Bencana Nuklir Kesalahan Pemerintah-Naoto Kan Meminta Maaf atas Kecelakaan PLTN Fukushima
TOKYO— Pemerintah Jepang dan ambisinya untuk mendapatkan serta menggunakan energi nuklir mengemban tanggung jawab paling besar terhadap bencana nuklir Fukushima tahun lalu.
Pernyataan itu diungkapkan mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan kemarin saat memberikan keterangan di hadapan penyelidikan parlemen terhadap penyebab kecelakaan nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl pada 1986. ”Kecelakaan nuklir itu disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dioperasikan sebagai kebijakan nasional,” papar Kan, seperti dikutip AFP. ”Saya yakin porsi terbesar kesalahan ini terletak pada negara.
” Saat menjabat sebagai perdana menteri, Kan sangat menolak tenaga nuklir setelah bencana Fukushima pada Maret tahun lalu. ”Sebagai orang yang bertanggung jawab pada negara saat kecelakaan terjadi, dengan tulus saya meminta maaf atas kegagalan saya menghentikannya,”papar Kan, yang mundur dari jabatannya pada September lalu setelah 15 bulan menjabat.
Fokus utama penyelidikan itu mengenai upaya awal yang dilakukan Kan saat menjadi kepala pemerintahan dalam krisis nuklir itu.Selama ini Kan dikritik menciptakan kebingungan ketika dia berkunjung ke reaktor nuklir pada 12 Maret 2011 atau sehari setelah tsunami menerjang Jepang. Saat itu pula ketika para pekerja dan penyelamat bergulat untuk mencegah kebocoran radioaktif.
Tapi,Kanjustrumembanggakan aksi kunjungannya itu. Kan sempat dikritik bersikap ragu pada awal penanganan bencana namun belakangan justru ingin campur tangan lebih banyak.Tidak adanya sikap saling percaya antara Kan, birokrat, dan perusahaan operator pengelola reaktor itu, TEPCO telah menghambat jalannya operasi penanganan dampak bencana lanjutan dari bocornya reaktor nuklir.
Pada hearing kemarin, Kan menyerang TEPCO yang gagal untuk terus memberikan informasi kepada pemerintah mengenai insiden itu. ”Saya dulu berpikir ini adalah perang melawan musuh yang tak terlihat. Saya kira, kalau situasinya memang begitu,kami mungkin harus merisikokan nyawa untuk mengalahkannya,”ujar Kan. Kesaksian publik Kan itu muncul setelah sebuah panel swasta yang menyelidiki kecelakaan di Fukushima mengungkapkan, keterlibatan agresif mantan PM itu justru memperburuk krisis.
Panel itu menyebutkan, Kan memerintahkan TEPCO agar mempertahankan pekerja di PLTN itu. Para pakar menyimpulkan,kalau Kan tidak tegas, Fukushima bisa tidak terkendali dan konsekuensinya pun sangat besar. Kesaksian Kan kepada parlemen itu berlangsung setelah satu hari penyelidikan terhadap juru bicara pemerintahan Yukio Edano.Ketika ditanya mengenai kunjungan Kan ke reaktor Fukushima, Edano mengatakan, PM pergi ke lokasi itu karena Badan Keamanan Industri dan Nuklir danTEPCO terlihat ”ragu-ragu dan melemah”.
”Kami sadar bahwa seseorang yang lebih penting dibandingkan seorang wakil menteri industri (yang sudah berada di lokasi reaktor nuklir) seharusnya pergi dan memegang kendali,” kata Edano kepada AFP. Edano juga menjelaskan bahwa dia menolak tawaran Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan pakar nuklir ke kantor PM karena alasan kedaulatan negara. Sebelumnya sebuah komite swasta yang menyelidiki krisis nuklir mengungkapkan, Kan terlibat sangat agresif dalam penanganan bencana itu.
Bahkan, Kan ikut sebagai penyebab krisis nuklir memburuk. Komite mengungkapkan, pengelola reaktor nuklir Fukushima Tokyo Electric Power (TEPCO) ingin meninggalkan kawasan bencana dan mengevakuasi para pekerjanya karena situasi semakin memburuk. Saat itu juga Kan memerintahkan perbaikan reaktor dan meminta para pekerja TEPCO untuk tetap berada di lokasi reaktor.
Para pekerja pun menyimpulkan jika PM tidak bersikeras dengan pendapatnya itu,maka Fukushima bakal semakin tak terkendali dan menyebabkan bencana lebih dahsyat. Puluhan ribu orang dievakuasi dari wilayah di sekitar reaktor Fukushima.Itu karena kekhawatiran semakin menyebarnya radiasi nuklir.Masih banyak orang yang tidak diizinkan untuk kembali rumah mereka karena beberapa wilayah diperkirakan bakal tidak diperbolehkan untuk ditinggali selama beberapa dekade.
Selain mantan pejabat, sebelumnya sejumlah pertanyaan mengenai krisis nuklir telah diajukan oleh anggota panel komisi itu kepada sejumlah anggota parlemen dan ahli dalam industri nuklir.Komisi ini diharapkan akan selesai bekerja dan menyampaikan laporannya pada bulan Juni mendatang.
Bagaimana kondisi reaktor Fukushima saat ini? TEPCO telah mengatakan bahwa reaktor yang terdapat pada Fukushima Daiichi telah berjalan dengan stabil.Meski demikian, para pengamat mengkhawatirkan penanganan pada kolam tempat bahan bakar pada bagian atas gedung reaktor nomor empat yang mengalami kerusakan. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/498667/
Komentar