Mursi ke Jerman, Oposisi Serukan Negoisasi

KAIRO - Mohamed ElBaradei, pemimpin utama kubu oposisi Fron Penyelamat Nasional (NSF), kemarin, menyerukan perundingan penting menyangkut kepemimpinan Mesir. Perundingan itu dianggap sebagai solusi penting untuk mengatasi krisis politik yang memecah belah negara Piramida tersebut. “Kita menginginkan pertemuan penting dengan presiden, menteri pertahanan dan menteri dalam negeri, partai penguasa, gerakan Salafi dan NSF, untuk mengambil langkah-langkah penting dalam rangka mengakhiri kekerasan dan memulai dialog serius,” tulis ElBaradei dalam aku microblogging Twitter. Seruan ElBaradei itu hanya berselang dua hari setelah kubu oposisi menolak seruan Presiden Muhammad Mursi yang menyerukan dialog untuk menyelesaikan krisis. Kepedulian kubu oposisi itu karena Mesir diambang kehancuran karena konflik antara oposisi dan pemerintah. NSF kemarin juga menyebutkan beberapa petingginya bakal bertemu dengan perwakilan kubu Salafy, Partai Al-Nour. Pertemuan itu sebagai bentuk undangan dari kelompok ultra konservatif Islam yang menginginkan pertemuan membahas situasi Mesir yang cenderung memburuk. Di saat situasi Mesir dalam kondisi kacau, Presiden Mesir Mursi kemarin justru ke Jerman untuk menyakinkan pemerintahannya dalam kondisi stabil. Kantor berita Mesir, MENA, melaporkan kalau Mursi bakal bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Kunjungan itu bakal fokus dalam kerjasama bilateral dan membahas situasi terkini di Mesir. Kunjungan Mursi itu diperkirakan berlangsung selama dua hari. Namun, ada kabar kalau kunjungan dipadatkan hanya satu hari saja. Jerman merupakan negara pertama yang dikunjungi Mursi sejak dilantik pada Juni lalu. Selain bertemu dengan Merkel, Mursi bakal bertemu dengan para pengusaha. Beberapa jam sebelum kedatangan Mursi, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle memperingatkan bantuan keuangan Jerman ke Mesir juga tergantung dengan kemajuan proses demokratik. “Kita sangat mengkhawatirkan insiden dalam beberapa hari terakhir, kekerasan dan kerusakan. Saya meminta kedua belah pihak untuk menggelar dialog,” kata Westerwelle dalam wawancara menyambut kunjungan Mursi. Jerman memang memuji upaya Mursi dalam memadiasi gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Gaza pada tahun lalu. Namun, citra Mursi justru diperparah ketika dia memperluas kekuasannya dengan dekrit presiden. Dalam kunjungan itu, Berlin bakal mengingatkan Mursi mengenai pidato Mursi yang menyerukan perlawanan terhadap Yahudi dan Zionis pada 2010 ketika dia menjadi pejabat senior Ikhawanul Muslimin. Jerman dikenal sebagai pendukung utama Israel dan sangat sensitif terhadap gerakan anti-Semnit. “Pidato Mursi itu sangat tidak dapat diterima. Tapi, di saat yang sama, Presiden Mursi memainkan peranan yang konstruktif dalam memediasi konflik Gaza,” kata Westerwelle dikutip Reuters. Dalam jadwal kepresidenan, Mursi bakal berkunjung ke Paris. Tapi, melihat situasi terkini di Mesir, Mursi membatalkan kunjungan ke Prancis. Kantor kepresidenan Prancis mengungkapkan Mursi telah membatalkan kunjungannya pada pekan ini. Awalnyanya, Mursi dijadwalkan bakal bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande pada Jumat (besok). Tapi, oposisi Mesir justru menyerukan demonstrasi besar-besar pada Jumat tersebut. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Mesir sekaligus Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah al-Sissi kemarin memperingatkan bahwa krisis politik yang menggoyang Mesir bakal memicu kehancuran negara. Menurut Sissi, jika konflik terus berlanjut di antara kekuatan politik dan perbedaan mereka dalam hal pengelolaan negara ini terus dipertahanankan, maka itu bakal memicu kehancuran negara dan mengancam generasi mendatang. Sementara itu, Lapangan Tahrir di Kairo kemarin telah didatangi puluhan demonstran. Mereka melempari mobil polisi dan langsung dibalas dengan serangan gas air mata. “Tuntuntan kita sangat sederhana. Mursi harus mundur dan meninggalkan negara ini sendiri. Dia itu seperti Mubarak,” kata Ahmed Mustafa, 28, salah satu demonstran. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford