Korban Tewas Terus Berjatuhan
KAIRO – Bara di Mesir belum juga padam. Saat kengerian tragedi ”Rabu Berdarah” masih membayang, korban tewas kembali berjatuhan ketika demonstrasi ”Jumat Kemarahan” digelar ribuan pendukung presiden terguling, Muhammad Mursi, kemarin.
Pemerintah Mesir merilis sedikitnya 38 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi sepanjang aksi demonstrasi seusai salat Jumat itu. Pendukung utama Mursi, Ikhawanul Muslimin, menyebutkan 25 demonstran dibunuh di lokasi unjuk rasa di Lapangan Ramses, Kairo, sementara Reuters melaporkan 13 jenazah demonstran langsung dipindahkan ke sebuah masjid. Kebanyakan mereka terkapar tanpa nyawa akibat luka tembak. Jumlah korban dipastikan bakal bertambah karena kerusuhan antara loyalis Mursi dan aparat keamanan belum menunjukkan sinyal-sinyal mereda.
Kedua pihak masih bersikeras dengan sikap masing-masing dan tidak mau menahan diri. Sumber keamanan mengungkapkan, lima loyalis Mursi ditembak ketika terlibat kerusuhan dengan aparat keamanan di Kota Suez Canal di Ismailia, Mesir. Laporan lainnya menyebutkan seorang petugas polisi ditembak seorang pria bersenjata di pos pemeriksaan di Kairo. Dari Damietta, kota pelabuhan di Mesir, 8 demonstran kehilangan nyawa dalam bentrok dengan aparat keamanan.
“Jumlah korban tewas di Damietta meningkat,” kata petugas pelayanan darurat Abdel Wahab Dura. Televisi pemerintah Nile News TV melaporkan bentrokan terjadi antara anggota Ikhwanul Muslimin dan warga di kota terbesar kedua Mesir, Alexandria. Tujuh tentara Mesir ditembak mati oleh kelompok bersenjata di dekat Kota El-Arish di Sinai. Militer Mesir kemarin kembali menembakkan gas air mata ke ribuan demonstran loyalis Mursi yang bertahan di LapanganKairo, sementarapara demonstran langsung membalas dengan pelemparan bom molotov.
Suara tembakan terdengar di beberapa lokasi demonstrasi. Militer sebelumnya telah menyiagakan para prajurit di fasilitas vital di sekitar Kairo untuk mengantisipasi demonstrasi “Jumat Kemarahan” itu. Puluhan kendaraan militer langsung menutup jalanan di sekitar Kairo untuk menghindari masuknya para demonstran. Para pendukung Mursi kemarin berunjuk rasa seusai salat Jumat. Aksi ini dilakukan dua hari setelah pasukan pemerintah membubarkan kamp-kamp protes Ikhwanul Muslimin di Ibu Kota yang menelan 638 korban jiwa, Rabu (14/8).
“Setelah serangan dan penangkapan dan pembunuhan, kita menghadapi emosi yang sangat tinggi,” kata Juru Bicara Ikhwanul Muslimin Gehad el- Haddad dalam akun Twitter-nya. Dia menambahkan, demonstrasi antikudeta akan berangkat dari semua masjid di Kairo menuju Lapangan Ramses. Demonstrasi “Jumat Kemarahan” mengingatkan kembali aksi kerusuhan yang terjadi saat penggulingan mantan Presiden Hosni Mubarak pada 28 Januari 2011. Semboyan itu juga menandai kemenangan demonstran atas polisi dengan turun tangannya militer menenangkan situasi.
Kubu Ikhwanul Muslim berharap dapat mengulang hal itu meski sangat sulit karena saat ini suara polisi dan militer dipegang satu kendali. Mesir saat ini berada dalam keadaan darurat nasional. Kementerian Dalam Negeri mengizinkan polisi menggunakan peluru tajam untuk membela diri atau ketika mengatasi serangan terhadap gedunggedung pemerintah. Banyak wilayah yang memberlakukan jam malam.
Doa dari Seluruh Dunia
Krisis politik diikuti pembunuhan besar-besaran mengundang simpati dunia. Ratusan pendukung Hamas kemarin menggelar aksi demonstrasi di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Gaza, Palestina. Mereka memprotes kekerasan yang dilakukan militer terhadap para demonstran. Mereka juga melaksanakan salat gaib untuk mendoakan para pendukung Mursi yang tewas. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mendesak semua pihak di Mesir untuk menahan diri. Permintaan itu dilakukan setelah mereka menggelar sidang darurat.
“Pandangan para anggota Dewan adalah penting untuk mengakhiri kekerasan di Mesir dan bahwa pihak-pihak di sana harus menahan diri,” kata utusan Argentina untuk PBB, Maria Cristina Perceval, setelah pertemuan Dewan Keamanan pada Kamis malam lalu (15/8). Dari Brussels, Belgia, Uni Eropa mengungkapkan perwakilan dari 28 negara anggotanya akan mengadakan pertemuan pada Senin mendatang (19/8) untuk membahas krisis Mesir. Menurut Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, pertemuan itu akan mencari solusi atas permasalahan di Mesir.
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengancam akan membatalkan pelatihan militer gabungan dengan tentara Mesir. “Kami membenci kekerasan terhadap warga sipil,” kata Obama. Dia menjelaskan kerja sama tidak akan berlanjut jika warga sipil terus dibunuhi. Namun, ia tidak mengumumkan pembatalan bantuan USD1,3 miliar atau senilai Rp 13,4 triliun dari AS untuk Mesir.
Kantor Presiden Mesir Adli Mansour langsung berkomentar atas reaksi keras Obama. Mereka menuding reaksi pemimpin AS itu “dapat memicu kelompok-kelompok bersenjata melakukan kekerasan”. “Pidato Obama itu tidak berdasarkan fakta,” demikian keterangan Kantor Kepresidenan Mesir.
Indonesia Mengutuk
Keprihatinan terhadap pembunuhan massal di Mesir juga bergaung keras di Tanah Air. Mahasiswa dari seluruh wilayah DKI Jakarta yang tergabung dalam Perkumpulan Muslim Dunia bagi Penegakan Demokrasi dan HAM (Wisdoms) mendesak Pemerintah Indonesia melakukan tindakan tegas dalam membantu penyelesaian krisisMesir. “Kami ingin ada tindakan nyata dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” kata koordinator lapangan aksi unjuk rasa Arif Aditya.
Aksi keprihatinan juga digelar di Semarang, Jawa Tengah. Novelis kondang yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar Mesir, Habiburahman El Shirazy (Kang Abik), memimpin salat gaib untuk mendoakan ratusan rakyat Mesir yang menjadi korban tewas tragedi berdarah. Seruan harus dihentikannya krisis Mesir juga terus digaungkan tokoh nasional. Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto mengutuk aksi penembakan brutal yang dilakukan militer Mesir terhadap rakyatnya. Menurut calon presiden 2014 ini, aksi brutal tersebut sangat tidak manusiawi.
Dalam peradaban modern, kata Wiranto, tidak pernah ada kekuatan militer yang dengan sengaja membunuhi rakyat, apalagi rakyat sendiri. “Jadi, ini memang perbuatan biadab dan Partai Hanura dengantegas mengutukperbuatan itu,” kata Wiranto dalam acara halalbihalal DPP Partai Hanura di Jakarta kemarin. Hadir dalam acara ini Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura yang juga calon wakil presiden 2014 Hary Tanoesoedibjo (HT), Sekjen Dossy Iskandar, dan jajaran pengurus DPP Partai Hanura serta ratusan kader.
Dalam pidato kenegaraan menyambut HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kemarin, Presiden SBY mengharapkan agar tragedi kemanusiaan dan krisis politik di Mesir dapat segera teratasi. Presiden juga menyerukan agar pihakpihak yang berhadapan dapat saling menahan diri.
“Saya tahu situasi yang dihadapi bangsa Mesir saat ini tidaklah mudah. Tapi selalu ada jalan keluar jika semua pihak mau berkompromi danmenerapkanprinsip win-win solution,” ucapnya. ● andika hendra m/ rahmat sahid/ susilo himawan
Komentar