Rusia Tangkap Kapal China
BEIJING – Pasukan Penjaga Pantai Rusia kemarin menangkap sebuah kapal nelayan China dan menahan 17 anak buah kapal (ABK). Aparat keamanan Rusia dilaporkan menembakkan senjata kearah kapal tersebut.
Dalam pernyataan konsulat China di kota Khabarovsk menyebutkan ABK yang ditahan itu melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Rusia bagian timur. Saat ini, para ABK itu telah ditahan untuk diinvestigasi. “Pasukan penjaga pantai menangkap kapal China di perairan Rusia pada Selasa (17/7),” demikian keterangan konsulat China dikutip AFP..
Menurut seorang pejabat konsulat China menyebutkan tidak ada korban tewas. Dia mengatakan, kabar yang menyebutkan seorang individu yang hilang tidak akurat.
Kantor berita Xinhua melaporkan kapal nelayan China lainnya yang mengangkut 19 ABK juga ditangkap. Hanya saja, kabar itu belum dikonfirmasi. Kapal nelayan yang ditangkap itu berasal dari kota Weihai, Provinsi China.
Hanya saja, pejabat Pemerintah China belum mengkonfirmasi hal itu. Tetapi, harian milik pemerintah Global Times dalam editorialnya menyebutkan kalau insiden itu tidak dapat dibenarkan.
“Kita tidak percaya bahwa otoritas patroli perbatasan Rusia secara spesifik menargetkan kapal-kapal China. Tetapi, tindakan itu tidak dapat diterima,” demikian editorialnya. Disebutkan Global Times, dengan menciptakan ketakutan terhadap kapal-kapal sipil, Rusia menampilkan pencitraan yang salah.
Harian China People’s Daily mengecam penembakan kapal nelayan itu. “Pada 1983, Uni Soviet menembak jatuh pesawat Boeing 747 Korean Air Line. Kini, Rusia untuk kedua kalinya menembak kapal China. Tindakan ini bakal menguak memori Asia Timur,” demikian tulis People’s Daily. Pada 2009, kapal Rusia menenggelamkan kapal China yang diduga menyelundupkan barang-barang haram dan mengakibatkan tujuh orang tewas.
Tindakan agresif yang dilakukan Rusia itu tidak akan mengurangi kerjasama jangka panjang Rusia. Hubungan antara Rusia dan China semakin menguat dalam beberapa tahun sebagai negara raksasa. Kedua negara itu memiliki hak veto sebagai anggota permanen Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mereka berdua mendukung Suriah dan Iran. (andika hendra m)
Komentar