ICC Dapat Akses Temui Staf yang Ditahan

ZINTAN — Delegasi kedua Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) berhasil mendapatkan akses untuk mengunjungi empat staf ICC yang ditahan atas tuduhan penye-lundupan dokumen kepada Saif al- Islam pada Selasa (12/6). Padahal, untuk menjangkau Zintan, tempat tahanan staf ICC, mereka dihadang oleh para aparat keamanan lokal yang menutup akses wilayah ke kota tersebut. “Delegasi ICC dan para duta besar telah mengunjungi mereka,”kata Ahmed al-Gehani, pengacara asal Libya yang membela Saif al-Islam. Para duta besar itu berasal dari negara yang warganya ditahan.“ Kondisi mereka cukup baik. Mereka tinggal di penginapan, bukan di penjara. Mereka diberi makanan, air, dan diperlakukan dengan baik,” imbuhnya dikutip Reuters. Pengacara asal Australia Melinda Taylor, penerjemah asal Lebanon Helene Assaf, dan dua kolega pria mereka ditahan brigade Zintan sejak pekan lalu.Dua orang staf lainnya adalah warga Rusia Alexander Khodakov dan warga Spanyol Esteban Peralta Losilla. Sebenarnya, ketiga staf lain ikut bertahan di Zintan karena faktor solidaritas untuk menemani Taylor yang dituding menyelundupkan dokumen kepada Saif al-Islam. Sementara, Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr menuturkan bahwa utusan Australia yang menemui Taylor mengaku bahwa dia ditahan dengan fasilitas yang cukup memadai, seperti ruangan dilengkapi pendingin, televisi, dan makanan yang cukup lengkap. “Hal yang menyedihkan adalah tidak adanya prospek pembebasan secepatnya,”kata Carr,dikutip BBC. Utusan Australia yang bertemu dengan Taylor adalah Duta Besar Australia untuk Libya David Ritchie.Ritchie bertemu dengan Taylor selama 90 menit. “Dubes mengecek kondisi penjara dan dilaporkan kondisinya memadai,” kata Carr. “Dubes mengatakan,Taylor dalam kondisi sehat dan cukup bersemangat terhadap situasi yang terjadi.” Carr juga menegaskan bahwa Taylor dan koleganya menjalankan tugas ICC dan memiliki imunitas. Australia telah meminta agar Taylor dan koleganya dibebaskan. Tetapi,Libya menolaknya karena Taylor berusaha menyelundupkan surat dan menggunakan kamera pena ketika bertemu dengan Saif. Libya bakal menahan Taylor selama 45 hari untuk penyelidikan lebih lanjut. Brigade Zintan bakal membebaskan Taylor jika memberikan informasi mengenai Mohammed Ismail,juru bicara pemerintahan Libya pada masa Khadafi. Apalagi,Taylor juga telah bertemu dengan Ismail. Sementara, Keluarga Taylor di Australia berharap agar putri kesayangan mereka dibebaskan secepatnya. “Kita hanya berdoa dan berharap bahwa masalah ini bakal diselesaikan secepatnya,” kata ibu Taylor, JanelleTaylor,kepada ABC. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/503084/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford