Referendum Konstitusi Telan Korban

KAIRO – Sedikitnya 11 orang tewas akibat bentrokan antara aparat keamanan dan pendukung mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi yang memboikot referendum konstitusi. Insiden itu terjadi di saat jutaan rakyat Mesir kemarin memberikan suaranya pada hari terakhir referendum tentang rancangan konstitusi Mesir. Kementerian Kesehatan Mesir menyebutkan, sedikitnya 11 orang tewas dan 28 orang lainnya terluka akibat bentrok antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan. Jumlah korban tewas itu tergolong rendah karena banyak prediksi yang menyebutkan kerusuhan massal akan mewarnai referendum. Sementara, Kementerian Dalam Negeri Mesir melaporkan para pendukung Mursi menembak mati empat orang dan melukai sembilan orang lainnya, termasuk seorang petugas keamanan. ”Para pendukung Mursi menembaki orang yang hendak pergi ke tempat pemungutan suara (TPS),” demikian keterangan Kementerian Dalam Negeri Mesir dikutip Reuters. Sementara, dua orang ditembak mati dalam kerusuhan di Kerdasa, basis pendukung Mursi di pinggiran Kairo. Ledakan bom juga terjadi di dekat gedung pengadilan di Kairo sebelum TPS dibuka untuk warga. Ledakan tersebut merusak jendela dan bangunan di dekat permukiman Imbaba, yang dikenalsebagaibasispendukung Ikhwanul Muslimin (IM). Sebelumnya bentrokan antara aktivis IM dengan aparat keamanan terjadi tiga kota di selatan Kairo pada Selasa (14/1). Polisi menangkap sekitar 250 orang anggota IM karena merusak TPS. Kerusuhan tetap terjadi meskipun keamanan sangat diperketat di berbagai TPS di seluruh Mesir. Sekitar 160.000 tentara dan lebih 200.000 anggota kepolisian dikerahkan untuk mengamankan referendum. Para analis memandang referendum kemarin hanya sebagai batu loncatan bagi Panglima Militer Mesir Abdel Fattah al- Sisi untuk maju sebagai kandidat presiden Mesir. Para pendukung IM tetap memandang Sisi sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas penggulingan Mursi. Namun, Sisi dianggap sebagai jenderal yang dapat memimpin Mesir ke depan. Sementara, Presiden sementara Mesir Adly Mansour memastikan referendum akan diikuti pemilu parlemen dan presiden. Konstitusi Mesir dengan mudah akan disepakati dalam sebagian besar rakyat Negeri Piramida meskipun kekuatan politik IM memboikot. Para pendukung konstitusi Mesir menyebutkan, mereka akan mendapatkan dukungan minimal 70% suara. BBCmelaporkan, belumdiketahui berapa jumlah warga Mesir yang memberikan suaranya. Stasiun televisi Al-Hayat TV,mengutip Kementerian Kehakiman, menyampaikan bahwa suara yang sudah masuk ”melebihi 50%” di hari pertama pemungutan suara pada Selasa (14/1) lalu. Dikhawatirkan, rendahnya tingkat partisipasi rakyat dalam referendum akan membahayakan pemerintah Mesir. Para pengamat khawatir sebagian penduduk Mesir justru memberikan dukungan kepada IM. Itu berarti akan menurunkan legitimasi terhadap konstitusi. Konstitusi baru itu sebenarnya lebih banyak mengadopsi konstitusi yang pernah disahkan pada pemerintahan Mursi. Hanya, ditambahi peluasan hak perempuan dan kebebasan sipil. Konstitusi baru juga memberikan dukungan bagi militer yang memiliki hak untuk memilih menteri pertahanan untuk jabatan selama delapan tahun. Sementara, Deputi Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marie Harf mengungkapkan, Washington peduli dengan laporan kekerasan karena referendum. Namun, Washington akan menunggu laporan independen di lapangan mengenai referendum tersebut. Selanjutnya, Harf memprediksi bahwa Kongres akan meloloskan klausul yang mengizinkan Gedung Putih memberikan bantuan senilai USD1,5 miliar kepada Kairo. Klausulituakandisepakati jika Mesir sukses menggelar referendum konstitusi dan mendukung langkah transisi demokrasi. Kesepakatan itu ada setelah Washington menunda bantuan militer pada Oktober lalu karena kerusuhan antara tentara dan pendukung Mursi. andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/359201

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford