Assad Bersembunyi di Luar Damaskus
AMMAN – Presiden Suriah Bashar al- Assad kemarin dilaporkan bersembunyi di Latakia, kota pelabuhan di Suriah. Kabar persembunyian Assad itu diungkapkan sumber oposisi dan seorang diplomat Barat.
Assad sendiri belum tampil ke publik sejak serangan bom pada Rabu (18/7).Hanya saja, belum jelas apakah Assad meninggalkan Damaskus menuju Latakia setelah atau sebelum serangan tersebut. “Berdasarkan informasi kita, dia (Assad) tinggal di istananya di Latakia. Dia mungkin berada di sana selama beberapa hari,” ujar salah satu tokoh oposisi senior yang enggan disebutkan namanya seperti dikutip Reuters.
Menurut informasi, Assad bersembunyi di sebuah istana. Istana yang berada di dekat kawasan wisata itu kerap digunakan Assad untuk menggelar pertemuan bisnis.Latakia adalah provinsi yang dihuni minoritas kelompok Alawi yang juga merupakan asal Assad.Kelompok ini pulalah yang dikenal sebagai pendukung setia Assad. Namun, belum bisa dipastikan apakah keberadaan Assad di luar Damaskus itu menunjukkan posisinya kian terjepit pascaaksi bom bunuh diri di Gedung Keamanan Nasional di Damaskus yang menewaskan Menteri Pertahanan Suriah Dawood Rajha, ipar Presiden Bashar al- Assad,Asef Shawkat, serta melukai beberapa pejabat penting negara itu.
Tapi, tadi malam, kantor berita Suriah merilis foto Assad melantik Fahad Jasim al-Freij. Tapi, tak disebutkan lokasi dan kapan foto itu diambil. Pengamat Timur Tengah Zuhairi Misrawi melihat situasi di Suriah saat ini sangat genting bagi rezim Assad.“Kondisi saat ini masih ada pembangkangan dari tentara loyalis Assad sehingga kekuatan rezim semakin melemah.Apalagi dengan terbunuhnya Menteri Pertahanan Suriah dan dukungan internasional yang saat ini hanya dari tiga negara, yakni Iran, Rusia, dan China,”paparnya.
Zuhairi juga melihat adanya upaya Barat memberlakukan skenario Libya di Suriah dengan membunuh target Assad dan orang-orang dekatnya. Menurutnya, skenario itu mulai berhasil dengan serangan bom bunuh diri di Damaskus yang menewaskan Menhan Suriah dan ipar Presiden Assad.“Situasi di Suriah dapat mengakibatkan dampak yang serius bagi seluruh kawasan,”katanya. Selain tekanan dalam negeri, tekanan internasional terus mengepung rezim Assad.
Kemarin, aset senilai 100 juta poundsterling atau setara Rp1,48 triliun milik para pemimpin Suriah di Inggris telah dibekukan. Sebagian besar aset itu disimpan dalam beberapa rekening atas nama pribadi dan organisasi. Willis dari Alaco, perusahaan intelijen bisnis, menyebutkan bahwa jumlah kekayaan Assad mencapai 1 miliar poundsterling atau senilai Rp14,81 triliun.Perkirakan itu dikarenakan keluarga Assad telah berkuasa selama 41 tahun.Sebagian besar kekayaan itu didepositokan di Rusia dan negara lain yang belum memberlakukan sanksi kepada Damaskus.
Di sisi lain, utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab Kofi Annan menyerukan agar Dewan Keamanan (DK) PBB melakukan aksi nyata untuk mengakhiri konflik Suriah.“Semua pihak harus mengakhiri segala bentuk kekerasan bersenjata dan mengimplementasikan rencana enam poin dan mengutamakan dialog politik,”katanya seperti dikutip AFP.
Usulan Indonesia
Indonesia menyampaikan usulan kepada Sekjen PBB untuk mengakhiri pertikaian antarkelompok yang sedang berselisih. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, situasi di Suriah saat ini sudah bisa disebut sebagai perang saudara sehingga harus segera diakhiri. “Langkah inilah yang pertama kali harus dilakukan dan Indonesia benar-benar berharap Dewan Keamanan (DK) PBB untuk dapat segera bersepakat mengambil tindakan,” ujar Presiden SBY dalam keterangan persnya tadi malam di Istana Negara Jakarta.
Tadi malam Presiden SBY secara khusus menyampaikan pernyataannya kepada PBB tentang kondisi Suriah yang semakin mencekam. Dalam jumpa pers berbahasa Inggris tersebut, Presiden didampingi Menkopolhukkam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
Menurut Presiden, bila mandat PBB saat ini tidak cukup efektif untuk menghentikan semua bentuk kekerasan dan pertempuran, maka Indonesia berkeyakinan sudah saatnya mempertimbangkan penyesuaian mandat berdasarkan Pasal 7 Piagam PBB. Perubahan ini, lanjut Presiden, pada intinya adalah mentransformasi misi utama PBB dari hanya memelihara perdamaian menjadi misi untuk menciptakan perdamaian. Namun pihak-pihak berkepentingan di Suriah tampaknya akan tetap memaksakan kehendaknya.
Amerika Serikat, misalnya,melalui Menteri Pertahanan Leon Panetta menegaskan bahwa meningkatnya kekerasan di Suriah menunjukkan pilihan yang tersedia bagi Assad adalah mundur.Menurut dia, kondisi keamanan di Suriah sudah sulit dikendalikan. Sementara, kemarin, Rusia dan China memveto resolusi DK PBB yang mengancam pemberian sanksi terhadap Pemerintah Suriah jika mereka tidak berhenti menggunakan senjata berat terhadap pemberontak dan menarik tentara dari kota-kota di negara itu. Resolusi ini didukung Barat.
DK PBB yang beranggotakan 15 negara itu masih punya waktu untuk menegosiasikan resolusi lain atas nasib misi tak bersenjata sebelum mandat 90 harinya habis pada Jumat (hari ini) tengah malam waktu PBB atau pukul 11.00 WIB besok. ● andika hendra m/ syarifudin/ rarasati syarief/alvin
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/512494/
Komentar