Australia Siaga Kebakaran

SYDNEY – Pemerintah Australia kemarin memperingatkan bencana kebakaran yang diperparah gelombang panas akan menjadi ancaman terbesar dan membahayakan pada tahun ini. Peringatan ini sebagai persiapan dan antisipasi sejak kebakaran pada 2009 yang menewaskan 173 orang. Negara Bagian Victoria pernah mengalami ”Black Saturday” (Sabtu Hitam) saat sejumlah desa dilumat api pada 2009. Kebakaran itu juga menghancurkan lebih dari 2.000 rumah. ”Dalamempathari kedepanmenjadi hal penting yang akan kita hadapi di Victoria sejak Sabtu Hitam,” ujar Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Peter Ryan, dikutip AFP. Puluhan ribu petugas pemadam kebakaran saat ini dalam kondisi siaga penuh. ”Sekitar 1.290 brigade telah aktif untuk melakukan berbagai upaya untukmencegahataupunmenangkal kebakaran,” papar Ryan. Perkiraan cuaca sangat tidak menguntungkan bagi warga Australia. ”Kami telah menyiapkan segalanya dengan baik,” ujar dia. Rumah sakit dan layanan darurat juga dalam kondisi siaga untuk mengantisipasi laporan terkait akibat gelombang panas. Layanan Kesehatan di Victoria menyarankan warga yang tidak memiliki masalah kesehatan untuk mencari alternatif perawatan kesehatan selain rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit akan fokus melayani warga yang mengalami masalah kesehatan. ”Kami telah menyiagakan seluruh staf. Semua ambulans juga telah siap menjalankan tugas,” ujar manajer operasi layanan darurat di Victoria, Paul Holman. Dia mengungkapkan sedikitnya 11 orang telah dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan kesehatan akibat gelombang panas pada Senin (13/1) lalu. Negara Bagian Victoria dan Australia Selatan menghadapi gelombang panas dengan temperatur mencapai 40 derajat Celsius lebih. Gelombang panas itu sama seperti yang terjadi pada 2009 yang menewaskan 374 orang dan 173 orang lainnya akibat kebakaran. Banyak para pakar kebakaran memprediksi situasi kali ini akan sama buruknya dengan 2009 lalu. ”Kombinasi temperatur yang panas dan kelembaban yang rendah berarti embun yang dihasilkan tumbuhan sangat rendah. Itu dapat memicu kebakaran semak-semak. Jika terjadi kebakaran, maka akan langsung cepat menyebar,” tutur Jason Sharples, pakar kebakaran dari Universitas New South Wales di Canberra. Sebelumnya, gelombang panas yang terjadi di pantai barat telah memicu kebakaran di Perth, di mana 52 rumah terbakar pada Minggu (12/1) lalu. Seorang pria yang sedang kembali ke rumah untuk memadamkan api yang membakar rumahnya dikabarkan tewas. Ratusan warga kemarin dikabarkan bersiap- siap untuk kembali ke rumah mereka yang telah hancur tanpa sisa. ”Saya tidak tahu apa yang terjadi,” ujar warga Stonville, Fleur Adams, kepada Australia Broadcasting Corporation. ”Apa yang tersisa di rumah saya?” Gelombang panas dan kebakaran semak-semak merupakan hal yang umum terjadi di Australia pada musim panas, antara Desember hingga Februari mendatang. andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/358759

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford