Kebakaran Cile Tewaskan 12 Orang
VALPARAISO — Lebih dari 8.000 orang dievakuasi dalam sebuah kebakaran yang berlangsung sejak Sabtu (12/4) hingga kemarin. Sedikitnya 12 orang tewas dalam kebakaran terbesar sepanjang sejarah Cile yang telah menghancurkan lebih dari 2.000 rumah itu.
Kebakaran itu menghancurkan Kota Valparaiso yang telah mendapatkan label sebagai Warisan Budaya Dunia versi UNESCO itu. Sebanyak 17 pesawat dan helikopter yang diperbantukan tidak mampu memadamkan api. Sekitar 3.500 petugas pemadam kebakaran telah diterjunkan untuk menanggulangi agar api tidak menyebar. Tapi, angin kencang dari Samudra Pasifik dan tingginya temperatur sangat mempersulit proses pemadaman kebakaran.
Kebakaran di kota yang sangat bersejarah itu justru semakin memburuk. “Saat ini kami benar-benar dalam situasi darurat. Situasinya sangat sulit,” ujar Menteri Pertahanan Jorge Burgon kepada Radio Cooperativa. Perkampungan di sisi bukit seperti Ramaditas, Pajonal, dan Mariposas dilalap api karena kencangnya angin dan atmosfer yang sangat panas. Kota Valparaiso seperti bukit membara pada Sabtu dan Minggu malam.
Letak kota itu yang berbukit-bukit dan berada di tepi pantai menjadikan pemandangan merah itu sangat mengerikan. Banyak rumah kayu dan hutan semak belukar membuat api sangat mudah menjalar. Presiden Cile Michelle Bachelet langsung berkunjung ke Valparaiso untuk mengecek segala bantuan yang dapat diberikan. Dia mengungkapkan kebakaran ini sebagai tragedi yang mengerikan. “Ini benar-benar kebakaran terburuk sepanjang sejarah,” papar dia.
Sebelumnya dia mendeklarasikan siaga darurat di wilayah kebakaran. “Keluarga yang kehilangan rumah dan harta mereka, tetapi juga kehilangan kenangan keluarga,” tutur dia. Bachelet memastikan penyidik kebakaran itu masih dalam proses penyelidikan. Sebagian warga yang dievakuasi kemarin mulai kembali ke rumah mereka. Tak ada yang bisa diselamatkan karena seluruh harta mereka telah hancur dan tinggal puing-puing saja.
Isak tangis dan air mata tak terbendung bagi keluarga yang mengetahui semua harta mereka telah musnah. Monica Vergara, salah satu korban, mengungkapkan, dia telah kehilangan semua barang berharganya. Tapi, dia mengakui beruntung karena empat anakanaknya selamat. “Saya mendengar sebuah ledakan besar. Saya merasa rumah saya seperti terangkat. Seorang pemadam kebakaran langsung mengevakuasi kami,” papar dia kepada AFP.
Banyak bukit yang mengeliling kota menyebabkan kesulitan dalam evakuasi warga untuk keluar dari wilayah itu. Hutan dan semak-semak di bukit yang mengeliling Kota Valparaiso juga terbakar. Menurut Miguel Ramirez, salah satu warga, kebakaran pada Sabtu sore itu bergerak sangat cepat menyapu seluruh kota. “Kebakaran itu seperti neraka yang mengelilingi keluarga saya,” ujar dia.
Kebakaran itu bergerak dari bukit dan merusak segala sesuatu yang dilewatinya. Valparaiso salah satu kota pelabuhan yang sangat penting di Cile. Masa kejayaannya pada pertengahan abad 19 hingga awal abad 20. Saat itu kota itu menjadi kota yang menghubungkan Amerika Selatan dan kota-kota lain. Tapi, sejak ada Terusan Panama, kota itu semakin sepi. ●andika hendra m
Kebakaran Cile Tewaskan 12 Orang
VALPARAISO — Lebih dari 8.000 orang dievakuasi dalam sebuah kebakaran yang berlangsung sejak Sabtu (12/4) hingga kemarin. Sedikitnya 12 orang tewas dalam kebakaran terbesar sepanjang sejarah Cile yang telah menghancurkan lebih dari 2.000 rumah itu.
Kebakaran itu menghancurkan Kota Valparaiso yang telah mendapatkan label sebagai Warisan Budaya Dunia versi UNESCO itu. Sebanyak 17 pesawat dan helikopter yang diperbantukan tidak mampu memadamkan api. Sekitar 3.500 petugas pemadam kebakaran telah diterjunkan untuk menanggulangi agar api tidak menyebar. Tapi, angin kencang dari Samudra Pasifik dan tingginya temperatur sangat mempersulit proses pemadaman kebakaran.
Kebakaran di kota yang sangat bersejarah itu justru semakin memburuk. “Saat ini kami benar-benar dalam situasi darurat. Situasinya sangat sulit,” ujar Menteri Pertahanan Jorge Burgon kepada Radio Cooperativa. Perkampungan di sisi bukit seperti Ramaditas, Pajonal, dan Mariposas dilalap api karena kencangnya angin dan atmosfer yang sangat panas. Kota Valparaiso seperti bukit membara pada Sabtu dan Minggu malam.
Letak kota itu yang berbukit-bukit dan berada di tepi pantai menjadikan pemandangan merah itu sangat mengerikan. Banyak rumah kayu dan hutan semak belukar membuat api sangat mudah menjalar. Presiden Cile Michelle Bachelet langsung berkunjung ke Valparaiso untuk mengecek segala bantuan yang dapat diberikan. Dia mengungkapkan kebakaran ini sebagai tragedi yang mengerikan. “Ini benar-benar kebakaran terburuk sepanjang sejarah,” papar dia.
Sebelumnya dia mendeklarasikan siaga darurat di wilayah kebakaran. “Keluarga yang kehilangan rumah dan harta mereka, tetapi juga kehilangan kenangan keluarga,” tutur dia. Bachelet memastikan penyidik kebakaran itu masih dalam proses penyelidikan. Sebagian warga yang dievakuasi kemarin mulai kembali ke rumah mereka. Tak ada yang bisa diselamatkan karena seluruh harta mereka telah hancur dan tinggal puing-puing saja.
Isak tangis dan air mata tak terbendung bagi keluarga yang mengetahui semua harta mereka telah musnah. Monica Vergara, salah satu korban, mengungkapkan, dia telah kehilangan semua barang berharganya. Tapi, dia mengakui beruntung karena empat anakanaknya selamat. “Saya mendengar sebuah ledakan besar. Saya merasa rumah saya seperti terangkat. Seorang pemadam kebakaran langsung mengevakuasi kami,” papar dia kepada AFP.
Banyak bukit yang mengeliling kota menyebabkan kesulitan dalam evakuasi warga untuk keluar dari wilayah itu. Hutan dan semak-semak di bukit yang mengeliling Kota Valparaiso juga terbakar. Menurut Miguel Ramirez, salah satu warga, kebakaran pada Sabtu sore itu bergerak sangat cepat menyapu seluruh kota. “Kebakaran itu seperti neraka yang mengelilingi keluarga saya,” ujar dia.
Kebakaran itu bergerak dari bukit dan merusak segala sesuatu yang dilewatinya. Valparaiso salah satu kota pelabuhan yang sangat penting di Cile. Masa kejayaannya pada pertengahan abad 19 hingga awal abad 20. Saat itu kota itu menjadi kota yang menghubungkan Amerika Selatan dan kota-kota lain. Tapi, sejak ada Terusan Panama, kota itu semakin sepi. ●andika hendra m
Komentar