Internet Mati Total di Suriah

DAMASKUS – Tidak aktifnya jaringan internet di Suriah kemarin memasuki hari kedua. Pemerintah menyebutkan hal itu disebabkan karena kerusakan kabel optik. Upaya untuk memperbaiki pelayanan internet dan jaringan telepon sedang dilaksanakan secepatnya. “Jaringan telepon darat antara provinsi-provinsi suriah juga mengalami kerusakan sejak Selasa (7/5) lalu,” demikian dilaporkan kantor berita SANA. Perusahaan teknologi informasi Amerika Serikat (AS) dan Departemen Luar Negeri AS melaporkan penyebab terputusnya jaringan internet tidak disertai alasan yang jelas. Hal yang sama juga pernah terjadi pada November silam. Jim Cowie dari perusahaan internet AS, Renesys, mengungkapkan tidak informasi yang mengungkapkan penyebab tidak aktifnya internet. “Spekulasi yang disalahkan adalah kerusakan infrastruktur dan tidak adanya jaringan listrik,” kata Cowie dikutip BBC. Banyak pihak menduga, Pemerintah Suriah memang sengaja mematikan jaringan internet. Pasalnya, para aktivis kerap menggunakan internet untuk melaporkan kekerasan di negara yang sedang mengalami konflik tersebut. “Peralatan komunikasi satelit yang digunakan rezim anti-rezim untuk menghindari sensor ternyata juga aksesnya semakin terbatas dan melambat,” kata seorang aktivis Suriah kepada AFP. Sumber yang tidak mengungkapkan identitasnya bahwa rezim sedang melancarkan beberapa serangan. “Ketika pemerintah akan melaksanakan serangan, biasanya internet langsung melemah,” imbuhnya. Kelompok yang memperjuangkan hak digital, Electronic Frontier Foundation, mengungkapkan internet merupakan alat paling penting bagi para aktivis di Suriah. “Kita sangat peduli dengan matinya akses internet. Itu merupakan upaya untuk membungkam komunikasi online Suriah,” demikian keterangan lembaga tersebut. Sementara itu, utusan Liga Arab dan PBB, Lakhdar Brahimi, kemarin menyambut baik pakta antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk mengakhiri konflik Suriah. Namun, Brahimi menegaskan hal itu sebagai langkah awal. “Itu merupakan harapan pertama bagi negara yang tidak bahagia sejak lama,” kata Brahimi. Rusia dan AS sepakat untuk melaksanakan konferensi internasional guna mencegah penyelesaiakan atas konflik politik di Suriah.Kesepakatan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dengan mitranya dari Amerika Serikat, John Kerry, setelah menggelar pertemuan di Moskow, Selasa (07/05). Mereka menjelaskan kalau AS dan Rusia ingin mendorong pemerintah dan kelompok oposisi untuk menemukan solusi politik. Konferensi internasional yang dimaksud merupakan tindak lanjut dari pertemuan Kelompok Aksi yang berlangsung di Jenewa pada Juni 2012. “Kami yakin Komunike Jenewa merupakan jalur yang penting untuk mengakhiri pertumpahan darah di Suriah,” kata Kerry. “Pilihan lainnya adalah akan lebih banyak kekerasan. Pilihan lainnya adalah Suriah mengarah semakin dekat ke arah kemusnahan, jika memang sedang tidak dalam kemusnahan atau kekacauan.” Sementara itu, Presiden Suriah, Bashar al-Assad mengatakan negaranya mampu menghadapi Israel. Pernyataan itu merupakan tanggapan terbuka pertama Presiden al-Assad setelah serangan udara Israel atas sejumlah sasaran di dekat ibukota Damaskus akhir pekan lalu. “Rakyat Suriah dan personel militer, yang mencapai keberhasilan besar dalam melawan terorisme dan kelompok gerilyawan. Kita juga mampu menghadapi petualangan Israel, yang melakukan wajah terorisme dengan sasaran Suriah setiap hari,” tegas Assad seperti disiarkan TV pemerintah. Assad menjelaskan agresi Israel yang baru-baru ini mengungkapkan keterlibatan pasukan pendudukan Israel dan negara-negara Barat serta di kawasan yang mendukung agresi melalui insiden yang sedang berlangsung di Suriah. Namun, dia sama sekali tidak menyinggung aksi balas dendam Suriah atas serangan Israel tersebut. Sebelumnya, para pejabat Israel mengatakan serangan udara pada Jumat (03/05) dan Minggu (05/05) ditujukan atas senjata Iran yang melintasi Suriah untuk diserahkan kepada gerilyawan Hizbullah di Libanon. Konflik Suriah telah berlangsung selama dua tahun lamanya. Sebanyak 70.000 jiwa tewas dan lebih dari satu juta warga mengungsi dari Suriah. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford