China Kembali Kirim Kapal
TOKYO – Hubungan China dan Jepang kemarin kembali memanas setelah empat kapal milik pemerintah Beijing kemarin berada di perairan sengketa di Laut China Selatan.
Ketegangan itu bersamaan dengan upaya Tokyo yang bakal merilis data rahasia mengenai penguncian radar oleh kapal perang China terhadap kapal penghancur dan helikopter Jepang. Negeri Tirai Bambu itu berusaha memperkeruh suasana seiring dengan Negeri Sakura yang juga semakin memasang badan setiap terjadinya pelanggaran kedaulatan dan ancaman keamanan.
Seperti dilaporkan Pasukan Penjaga Pantai Jepang menyebutkan empat kapal China itu berada di perairan yang dekat dengan Kepulauan Senkaku. Namun, tidak ada insiden yang tak diharapkan.
Baik Tokyo dan Beijing memang sedang mempeributkan kepulauan kepulauan di Laut China Timur yang disebut oleh Beijing dengan nama Diaoyu. Konflkik semakin memanas setelah Tokyo menasionalisasi kepulauan Senkaku tersebut pada tahun lalu.
Beijing juga berulang kali mengirimkan kapal-kapal dan pesawat tempur ke kepulauan sengketa. Dikarenakan kepulauan itu dikuasai Jepang, mereka pun mengirimkan kapal dan jet tempurnya jika ada provokasi dari China. Kedua pesawat tempur kedua negara pernah saling bertarung dan berhadap-hadapan di wilayah udara kepulauan sengketa. Hanya saja, belum ada konflik horizontal antar kedua negara.
Sementara itu, Pemerintah Jepang mengatakan mereka kemungkinan akan mengeluarkan bukti menunjukan bahwa sistem radar pemandu senjata China diarahkan ke kapal Jepang yang berada tidak jauh dari pulau sengketa. Tokyo menjelaskan data tentang hal itu mungkin akan dikeluarkan setelah Beijing menolak tuduhan yang menyebutkan mereka menargetkan sebuah kapal perusak Jepang pada insiden bulan lalu itu.
Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera mengungkapkan kemarin bahwa Tokyo memang sedang mengkaji bagaimana merilis data militer sebagai bukti. “Saya tidak berpikir bahwa China bakal mengakui hal itu meski Jepang telah membuka berbagai bukti, karena mereka mencoba untuk melindungi kepentingan nasional mereka,” katanya kepada Fuji TV.
Pada Sabtu (9/2) lalu, Onodera mengungkapkan kepada harian Yomiuri Shimbun bahwa Tokyo memiliki bukti nyata yang menunjukkan radar pengontrol-penembakan diarahkan kepada kapal milik Pasukan Bela Diri Jepang. “Bukti visual itu bakal menyakinkan semua pihak yang melihatnya,” jelasnya.
Selama ini, China menegaskan kalau kapal mereka hanya menggunakan radar pengawas biasa. Insiden ini disebutkan hampir menimbulkan aksi saling tembak diantara angkatan laut kedua negara yang sedang berada dekat pulau sengketa di kawasan Laut Cina Timur.
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe telah meminta Beijing untuk mengakui terjadinya insiden pada 30 Januari lalu dan meminta maaf kepada Jepang. Abe menganggap penguncian radar oleh kapal perang China terhadap kapal Jepang sebagai upaya “bahaya” dan “provokatif”.
Jepang sebelumnya menyebut langkah China yang mengarahkan sistem radar pemandu senjata ke kapal milik Angkatan Laut dan helikopter sebelumnya merupakan tindakan provokatif dan berbahaya. Insiden merupakan pertama kalinya terjadi dalam konflik teritorial kedua negara. Tokyo menuding penguncian radar terhadap kapal dan helikopter itu sebagai prosedur awal untuk melancarkan tembakan.
Namun Pemerintah China tidak mengindahkan seruan itu dan menolak tuduhan Jepang. Negeri Panda itu malah menyebut Tokyo melebih-lebihkan “ancaman China”. Bahkan Kemhan China menyebut Jepang secara sepihak telah menyebarkan informasi tidak benar kepada publik dan media.
Sebenarnya, harapan mengenai menurunnya ketegangan antar kedua negara tetap ada. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antar kedua pemimpin negara bakal digelar setelah pelantikan Wakil Presiden China Xi Jinping menjadi presiden pada Maret mendatang. Xi diperkirakan bakal membahas mengenai kepulauan sengketa dengan PM Abe. (andika hendra m)
Komentar