Bom Boston Berasal dari Panci Presto

BOSTON – Bom yang meledak pada Maraton Boston ternyata dikemas dalam bentuk panci presto yang disi dengan paku dan gotri serta dikemas dalam tas kain nilon berwarna gelap. Bom yang terlihat sederhana itu telah menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 180 orang pada Senin (15/4). Seperti diungkapkan Agen Khusus Biro Penyidik Federal (FBI) Richard DesLauriers menjelaskan bom itu disembunyikan di dalam tas pungguh hitam. “Robekan kain nilon yang mungkin berasal dari tas punggung telah dikumpulkan dari tempat kejadian peristiwa bersama dengan pecahan gotri dan paku yang kemungkinan dipasang di dalam sebuah panci presto,” kata DesLauriers. Dia mengatakan sejumlah alat bukti tersebut di kirim ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia, untuk direkonstruksi ulang untuk mengetahui komponen dan cara pembuatannya. Bom panci presto itu kerap digunakan di bom jalanan di Irak dan Afghanistan. Panci presto itu menampung 6 liter benda dan diledakkan dengan alat pengatur waktu. Namun, FBI belum menjelaskan sistem ledak dan metode untuk meledakkan bom tersebut. “Penyelidikan masih permulaan. Tidak ada klaim tanggung jawab dan kemungkinan tersangka dan motifnya masih terbuka lebar,” kata DesLauriers. Dia menjelaskan sebanyak 1.000 penyidik diterjunkan untuk mengungkap tragedi tersebut. “Kita akan pergi ke ujung dunia untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggungjawab atas kejahatan hina ini,” tegasnya. Dia menambahkan tersangka dan motif masih terbuka lebar. Dua pejabat AS menjelaskan kepada AFP bahwa tidak ada indikasi keterlibatan Al-Qaeda atau organisasi asing di belakang serangan tersebut. Mereka juga menyebutkan penyidikan masih pada tahap awal. “Terlalu dini untuk menarik kesimpulan,” ujar salah satu pejabat AS yang enggan disebutkan nama. Seperti dilaporkan NBC News, bom Boston itu memang didesain seperti bom buatan rumah karena memiliki daya ledak yang rendah. Ada kemungkinan menggunakan bubuk hitam yang memiliki daya ledak rendah. Namun, bateri dan papan sirkuit untuk meledakkan bom itu memiliki rakitan yang canggih. Kemudian, CNN melaporkan dari serpihan bom yang ditemukan di lokasi kejadian mengarah ke tipe “lone wolf”: teroris tunggal yang membuat bom sendiri dengan formula yang telah dikenal luas. Bom itu memang dikenal digunakan Al-Qaeda tetap banyak diadopsi oleh pendukung sayap kanan di AS. Ancaman “lone wolf” cukup mengagetkan komunitas intelijen AS. Sementara itu, para dokter masih sibuk merawat korban luka. Sedikitnya 13 orang harus diamputasi anggota tubuhnya. Bom kembar yang meledak dengan jeda 13 detik dan berjarak sekitar 100 meter itu menebarkan banyak paku dan logam kecil ke ratusan orang yang berjejer di Jalan Boylston. Sebanyak 17 orang kini dalam kondisi kritis. George Velmahos, kepala perawatan trauma di Rumah Sakit Umum Massachusetts, mengungkapkan tim dokternya banyak menemukan logam berukuran kecil seperti paku di tubuh para korban. “Jumlah beragam. Ada orang yang tertancap 10, 20, 30 dan 40 paku di tubuh korban,” kata Velmahos. Salah satu korban tewas diketahui bernama Martin Richard seorang bocah berusia delapan tahun dari kawasan Dorchester, Boston. Dia berada di garis akhir maraton bersama ibu dan saudara perempuannya yang juga terluka parah. Korban kedua diketahui bernama Krystle Campbell, seorang manajer restoran berusia 29 tahun. Ayahnya yang mengeluarkan pernyataan ini mengatakan keluarga sangat terpukul. Korban ketiga adalah mahasiswa pasca-sarjana Universitas Boston. Konsulat China di New York kemudian mengkonfirmasikan bahwa mahasiswa yang tewas adalah berkebangsaan China. Pasukan Garda Nasional dan polisi masih berpatroli di Bandara Boston, kereta komuter dan jalanan. Pemerintah telah memperingatkan peningkatan keamanan selama beberapa hari mendatang. New York, Los Angeles, San Francisco dan beberapa kota besar lainnya juga meninggalkan keamanannya sebagai bentuk upaya preventif. Di Washington, Kantor Senat AS harus menutup fasilitas penerimaan surat selama dua atau tiga hari mendatang. Itu setelah Senator Partai Republik Roger Wicker dari Mississippi menerima surat yang mengandung racun ricin. Di New York, petugas penjinak bom diterjunkan di bandara La Guardia karena ditemukan paket yang mencurigakan. Sementara itu, Presiden AS Barack Obama bakal berangkat ke Boston pada Kamis (hari ini) untuk menghadiri sebuah acara keagamaan mengenang para korban serangan bom. Gedung Putih mengatakan Obama membatalkan rencana perjalanan ke Kansas untuk berbicara dalam acara antar agama. Presiden Obama mengutuk serangan bom yang disebutnya sebagai tindakan teroris. Dia mengatakan serangan tersebut “kejam dan pengecut” tetapi menekankan bahwa belum diketahui apakah organisasi - domestik ataupun asing - atau “individual keji” bertanggung jawab atas serangan, demikian halnya dengan motif serangan. “Semuanya dalam titik ini adalah spekulasi,” kata Obama. “Butuh waktu... tapi kami akan mengejar siapapun yang melukai warga kami dan akan membawanya ke pengadilan.” (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford