AS Sadap Google dan Yahoo

WASHINGTON – Google dan Yahoo mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan terhadap Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang menyadap server kedua raksasa perusahaan internet itu. Seperti dilaporkan Washington Post yang mengutip bocoran dari mantan konsultan Edward Snowden yang menyebutkan NSA menyadap koneksi pusat data yang dioperasikan Google dan Yahoo. NSA mampu menyadap jutaan data dikumpulkan tiap hari dari jaringan internal perusahaan internet raksasa tersebut. Itu menjadi tekanan baru bagi AS setelah NSA dikabarkan menyadap 35 pemimpin negara di dunia dan memiliki 90 fasilitas penyadapan di kedutaan besar AS di berbagai negara. Kepala Legal Google, David Drummond, mengungkapkan mereka tidak terlibat dalam aktivitas penyadapan. “Kita peduli dengan kemungkinan penyadapan. Kita juga tetap melanjutkan enkripsi terhadap pelayahan Google,” kata Drummon dikutip AFP. Dia menyakinkan kalau Google tidak memberikan bantuan kepada pemerintahan manapun untuk mengakses sistem server, termasuk AS. “Itu membuat kita harus melakukan reformasi.” Hal senada juga diungkapkan Yahoo yang mengklaim telah memperketat kontrol untuk melindungi keamanan pusat data mereka. “Kita tidak memberikan akses kepada siapapun untuk mengakses pusat data kita, baik ke NSA atau pun lembaga pemerintah lainnya,” demikian keterangan Yahoo. Namun demikian, laporan itu langsung dibantah oleh Direkur NSA Jenderal Keith Alexander. Dia menegaskan kalau NSA tidak memiliki akses ke komputer Google dan Yahoo. “Kami tidak memiliki otorisasi untuk masuk ke server dan mengambil data perusahaan AS,” kata Alexander kepada Bloomberg TV. Dia memaparkan kalau NSA diperbolehkan mendapatkan akses data dengan perintah pengadilan. Namun dalam dokumen bocoran Snowden menyebutkan kalau NSA mampu menyadap data dalam satu waktu saat melintasi kabel optik dan perlengkapan jaringan lain yang tersambung dengan pusat data Google dan Yahoo. Penyadapan ini mengumpulkan sejumlah informasi mulai dari metadata hingga teks, audio dan video, yang kemudian disaring dengan program NSA yang bernama Muscular, dioperasikan bersama rekan NSA dari Inggris, GCHQ. Washington Post menyebutkan program Muscular itu berbeda dengan Prism. Sebelumnya, NSA sudah memiliki “pintu masuk” ke akun Google dan Yahoo melalui sebuah program yang disetujui pengadilan bernama Prism. Disebutkan kalau dokumen bocor bertanggal 9 Januari 2013 menyadap 181 juta catatan dalam waktu 30 hari, baik teks, audio dan video. Pengungkapan penyadapan terbaru ini muncul beberapa jam setelah delegasi pejabat intelejen Jerman tiba di Washington untuk berbicara dengan Gedung Putih menyusul klaim yang menyebut AS menyadap telepon genggam Kanselir Angela Merkel. Merkel mengirim dua orang penasihat utamanya, Cristoph Heusgen penasihat kebijakan luar negeri dan kordinator intelejen Guenter Heiss untuk membicarakan masalah ini. Menurut Caitlin Hayden, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, pertemuan antara pihak Jerman dan AS dilaksanakan untuk memperkuat kerjasama intelijen AS dan Jerman. “Diskusi itu sebagai kesempatan untuk mendengarkan satu sama lain dan berdialog untuk memperkuat kerjasama,” kata Hayden dikutip Reuters. Kemudian, NSA tetap membela diri dengan penyadapan terhadap para pemimpin negara itu. Alexander pun mengungkapkan para sekutu AS seharusnya berdiskusi mengenai hubungan kerjasama. “Saya pikir kemitraan dengan Eropa sangat penting. Untuk itu kita harus duduk di satu meja untuk bekerjasama,” katanya. Intelijen AS juga mengungkapkan laporan itu berdasarkan kesalahan interpretasi terhadap data NSA yang dibocorkan oleh mantan teknisi intelijen Snowden. NSA berkilah kalau banyak data hasil sadapan juga dibagikan ke berbagai badan intelijen Eropa. “Persepsi kalau NSA menyadap 70 juta panggilan telepon di Prancis atau Spanyol atau Italia itu tidak benar,” tegas Alexander. Sementara itu, AS juga memberikan jaminan kalau mereka tidak menyadap komunikasi rahasia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Juru Bicara PBB, Martin Nesirky, pihaknya telah menghubungi AS mengenai laporan NSA yang menyadap sistem komunikasi lembaga dunia itu. “Saya paham kalau otoritas AS telah memberikan jaminan,” kata Nesirky. Dari Beijing, China kemarin meminta penjelasan dari AS mengenai laporan kalau Washington memiliki fasilitas penyadapan di Beijing. “China meminta penjelasan dan klarifikasi dari AS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford