ICC Berusaha Bebaskan Stafnya di Libya

TRIPOLI –Perwakilan Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) tiba di Tripoli dan berusaha membebaskan para stafnya yang ditahan di Libya.Mereka juga mengusahakan akses untuk bertemu dengan empat stafnya itu. Empat delegasi ICC ditahan di Kota Zintan,setelah Melinda Taylor membawa dokumen yang berisi kesaksian Saif al- Islam,putra sulung kedua mendiang diktator Muammar Khadafi. ICC sebelumnya telah meminta pemerintahan transisi Libya untuk membebaskan delegasi itu karena mereka memiliki imunitas. “Delegasi ICC telah tiba di Tripoli. Mereka menggelar pertemuan dengan para pejabat di sini,” ujar seorang pejabat Libya tanpa menyebutkan detail kepada Reuters. Hukum belum berlaku sepenuhnya di Libya. Itu menjadi permasalahan penting. Meski pemerintahan transisi telah memerintahkan brigade militer untuk membebaskan Taylor, mereka tak menaatinya. Brigade militer itu juga berniat untuk menginterogasi Taylor sebelum membebaskan semua staf ICC. “Mereka masih dalam penyelidikan,” ujar salah seorang anggota brigade Zintan. “Para delegasi ICC juga tidak diperkenankan membesuk staf ICC yang ditahan.” Sementara, Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr telah menghubungi Deputi Menteri Luar Negeri Libya Muhamed Aziz mengenai penahanan Taylor.“ Aziz telah mengonfirmasi bahwa otoritas Libya di Zintan akan tetap menahan Taylor untuk penyidikan lebih lanjut,” demikian kata Carr. Carr ingin mendapatkan jaminan mengenai kesehatan dan kondisi Taylor. Aziz menjamin bahwa Taylor dalam kondisi selamat dan baik-baik saja. “Saya menekankan bahwa masalah ini agar cepat selesai dan menyarankan Aziz untuk memfasilitas akses kekonsuleran terhadap Taylor,”katanya. Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard kemarin juga menyerukan pembebasan Taylor. “Kami meminta Pemerintah Libya untuk mengakhiri penahanan Taylor,” katanya dikutip AFP. Taylor, 36, telah bekerja di ICC sejak 2006 sebagai konsultan hukum. Selain dia, tiga staf ICC lain adalah Helene Assaf,penerjemah yang bekerja sejak 2005. Kemudian,Esteban Peralta Losilla, kepala Seksi Konsul ICC, dan Alexander Khodakov, diplomat karier dari Rusia yang bekerja sebagai penasihat hubungan dan kerja samadiICC. Penahanan Taylordan staf ICC lain dilakukan brigade Zintan setelah ditemukannya sebuah surat ditulis Saif. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/502520/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford