu kontroversi. ”Selebritas cenderung menghadirkan sesuatu yang lebih positif,” tutur Kasper, dilansir Reuters.
Andika Hendra M
Dukungan selebritas mampu menjadi pemikat warga untuk memberikan dukungan kepada calon presiden (capres) tertentu. Selebritas bisa menggelar konser gratis yang dihadiri ribuan penggemarnya dan berkampanye untuk salah satu capres. Para aktris dan aktor Hollywood juga bisa memberikan dukungan kepada salah satu capres melalui akun media sosial mereka. Itu menunjukkan selebritas tetap menjadi magnet yang mampu menyerap dan memperkuat basis pendukung capres.
Seperti musisi Jennifer Lopez menggelar konser gratis di Miami sebagai upaya dukungan bagi Hillary Clinton dari Partai Demokrat pada Sabtu (29/10). Lopez memperkuat energi sukarelawan yang mendukung tim kampanye Hillary. ”Kita berada di perlintasan jalan. Kita akan menempuh jalan kanan menuju masa depan,” teriak Lopez yang disambut teriakan para penggemarnya. Pekan depan Hillary juga akan menghadiri konser musik bersama Jay Z di Cleveland.
Kemudian, Katy Perry di Philadelphia pada 5 November mendatang. Trump juga didukung banyak selebritas. Mike Tyson, mantan petinju dan selebritas AS, memberikan dukungan terhadap Trump. ”Dia (Trump) seharusnya menjadi presiden AS. Ayo coba sesuatu yang baru. Ayo jalankan Amerika seperti bisnis,” tutur Tyson. Trump juga mendapatkan dukungan dari musisi seperti Kid Rock dan Gene Simmons. Sayangnya, karena berbagai pernyataan kontroversial, Trump kehilangan dukungan dari selebritas seperti penyanyi Aaron Carter, penyanyi rap Azealia Banks, dan aktris Kirstie Alley.
Jajak pendapat Universitas Harvard pekan ini menunjukkan pemilih berusia 18-29 tahun cenderung memilih Hillary dibandingkan Trump. Namun, keikutsertaan anak muda pada pemilu presiden masih dipertanyakan. Maklum, generasi muda cenderung pasif dalam berpolitik di AS.
Dalam pandangan pakar politik dari Universitas Wisconsin-Eau Claire, Eric Kasper, selebritas mampu menggelar konser yang mampu mendatangkan banyak anak muda dan tidak memicu kontroversi. ”Selebritas cenderung menghadirkan sesuatu yang lebih positif,” tutur Kasper, dilansir Reuters.
Andika Hendra M
Komentar