Pemimpin Hamas Kunjungi Gaza
GAZA– Pemimpin Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal, kemarin menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Palestina dalam kurun waktu 45 tahun.
Meshaal bakal mengikuti pesta kemenangan di Jalur Gaza atas kepercayaan diri mereka dalam konflik dengan Israel bulan lalu. Dia tidak pernah berkunjung ke Palestina sejak meninggalkan Tepi Barat pada usia 11 tahun,setelah pertempuran delapan hari yang berakhir dengan gencatan senjata. “Kunjungannya itu buah kemenangan yang dicapai karena pertahanan terhadap penjajahan,” kata Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri, dikutip Reuters.
Meshaal bakal berada di Gaza selama 48 jam.Pejabat di perbatasan Rafah mengatakan bahwa istrinya telah tiba pada Kamis (6/12) malam. Meshaal bakal tiba di Gaza melalui perbatasan Gaza dan Mesir. Ratusan polisi dan petugas keamanan yang berjaga di perlintasan Rafah untuk menyambut kedatangannya. Beberapa petugas mengenakan masker hitam dan mengendarai truk terbuka dengan senjata berat.
Pengamanan superketat itu sangat masuk akal, karena Meshaal merupakan target utama Israel. Tel Aviv berulang kali gagal melakukan upaya pembunuhan terhadap Meshaal. Warga Gaza mengibarkan bendera Hamas menjelang kedatangan Meshaal. Panggung raksasa juga didirikan di Gaza dengan dilengkapi roket kebanggaan Hamas, M75. Roket itu sukses mengacaukan pertahanan Israel dan menembus Tel Aviv.
ApaagendautamaMeshaal? Dia akan hadir dalam peringatan ulang tahun Hamas ke-25. Meshaal akan bertemu sejumlah anggota gerakan Palestina yang berbeda dan warga Gaza, termasuk juga keluarga para militan yang tewas oleh Israel. Kunjungannya dilakukan menyusul gencatan senjata yang mengakhiri kekerasan yang berlangsung antara Hamas yang berkuasa di Gaza dan Israel pada bulan lalu.
Agenda lain Meshaal adalah rencana rekonsiliasi dengan pemimpin Fatah yang juga Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menguasai Tepi Barat.“Ada suasana baru yang membawa kami untuk mencapai rekonsiliasi,” kata Meshaal kepada Reutersdalam wawancara pada Jumat (30/11) lalu dari Qatar. Para pemimpin Hamas dalam beberapa tahun terakhir mengungkapkan bakal hidup damai dengan Israel, asalkan Palestina berdiri di atas tanah yang selama ini dijajah Israel pada 1967.
Meskipun berdasarkan konstitusi, Hamas pada 1988 menyerukan penghancuran Israel dan pengembalian semua tanah dataran sesuai mantan penjajah Inggris terhadap Palestina. Berbagai pejabat Hamas juga mengindikasi keinginan bernegosiasi damai dengan Israel. Namun, Hamas tetap tidak mau mengakui negara Yahudi secara resmi.Apalagi, Israel tetap menganggap Hamas sebagai kelompok teroris. Meshaal mengendalikan Hamas dari pengasingan di Damaskus, Suriah, sejak 2004 hingga Januari tahun ini.
Dia terpaksa meninggalkan Damaskus karena negara itu bergolak. Kini Meshaal harus membagi waktunya untuk tinggal di Qatar dan Kairo. Menteri Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan bahwa Israel tidak berkomentar mengenai siapa yang memasuki Gaza dari Mesir. “Kami tidak membeda-bedakan posisi individu di dalam Hamas,”katanya dikutip BBC. “Hamas adalah Hamas.” ● andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/news/pemimpin-hamas-kunjungi-gaza
Komentar