Partai Buruh Pilih Ketua Hari Ini
SYDNEY– Partai Buruh yang berkuasa di Australia menggelar pemilihan ketua hari ini. Julia Gillard dan Kevin Rudd memperebutkan posisi puncak tersebut setelah konflik berkepanjangan antara keduanya.
Rudd kemarin berjanji bahwa dia akan memberikan “dukungan tegas”pada Gillard jika perdana menteri (PM) wanita pertama di Australia itu memenangkan pemilihan ketua Partai Buruh. Rudd menegaskan, jika dia kalah, dia akan duduk di bangku belakang tanpa melancarkan tantangan kedua.
“Jika Julia (Gillard) kembali menjadi pemenang pada Senin (27/2), dia akan mendapatkan dukungan tegas saya antara hari ini dan pemilu mendatang, karena kami memiliki kepentingan di atas kepentingan pribadi di sini,” kata Rudd kepada Nine Network. “Ini merupakan sesuatu yang lebih besar dibandingkan kita semua. Partai dan pemerintah serta negara ini lebih utama dibandingkan saya.”
Rudd menyerukan persatuan Partai Buruh agar solid dan kuat menghadapi kubu oposisi, Partai Liberal. Rudd yang digulingkan dari jabatan PM Australia pada Juni 2010 itu mengaku mendapatkan dukungan sejumlah menteri kabinet dalam pemilihan hari ini.Dia pun mengingatkan koleganya agar ingat prestasi yang dicapainya ketika menjadi PM.
Meski banyak yang beranggapan bahwa Rudd bakal kalah karena diperkirakan hanya memperoleh dukungan 30-35 suara dari total 103 anggota kaukus Partai Buruh,Rudd mengaku banyak mendapatkan pelajaran.Yang jelas,menurutnya, Partai Buruh harus bersatu, siapa pun pemenangnya. Menurut Rudd, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk bersatu dibandingkan terpecah- belah.
“Apa pun hasilnya, saya akan mengatakan kepada semua pendukung bahwa kita bersatu di belakang pemerintah. Itu dilakukan agar pencapaian yang kita peroleh tidak dicabik-cabik oleh pemimpin oposisi Tony Abbott,” katanya dikutip AFP. Pemilihan ketua baru pada hariinimerupakanpuncakketegangan internal di Partai Buruh yang berujung pengunduran diri Rudd sebagai menteri luar negeri Australia saat berada di Washington pada Rabu (22/2).
Rudd masih bernostalgia atas prestasi yang pernah diraihnya saat membawa Australia melalui krisis keuangan global. Dalam jajak pendapat harian The Age terhadap 20 anggota parlemen Partai Buruh, sebanyak 15 orang mendukung kembali Gillard. Mereka memilih kehilangan kursi di parlemen jika Rudd kembali berkuasa. Rudd menghadapi serangan dari para koleganya.
Menteri Keuangan Australia Wayne Swan menyebut Rudd sebagai pemimpin otokrasi yang congkak. Rudd langsung membantah tuduhan keras itu. Sementara para pendukung Rudd mengakui Gillard diprediksi menang dalam pemilihan ketua Partai Buruh. Meski demikian, ada anggapan bahwa Buruh lebih baik dipimpin Rudd untuk dapat memenangkan pemilu mendatang.
“Saya mendukung Rudd untuk menyelamatkan Partai Buruh. Ini tentang berupaya menempatkan kita pada posisi terbaik untuk tetap dalam pemerintahan,” ujar pendukung Rudd, Menteri Sumber Daya Mineral Australia Martin Ferguson, dikutip Reuters. “Kita akan menyesali hari itu, seperti yang terjadi sekarang, dengan menghormati beberapa kolega saya dan bagaimana mereka menempatkan diri mereka selama pekan lalu.
” Jaksa Agung Nicola Roxon dan Menteri Pendidikan Australia Peter Garrett menolak menjadi menteri jika Rudd menang. Hal sama bakal dilakukan Wayne Swan dan Menteri Hubungan Regional Simon Crean. Sedangkan Martin Ferguson, Menteri Imigrasi Chris Bowen, dan Menteri Transportasi Anthony Albanese mendukung Rudd. Gillard kemarin menyatakan dia menginginkan pemerintahannya bersatu setelah pemilihan ketua Partai Buruh.
“Saya sangat percaya diri karena mendapatkan dukungan kuat dari para kolega saya,” katanya. Sementara itu, kubu oposisi konservatif terus memanfaatkan ketegangan internal Partai Buruh untuk menyudutkan Rudd dan Gillard. Oposisi menyatakan tidak mempermasalahkan siapa yang akan menang sebagai pemimpin baru pemerintahan yang kacau.
“Pemilihan besok tidak akan menyelesaikan masalah. Kita akan tetap memiliki pemerintahan yang jelek,”kata Pemimpin Oposisi Tony Abbott. “Saya pikir solusi terbaik bagi negara ini adalah pergantian pemerintahan.” andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/472951/
Rudd kemarin berjanji bahwa dia akan memberikan “dukungan tegas”pada Gillard jika perdana menteri (PM) wanita pertama di Australia itu memenangkan pemilihan ketua Partai Buruh. Rudd menegaskan, jika dia kalah, dia akan duduk di bangku belakang tanpa melancarkan tantangan kedua.
“Jika Julia (Gillard) kembali menjadi pemenang pada Senin (27/2), dia akan mendapatkan dukungan tegas saya antara hari ini dan pemilu mendatang, karena kami memiliki kepentingan di atas kepentingan pribadi di sini,” kata Rudd kepada Nine Network. “Ini merupakan sesuatu yang lebih besar dibandingkan kita semua. Partai dan pemerintah serta negara ini lebih utama dibandingkan saya.”
Rudd menyerukan persatuan Partai Buruh agar solid dan kuat menghadapi kubu oposisi, Partai Liberal. Rudd yang digulingkan dari jabatan PM Australia pada Juni 2010 itu mengaku mendapatkan dukungan sejumlah menteri kabinet dalam pemilihan hari ini.Dia pun mengingatkan koleganya agar ingat prestasi yang dicapainya ketika menjadi PM.
Meski banyak yang beranggapan bahwa Rudd bakal kalah karena diperkirakan hanya memperoleh dukungan 30-35 suara dari total 103 anggota kaukus Partai Buruh,Rudd mengaku banyak mendapatkan pelajaran.Yang jelas,menurutnya, Partai Buruh harus bersatu, siapa pun pemenangnya. Menurut Rudd, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk bersatu dibandingkan terpecah- belah.
“Apa pun hasilnya, saya akan mengatakan kepada semua pendukung bahwa kita bersatu di belakang pemerintah. Itu dilakukan agar pencapaian yang kita peroleh tidak dicabik-cabik oleh pemimpin oposisi Tony Abbott,” katanya dikutip AFP. Pemilihan ketua baru pada hariinimerupakanpuncakketegangan internal di Partai Buruh yang berujung pengunduran diri Rudd sebagai menteri luar negeri Australia saat berada di Washington pada Rabu (22/2).
Rudd masih bernostalgia atas prestasi yang pernah diraihnya saat membawa Australia melalui krisis keuangan global. Dalam jajak pendapat harian The Age terhadap 20 anggota parlemen Partai Buruh, sebanyak 15 orang mendukung kembali Gillard. Mereka memilih kehilangan kursi di parlemen jika Rudd kembali berkuasa. Rudd menghadapi serangan dari para koleganya.
Menteri Keuangan Australia Wayne Swan menyebut Rudd sebagai pemimpin otokrasi yang congkak. Rudd langsung membantah tuduhan keras itu. Sementara para pendukung Rudd mengakui Gillard diprediksi menang dalam pemilihan ketua Partai Buruh. Meski demikian, ada anggapan bahwa Buruh lebih baik dipimpin Rudd untuk dapat memenangkan pemilu mendatang.
“Saya mendukung Rudd untuk menyelamatkan Partai Buruh. Ini tentang berupaya menempatkan kita pada posisi terbaik untuk tetap dalam pemerintahan,” ujar pendukung Rudd, Menteri Sumber Daya Mineral Australia Martin Ferguson, dikutip Reuters. “Kita akan menyesali hari itu, seperti yang terjadi sekarang, dengan menghormati beberapa kolega saya dan bagaimana mereka menempatkan diri mereka selama pekan lalu.
” Jaksa Agung Nicola Roxon dan Menteri Pendidikan Australia Peter Garrett menolak menjadi menteri jika Rudd menang. Hal sama bakal dilakukan Wayne Swan dan Menteri Hubungan Regional Simon Crean. Sedangkan Martin Ferguson, Menteri Imigrasi Chris Bowen, dan Menteri Transportasi Anthony Albanese mendukung Rudd. Gillard kemarin menyatakan dia menginginkan pemerintahannya bersatu setelah pemilihan ketua Partai Buruh.
“Saya sangat percaya diri karena mendapatkan dukungan kuat dari para kolega saya,” katanya. Sementara itu, kubu oposisi konservatif terus memanfaatkan ketegangan internal Partai Buruh untuk menyudutkan Rudd dan Gillard. Oposisi menyatakan tidak mempermasalahkan siapa yang akan menang sebagai pemimpin baru pemerintahan yang kacau.
“Pemilihan besok tidak akan menyelesaikan masalah. Kita akan tetap memiliki pemerintahan yang jelek,”kata Pemimpin Oposisi Tony Abbott. “Saya pikir solusi terbaik bagi negara ini adalah pergantian pemerintahan.” andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/472951/
Komentar