Mursi Dialog dengan Hakim KAIRO– Presiden Mesir Muhammad Mursi kemarin menggelar dialog dengan para hakim senior untuk mengurangi ketegangan akibat dekrit yang dikeluarkannya. Dekrit yang dikeluarkan Presiden Mursi pada Kamis (22/11) lalu itu memunculkan pertentangan akibat peluasan kekuasaannya mencakup eksekutif,legislatif, dan yudikatif.Tak ingin berpolemik dan terus diguncang demonstrasi, Mursi berusaha mencari jalan kompromi. Tetapi,sejumlah pemimpin oposisi terkemuka termasuk pemenang Nobel Perdamaian Mohamed ElBaradei mengatakan mereka tidak akan berdialog dengan presiden hingga dia membatalkan dekrit yang dikenal sebagai deklarasi konstitusional.“ Tidak ada ruang dialog ketika seorang diktator memaksakan tindakan menindas, langkah yang menjijikkan,dan kemudian mereka mengatakan,‘ Ayo kita selesaikan perbedaan’,” kata ElBaradei. Presiden Mursi kemarin menegaskan bahwa dekrit yang memberikannya kekuasaan baru hanya bersifat sementara.“ Dekrit itu bakal berlaku hingga konstitusi baru diadopsi dan disepakati melalui referendum,”tegas Mursi dikutip AFP. Mursi menekankan bahwa dekritnya tidak dimaksudkan untuk memusatkan kekuasaan di tangannya. Mursi berkomitmen untuk menemukan landasan bersama dengan partai-partai lain.Mursi juga berharap mencapai konsensus terhadap konstitusi baru yang saat ini sedang disusun. Menurutnya, dekrit itu dimaksudkan mencegah lembaga yang terpilih secara demokratis dibubarkan oleh pihak-pihak tertentu. Dia menegaskan, dekrit dimaksudkan sebagai aturan yang mampu mengutamakan transparansi dalam menghukum siapa saja yang bertanggung jawab atas kejahatan di era rezim lama dan masa transisi. “Presiden menegaskan kembali sifat sementara langkahlangkah tersebut,yang tidak dimaksudkan untuk memusatkan kekuatan, tetapi untuk menghindari upaya melemahkan badan yang dipilih secara demokratis dan melestarikan ketidakberpihakan peradilan,” demikian pernyataan Mursi. “Presiden menekankan komitmen untuk melibatkan semua kekuatan politik dalam dialog demokrasi inklusif untuk mencapai landasan bersama dan menjembatani kesenjangan dalam rangka mencapai konsensus nasional atas konstitusi yang akan menjadi landasan lembaga- lembaga modern Mesir.” Melunaknya sikap Mursi itu setelah seorang pemuda tewas pada Minggu (25/11),kematian pertama sejak aksi protes dimulai. Pemuda tersebut adalah anggota Ikhwanul Muslimin (IM), gerakan yang mendukung Mursi.Fathy Massoud,15, tewas di Kota Damanhour,Delta Nil, setelah markasnya diserang kelompok penentang Mursi. Selain mengakibatkan satu korban tewas, 60 orang lainnya mengalami luka-luka. Aksi demo pendukung dan penentang Mursi diperkirakan terus berlangsung hingga hari ini. Ikhawanul Muslimin menyerukan aksi 1 juta orang untuk demonstrasi hari ini demi menghadang aksi unjuk rasa yang dilakukan kubu oposisi. Aksi itu diperkirakan bakal memicu kerusuhan lebih parah dibandingkan sebelumnya. Sabtu (24/11) lalu Klub Hakim yang mewakili hakim dari seluruh Mesir mengancam menggelar mogok kerja di seluruh negeri untuk memprotes dekrit yang dikeluarkan Mursi. Namun, Mahkamah Agung (MA) tampaknya tidak menolak dekrit dengan mengatakan seharusnya aksi mogok kerja hanya berlaku untuk masalah kedaulatan. MA mendesak para hakim kembali bekerja. Kemudian, Menteri Kehakiman Mesir Ahmed Mekky juga memulai upaya memediasi konflik antara presiden dan para hakim. Ahmed Mekky mengatakan bahwa dia sebenarnya memiliki sejumlah keberatan atas dekrit presiden. Berdasarkan dekrit yang dikeluarkan Presiden Mursi, tidak ada otoritas yang dapat mencabut keputusan presiden. Dekrit itu juga melindungi agar pengadilan tidak dapat membubarkan badan pemerintahan yang sedang menyusun konstitusi baru. Akibat dekrit presiden itu, kubu oposisi sempat menjuluki Mursi sebagai “firaun baru”. Menurut Hassan Nafaa, pakar politik dari Universitas Kario, upaya yang dilakukan presiden Mesir dan upaya kehakiman memecahkan masalah itu terlihat samar-samar. “Situasi saat ini terlihat semakin runyam,”tuturnya kepada Reuters. Sementara, Amerika Serikat (AS) khawatir dengan kondisi politik di Mesir. Apalagi, dekrit Mursi itu hanya dikeluarkan sehari setelah Mesir mendapatkan pujian dari dunia internasional karena sukses menghentikan serangan Israel ke Gaza yang telah berlangsung delapan hari.“Amerika Serikat seharusnya mengatakan itu (dekrit presiden) tidak dapat diterima,” kata anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat AS John McCain kepada Fox News. ●andika hendra m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford