Bangun Infrastruktur - Asia-Pasifik Butuh Investasi USD8 Triliun
NUSA DUA – Kawasan Asia-Pasifik membutuhkan investasi infrastruktur sebesar USD8 triliun atau sekitar Rp92.000 triliun hingga 2020 demi mendukung laju pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Perkiraan tersebut disampaikan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe saat menjadi pembicara kunci dalam APEC CEO Summit 2013 di Nusa Dua, Bali, kemarin. “Pertumbuhanekonomiyangcepat membutuhkan perbaikan jalan dan peningkatan kualitas infrastruktur transportasi. Pasokan listrik dan air juga sangat penting,” tutur Abe. Dia menambahkan, infrastruktur haruslah bersifat jangka panjang.
Khusus wilayah Asia-Pasifik, infrastruktur yang paling penting adalah energi dan transportasi. “Infrastruktur energi dan transportasi akan membuat Asia dan Pasifik meloncat lebih tinggi dibandingkan kawasan lain di dunia,” imbuhnya. Persoalan infrastruktur menjadi topik pembahasan utama pada hari ketiga atau hari terakhir APEC CEO Summit 2013. Hampir semua pemimpin negara ataupun pembicara menyinggung betapa pentingnya infrastruktur.
Dalam Summit Conversation on Investment in Infrastructure and Human Capital, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengingatkan bahwa infrastruktur menjadi hal yang sangat penting. Hanya dengan infrastruktur yang memadai, lalu lintas perdagangan dan perjalanan antarnegara bisa dipercepat. “Dengan perbaikan infrastruktur, lalu lintas makin mudah, dan kita bisa saling bisa melengkapi kebutuhan kita masing-masing. Investasi sumber daya manusia penting tapi infrastruktur juga tidak kalah penting,” papar Nieto.
Perbaikan infrastruktur tidak hanya disampaikan para pemimpin negara, tetapi juga CEO di Asia-Pasifik. Keinginan mereka terhadap perbaikan infrastruktur tecermin dalam survei PricewaterhouseCoopers (PwC) 2013 APEC CEO. Sebagian besar dari 478 CEO Asia- Pasifik yang disurvei menilai dana investasi seharusnya mengalir ke infrastruktur, mengingat pentingnya sektor tersebut.
Pembangkit listrik, transportasi, sanitasi, dan sumber daya air merupakan infrastruktur yang dianggap mereka paling penting. Para CEO menilai infrastruktur di negaranegara yang ekonominya sudah maju seperti Australia, Amerika, dan Jepang, sudah ketinggalan sehingga perlu diperbarui. Sementara itu, negaranegara yang perekonomiannya belum maju rata-rata memiliki infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang rusak, pelabuhan yang mampat, pasokan listrik yang kurang bisa diandalkan, serta air yang tidak bersih.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Rusia akan terus memperbaiki iklim usaha agar investasi infrastruktur di negara tersebut bisa lebih maju. “Bersama kolega kami, Rusia selalu berupaya meningkatkan iklim usaha. Ini salah satunya terkait dengan kerumitan birokrasi dan isu koneksi listrik serta infrastruktur secara keseluruhan,” papar Putin. Dia menambahkan, Rusia juga akan berupaya untuk memberikan kemudahan kepada pihak swasta dalam mendukung infrastruktur.
“Kami akan mencoba memberikan pendanaan dan pinjaman ke dunia usaha, dan ini akan sangat membantu mereka untuk dapat tumbuh,” ucapnya. Presiden Republik Rakyat China (RRC) Xi Jinping mengusulkan adanya bank khusus infrastruktur di Asia-Pasifik. Baginya, infrastruktur merupakan sarana utama untuk menjaga stabilitas perekonomian. “China berkomitmen menyumbangkan atau menyediakan bantuan finansial untuk infrastruktur,” ucapnya.
Jinping berharap nantinya bank tersebut bisa membantu kerja sama multilateral guna memastikan ekonomi yang lebih stabil di Asia-Pasifik. “Penting untuk memobilisasi dana infrastruktur guna mempertahankan agar wilayah Asia- Pasifik yang lebih stabil dan semakin integrasi,” imbuhnya. Dalam pidatonya, Jinping juga menegaskan bahwa dunia tidak perlu mengkhawatirkan ekonomiChina.
Dia memahami kekhawatiran dunia akan perlambatan ekonomi China, tetapi dia memastikan perekonomian negara itu akan tetap tumbuh stabil. Dia mengakui pertumbuhan China pada 2012 dan tahun ini memang tidak setinggi tahun 2011 yang mencapai dua digit, tetapi secara keseluruhan ekonomi China masih baik. ● maesaroh/ andika hendra m
http://koran-sindo.com/node/335517
Komentar
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut